Sebungkus Rokok saja Diambil, Gimana Kalau Dompet atau Hp

SAYA merasa bersalah dan berdosa. Niat baik saya kalah oleh niat jelek saya. Padahal kejadiannya di rumah Allah. Di dalam mushola salah satu pom bensin. Saat saya sedang melaksanakan sholat dzuhur. Saya jadi teringat kisah Nabi Adam AS. Mungkin Nabi Adam meraih buah khuldi tadinya sekedar iseng. Tapi gara-gara keisengan itu, Nabi Adam harus terusir dari surga.

Saya juga tadinya iseng. Niat baik saya, sebungkus rokok yang jatuh di depan saya akan saya kasih ke orang yang tadi sholat di depan saya. Tapi niat jelek saya tiba-tiba berbisik. Nanti saja dikasihnya setelah saya selesai wirid. Biar nggak diambil orang, atau keinjak orang. Sebungkus rokok itu saya ambil dulu. Saya simpan di samping.

Sebungkus-Rokok-saja-Diambil-Gimana-Kalau-Dompet-atau-Hp.jpg

Teledornya saya. Di sekitaran mushola lagi banyak orang. Mereka bukan sekedar mengisi bensin dan melaksanakan sholat. Mereka sedang beristirahat melemaskan otot-otot yang tegang setelah menempuh perjalanan jauh. Segala jenis mobil dan motor berjejer di area parkir pom bensin. Tak ketinggalan aneka jenis makanan pun tersedia, dijajakan para pedagang yang biasa jualan di rest area pom bensin.

Saat orang yang kehilangan rokok tiba-tiba masuk lagi ke dalam mushola terus mengambil rokok miliknya yang ada di samping saya. Jantung saya seketika berdetak kencang. Saya langsung bergumam: "Ya, allah, kenapa rokok itu saya ambil." Kenapa saya tidak lekas berdiri, mengejar orang itu, terus berkata kalau rokoknya tadi jatuh. Kenapa harus wiridan dulu.

Sebungkus-Rokok-saja-Diambil-Gimana-Kalau-Dompet-atau-Hp.jpg

Harusnya saya melakukan cara yang paling aman, biarkan rokok itu tergeletak di tengah mushola, jangan dipungut terus disimpan di samping. Nasi sudah jadi bubur. Suudzon saya, orang itu pasti nyangka kalau rokok milik dia mau saya ambil. Jantung saya semakin dag dig dug, waktu keluar dari mushola, orang itu duduk bersama keluarganya tepat di tempat saya nyimpan jaket, tas, dan sandal.

Selain merasa bersalah dan berdosa. Saya juga merasa malu. Saya masbuk dan bermakmum ke orang itu. Rokok milik dia jatuh ketika dia keluar dari mushola sementara saya sedang menyelesaikan 2 rakaat terakhir. Lagi-lagi suudzon saya, orang itu ngira saya orang nggak benar. Pura-pura sholeh, suka sholat, tapi saat ada barang milik orang tergeletak, langsung diembat.

Orang itu pasti mikir. Sebungkus rokok saja diambil. Gimana kalau dompet atau Hp. Yang paling saya takutkan. Seandainya orang itu sampai mempermasalahkan. Nuduh saya nyuri misalnya. Urusannya bakal berabe. Untungnya apa yang saya takutkan tidak sampai terjadi. Peristiwa kemarin harus saya jadikan pelajaran. Kalau mau berbuat baik jangan sampai ditunda-tunda.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url