Meskipun Banyak Saingan, Penjual Fried Chicken Banyak yang Bertahan
LAGI bikin bungkus ketupat di teras rumah. Tiba-tiba teman saya datang bawa motor sendirian. Sengaja singgah katanya habis pulang nganterin air cacing. Setelah berhenti jualan fried chicken di pinggir jalan. Sehari-hari teman saya jualan air cacing buat obat penurun panas dan berbagai penyakit lainnya. Ngeramu sendiri dititipin ke warung-warung.
Karena lagi tanggung bantuin istri bikin bungkus ketupat. Saya ajak saja teman saya ngobrol ngalor ngidul di teras rumah. Nggak saya ajak ke dalam. Bahkan nggak saya suguhin minum. Kebetulan hari itu saya dan istri lagi puasa sunah dua hari sebelum hari raya Idul Adha. Jadi di rumah nggak ada makanan. Istri saya nggak masak.
Awalnya kita ngobrol standar. Cuma obrolan ringan antara dua orang teman yang sudah lama nggak ketemu. Lama-lama jadi serius setelah teman saya bilang kalau tangan kanannya dari mulai pundak sampai jari tangan tersiram air panas. Saya jadi penasaran gimana ceritanya tangan kanannya bisa tersiram air panas. Sebagian lukanya sempat ditunjukin ke saya.
Rupanya setelah lama tidak bertemu, teman saya nyambi kerja jualan bakso ikan keliling ke kampung-kampung. Nahas di hari ketiga dia jualan. Entah karena lagi stress banyak pikiran atau barang dagangannya terlalu banyak. Gerobaknya oleng, dia tersungkur, kemudian kuah bakso ikan yang mendidih panas tumpah menimpa tangannya.
Sambil dengerin ceritanya. Tiba-tiba kisah perjalanan hidupnya berkelebat di kepala. Terbayang saat dia baru menikah kerja jadi office boy di salah satu kampus. Terus beralih jualan fried chicken. Beralih lagi jualan air cacing. Sempat bantuin saya jualan lauk pauk. Sempat jualan usus goreng. Jadi kuli bangunan. Sampai terakhir jualan bakso ikan.
Sebagai teman saya tahu kekurangan dan kelebihan dia. Dari kisah hidup dia yang terbersit di kepala. Saya bisa ambil kesimpulan kalau teman saya ini orangnya tidak punya pendirian. Orangnya plin-plan. Dia selalu tergiur dan tergoda dengan bisnis orang lain yang dikiranya hebat. Padahal rezeki setiap orang sudah ditakar.
Udah gitu, kalau dia sudah terjun ke bisnis baru dia tidak fokus dan konsisten menggeluti bisnis barunya itu karena keburu tergiur dan tergoda lagi oleh bisnis yang lain. Kalau dulu dia fokus jadi office boy atau konsisten jualan fried chicken. Mungkin kondisi ekonominya tidak akan sesusah ini. Tidak akan separah ini. Buktinya, meskipun banyak saingan, termasuk Lazatto, penjual fried chicken di pinggir jalan sampai sekarang masih banyak yang bertahan.
Karena lagi tanggung bantuin istri bikin bungkus ketupat. Saya ajak saja teman saya ngobrol ngalor ngidul di teras rumah. Nggak saya ajak ke dalam. Bahkan nggak saya suguhin minum. Kebetulan hari itu saya dan istri lagi puasa sunah dua hari sebelum hari raya Idul Adha. Jadi di rumah nggak ada makanan. Istri saya nggak masak.
Awalnya kita ngobrol standar. Cuma obrolan ringan antara dua orang teman yang sudah lama nggak ketemu. Lama-lama jadi serius setelah teman saya bilang kalau tangan kanannya dari mulai pundak sampai jari tangan tersiram air panas. Saya jadi penasaran gimana ceritanya tangan kanannya bisa tersiram air panas. Sebagian lukanya sempat ditunjukin ke saya.
Rupanya setelah lama tidak bertemu, teman saya nyambi kerja jualan bakso ikan keliling ke kampung-kampung. Nahas di hari ketiga dia jualan. Entah karena lagi stress banyak pikiran atau barang dagangannya terlalu banyak. Gerobaknya oleng, dia tersungkur, kemudian kuah bakso ikan yang mendidih panas tumpah menimpa tangannya.
Sambil dengerin ceritanya. Tiba-tiba kisah perjalanan hidupnya berkelebat di kepala. Terbayang saat dia baru menikah kerja jadi office boy di salah satu kampus. Terus beralih jualan fried chicken. Beralih lagi jualan air cacing. Sempat bantuin saya jualan lauk pauk. Sempat jualan usus goreng. Jadi kuli bangunan. Sampai terakhir jualan bakso ikan.
Sebagai teman saya tahu kekurangan dan kelebihan dia. Dari kisah hidup dia yang terbersit di kepala. Saya bisa ambil kesimpulan kalau teman saya ini orangnya tidak punya pendirian. Orangnya plin-plan. Dia selalu tergiur dan tergoda dengan bisnis orang lain yang dikiranya hebat. Padahal rezeki setiap orang sudah ditakar.
Udah gitu, kalau dia sudah terjun ke bisnis baru dia tidak fokus dan konsisten menggeluti bisnis barunya itu karena keburu tergiur dan tergoda lagi oleh bisnis yang lain. Kalau dulu dia fokus jadi office boy atau konsisten jualan fried chicken. Mungkin kondisi ekonominya tidak akan sesusah ini. Tidak akan separah ini. Buktinya, meskipun banyak saingan, termasuk Lazatto, penjual fried chicken di pinggir jalan sampai sekarang masih banyak yang bertahan.