Cerita Pendek: Melanie


Cerita-Pendek-Melanie ANAK bandel! Sudah dibilang jangan pergi ke kampus juga tetap saja pergi. Kalau sudah begini coba, siapa yang repot? Mana handphone-nya nggak aktif lagi, ke mana mesti menghubunginya? Melanie! Melanie! Kenapa sih nggak pernah nurut sama Tante? Melanie itu sebenarnya anak yang baik. Tahajudnya juga rajin. Tante bilang bandel itu karena Tante lagi kesel saja. Meskipun Tante bukan ibu kandungnya. Tapi Tante ini sayang sekali sama Melanie.

Sehabis tahajud itu. Tante masih sempat denger, Melanie telpon-telponan sama Doni. Ngomongnya pakai sayang-sayangan segala. Mesra sekali pokoknya. Kayak sepasang kekasih saja. Itu dia, susah menjelaskannya. Sebenarnya Tante sendiri bingung. Tante bener-bener tidak tahu siapa Doni itu. Setahu Tante, Melanie dan Doni sekalipun belum pernah ketemu. Komunikasi mereka cuma lewat telpon saja. Makanya aneh, kok bisa yah?

Jadi gimana? Melanie diculik yah? Kalau sampai orang tuanya tahu, bisa celaka. Tante bener-bener stress. Orang tua Melanie pasti nyalahin Tante. Ah, pusing! Pusing sekali! Ya, Allah! Di mana kau Melanie? Terus terang, kalau sampai Melanie benar-benar diculik. Entah itu sama Doni, atau sama siapa, Tante miris sekali mendengarnya. Tahu sendiri kan? Di koran-koran, di tv-tv, yang namanya penculikan, makin hari makin banyak saja kasusnya. Ada Rasyalah. Ada Inoellah. Ada Yulvielah. Miris pokoknya.
Tapi, seandainya Melanie diculik sama Doni. Terus, kira-kira motifnya apa ya? Uang? Cinta? Atau, jangan-jangan, selama tinggal sama Tante, Melanie merasa terkekang? Ya, ampun. Tidak mungkinlah. Tante kasih tahu ya. Semenjak orang tuanya menitipkan Melanie sama Tante dua tahun lalu. Sekalipun Tante belum pernah, apa itu, mengekangnya, memingitnya, atau bahkan, maaf, sampai menyiksanya. Ih amit-amit! Jangan kan begitu, siapa pun yang datang ke rumah Tante nanyain Melanie. Jarang sekali, Tante bertanya dari mana, atau ada perlu apa? Tidak pernah sama sekali. Kalau nggak percaya, silahkan tanya sama Om.

Selama ini, banyak kok laki-laki yang datang ke rumah, nanyain Melanie. Jalan sama Melanie. Si itu yah Om, siapa? Yang kemarin ngasih kita buah anggur itu? Ya, Si Ghofur. Orangnya jelek banget. Tapi, Tante dan Om tidak pernah melarangnya. Bukan, bukan karena Si Ghofur, ngasih buah anggur sama Tante. Bukan. Itu lain lagi masalahnya. Tapi, kadang, Tante juga suka berfikir. Melanie itu kan belum pernah pacaran. Bisa saja si Doni orangnya pintar merayu. Yang namanya perempuan, Tante juga bisa merasakan. Kalau sudah dirayu sama laki-laki, bawaannya itu gimana gituh!

Ya, kemungkinan seperti itu, bisa jadi. Selama telpon-telponan atau sms-smsan sama Si Doni, Melanie termakan bujuk rayunya. Di ajak ke Parislah, ke Amsterdamlah. Jalan-jalanlah, belanja-belanji. Eh pas ketemu orangnya. Janjian gitu, jajannya cuma nasi goreng di pinggir jalan. Itu juga pakai duit masing-masing. Cape deh! Pengalaman pribadi Si Om tuh, kacau!

Dari pada ngobrol ke sana kemari. Sekarang mendingan kita berdoa saja, semoga Melanie cepat pulang. Semoga bapak-bapak polisi bisa melacak di mana keberadaan Melanie sekarang. Kita berdoa saja, semoga tidak terjadi apa-apa sama Melanie. Berdoa, Melanie segera ditemukan. Biar bisa berkumpul lagi bersama kita.

Sekarang anterin Tante pulang yah. Dari semalem Tante belum tidur. Ngantuk banget nih. Tapi kalau bisa, sebelum ke rumah, kita ke apotik dulu. Lupa, resep obat yang buat Si Om belum ditebus. Kalau belanja tepung terigu ke pasar sudah kan kemarin, berapa kilo belinya? O iya, nanti kalau sudah sampai di rumah, jangan dulu pulang. Bantuin Si Om bikin kandang burung. Tenang salamnya nanti Tante sampein.

O iya, sampai lupa. Kenapa sih kamu suka sama Si Rina? Si Rina kan janda? Kamu itu like father like son! Seneng sama janda. Dulu, sebelum nikah sama Si Om, sebenarnya Tante pernah pacaran dulu sama bapak kamu. Waktu pacaran sama bapak kamu, status Tante sudah janda. Cuma waktu itu, ibu kamu marah-marah. Tante sampai dibilang cewek gatel. Gara-gara pacaran sama bapak kamu. Dari pada bikin masalah. Akhirnya Tante relain bapak kamu kawin sama ibu kamu. Tapi, sudahlah. Itu cuma masa lalu kok. Tenang pokoknya salam kamu sama si Rina, nanti Tante sampein.

Sudah yah. Tante mau tidur dulu. Udah nggak kuat nih, ngantuk. Nanti kalau sudah sampai di apotik, bangunin ya. Awas lho, hati-hati bawa mobilnya. Jangan kenceng-kenceng.

Hoaaaaaam, Melanie, Melanie! Lagi di mana kamu sekarang? Tante kangen banget sama kamu! Kangen banget!

I miss you, Melanie!

Tasikmalaya, 1 Desember 2008


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url