Nemu Dompet di Sebuah Minimarket
PAS lagi bokek alias nggak punya duit. Pernah nggak sih teman-teman kepikiran seperti ini. Seandainya nemu duit Rp 100.000 di jalan, pasti akan saya ambil. Sayangnya, uang Rp 100.000 yang teman-teman bayangin itu nggak pernah ketemu. Lucunya, waktu teman-teman lagi ada duit. Terus teman-teman nggak pernah kepikiran nemu duit. Tanpa sengaja teman-teman lihat uang entah Rp 10.000, Rp 5000, tergeletak di jalan.
Kadang saya juga suka berpikiran seperti itu. Manusiawi mungkin ya. Namanya lagi nggak punya duit. Pikiran seperti itu suka muncul seketika. Jujur, kalau iman saya lagi tipis, uang Rp 1000 – Rp 2000 perak yang saya temukan di jalan, suka saya ambil. Begitu pun sebaliknya, kalau iman lagi tebal, uang Rp 20.000 – Rp 50.000 yang saya temukan di jalan, nggak pernah saya ambil.
Beberapa bulan yang lalu. Saya pernah nemu dompet di sebuah minimarket. Dompet cewek warna pink. Tergeletak di kursi panjang dekat mesin ATM. Isinya ada KTP, kartu pelajar, STNK, dan uang Rp 300.000. Karena iman saya lagi tebal. Kebetulan waktu itu saya lagi belanja kebutuhan sehari-hari di minimarket. Lagi ada duit intinya. Dompet itu saya serahkan ke security minimarket buat diserahin ke pemiliknya.
Sementara waktu iman saya lagi tipis. Padahal waktu itu saya habis pulang sholat shubuh. Saya nemu cokelat Silverqueen tergeletak di depan rumah orang kaya. Karena nggak ada siapa-siapa. Cokelat Silverqueen itu kemudian saya ambil. Saya bawa pulang ke rumah. Waktu masih tinggal di kontrakan dulu. Istri saya pernah nemu kue bolu 2 box di jalan baru. Bedanya, Silverqueen kita makan bareng-bareng. Kue bolu yang 2 box kita buang ke sungai.
Ngomongin nemu duit di jalan. Selain faktor keimanan. Ada juga kaitannya dengan faktor kejujuran. Orang yang imannya kuat dan jujur, tidak akan pernah tergoda untuk mengambil uang yang mereka temukan di jalan berapa pun nominalnya. Sedangkan orang yang lemah iman dan tidak jujur, pasti akan tergoda untuk mengambil uang yang mereka temukan di jalan berapa pun nominalnya.
Pertanyaannya, apakah teman-teman termasuk orang yang imannya kuat dan jujur? Jawabannya silahkan dijawab oleh teman-teman sendiri baik secara lisan atau cukup di dalam hati. Karena seperti yang sudah saya ceritakan tadi, manusiawi kalau kita nemu uang di jalan terus kita tergoda buat mengambilnya. Tentu alangkah baiknya kalau uang yang kita temukan di jalan, kita sumbangkan ke orang lain, atau kita masukin ke dalam kotak amal.
Kemarin waktu saya mau sholat dzuhur. Saya nemu duit Rp 5000 tergeletak dekat buah-buahan yang dijajakan oleh pedagang di halaman masjid dekat tempat wudhu. Waktu saya bilang ke pedagangnya itu ada uang jatuh. Si abang pedagangnya malah bilang, itu bukan duit saya. Duit yang Rp 5000 itu dibiarkan tergeletak nggak mau dia ambil.
Di situ saya benar-benar malu. Pedagang buah-buahan saja, yang jelas-jelas lagi dagang, jelas-jelas membutuhkan uang buat dibawa pulang ke rumah, enggan mengambil uang yang bukan haknya dia. Masa saya yang nggak lagi dagang, ke masjid niat mau sholat dzuhur, malah ngambil uang yang terjatuh entah punya siapa.
Kadang saya juga suka berpikiran seperti itu. Manusiawi mungkin ya. Namanya lagi nggak punya duit. Pikiran seperti itu suka muncul seketika. Jujur, kalau iman saya lagi tipis, uang Rp 1000 – Rp 2000 perak yang saya temukan di jalan, suka saya ambil. Begitu pun sebaliknya, kalau iman lagi tebal, uang Rp 20.000 – Rp 50.000 yang saya temukan di jalan, nggak pernah saya ambil.
Beberapa bulan yang lalu. Saya pernah nemu dompet di sebuah minimarket. Dompet cewek warna pink. Tergeletak di kursi panjang dekat mesin ATM. Isinya ada KTP, kartu pelajar, STNK, dan uang Rp 300.000. Karena iman saya lagi tebal. Kebetulan waktu itu saya lagi belanja kebutuhan sehari-hari di minimarket. Lagi ada duit intinya. Dompet itu saya serahkan ke security minimarket buat diserahin ke pemiliknya.
Sementara waktu iman saya lagi tipis. Padahal waktu itu saya habis pulang sholat shubuh. Saya nemu cokelat Silverqueen tergeletak di depan rumah orang kaya. Karena nggak ada siapa-siapa. Cokelat Silverqueen itu kemudian saya ambil. Saya bawa pulang ke rumah. Waktu masih tinggal di kontrakan dulu. Istri saya pernah nemu kue bolu 2 box di jalan baru. Bedanya, Silverqueen kita makan bareng-bareng. Kue bolu yang 2 box kita buang ke sungai.
Ngomongin nemu duit di jalan. Selain faktor keimanan. Ada juga kaitannya dengan faktor kejujuran. Orang yang imannya kuat dan jujur, tidak akan pernah tergoda untuk mengambil uang yang mereka temukan di jalan berapa pun nominalnya. Sedangkan orang yang lemah iman dan tidak jujur, pasti akan tergoda untuk mengambil uang yang mereka temukan di jalan berapa pun nominalnya.
Pertanyaannya, apakah teman-teman termasuk orang yang imannya kuat dan jujur? Jawabannya silahkan dijawab oleh teman-teman sendiri baik secara lisan atau cukup di dalam hati. Karena seperti yang sudah saya ceritakan tadi, manusiawi kalau kita nemu uang di jalan terus kita tergoda buat mengambilnya. Tentu alangkah baiknya kalau uang yang kita temukan di jalan, kita sumbangkan ke orang lain, atau kita masukin ke dalam kotak amal.
Kemarin waktu saya mau sholat dzuhur. Saya nemu duit Rp 5000 tergeletak dekat buah-buahan yang dijajakan oleh pedagang di halaman masjid dekat tempat wudhu. Waktu saya bilang ke pedagangnya itu ada uang jatuh. Si abang pedagangnya malah bilang, itu bukan duit saya. Duit yang Rp 5000 itu dibiarkan tergeletak nggak mau dia ambil.
Di situ saya benar-benar malu. Pedagang buah-buahan saja, yang jelas-jelas lagi dagang, jelas-jelas membutuhkan uang buat dibawa pulang ke rumah, enggan mengambil uang yang bukan haknya dia. Masa saya yang nggak lagi dagang, ke masjid niat mau sholat dzuhur, malah ngambil uang yang terjatuh entah punya siapa.