Sholat di Sana, Saya Merasa Dilayani dan Diperlakukakn Seperti Tamu Istimewa

PALING enak kalau saya lagi berpergian, pas dengar suara adzan atau sudah masuk waktu sholat, saya singgah di masjid yang bagus, toiletnya bersih, suasananya adem. Bagus di sini tidak mesti mewah, bertingkat, lantainya kinclong, kubahnya tinggi. Tapi masjid yang terurus, toiletnya wangi, airnya bening, karpetnya empuk, bisa dipakai tiduran atau leyeh-leyeh sebentar.

Di lingkungan yang kondusif. Masyarakatnya guyub, rajin, agamis, dan terdidik. Masjid yang seperti itu sudah pasti sangat mudah kita jumpai. Sebaliknya, jika lingkungannya gersang, masyarakatnya individualis, malas, kurang akan pemahaman agama, dan tidak terlalu memperhatikan pendidikan. Masjid yang dibangun biasanya seadanya. Tidak terawat. Toiletnya kotor, bau pesingnya menyengat.

Sholat-di-Sana-Saya-Merasa-Dilayani-dan-Diperlakukakn-Seperti-Tamu-Istimewa.jpg

Bukan cuma masjid. Mushola pom bensin juga termasuk. Saya paling suka transit untuk istirahat sejenak di pom bensin yang musholanya bagus, bersih, terawat. Berbeda dengan masjid, di mana takmir atau pengurus masjidnya tidak selalu ada di tempat. Mushola pom bensin biasanya suka ada yang jaga. Sangat mengherankan bila mushola pom bensin kotor, bau, dan tidak terawat.

Apalagi kalau masjidnya (termasuk mushola pom bensin) ada yang jualan. Anak-anak paling suka. Sambil istirahat nunggu orang tuanya sholat. Anak-anak biasanya suka jajan. Kalau sudah begitu. Dari yang tadinya sekedar transit. Cuma istirahat sebentar. Karena banyak pedagang. Malah keenakan. Jajan bakso. Jajan mie ayam. Jajan kupat tahu. Jajan kelapa muda. Jajan es durian.

Sholat-di-Sana-Saya-Merasa-Dilayani-dan-Diperlakukakn-Seperti-Tamu-Istimewa.jpg

Soal pedagang yang jualan di masjid, atau pom bensin. Saya melihatnya lebih ke seni tersendiri. Mereka, para pedagang, adalah saudara-saudara kita yang sedang mencari rezeki. Selama mereka taat aturan, bisa menjaga kebersihan, dan tidak menganggu orang yang sedang melaksanakan sholat buat saya asyik-asyik saja. Bahasan saya tetap fokus ke masjid yang bikin adem suasana.

Di balik masjid yang bagus, bersih, dan terawat. Saya harus mengucapkan banyak-banyak terima masih pada takmir dan pengurus masjid yang sudah mengelola masjid dengan baik. Tanpa keberadaan mereka saya tidak akan mendapatkan suasana yang diinginkan. Tanpa keridhoan dan keikhlasan mereka mengelola masjid saya tidak akan bisa beribadah dengan khusyuk.

Tulisan ini, jujur, terinspirasi oleh masjid yang saya singgahi kemarin. Yang membuat saya tertarik untuk membahasnya. Masjidnya megah, halaman parkirnya luas, toiletnya nyaman, tempat wudhunya unik. Di samping kran tempat wudhu, disediain sabun cair buat cuci tangan. Sholat di sana, saya merasa dilayani dan diperlakukan seperti tamu istimewa.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url