Efek Negatif dan Positif Kalau Kita Tidak Suka Bertanya

TIAP ketemu orang asing di jalan. Istri saya suka misuh-misuh kalau saya ngobrol dengan orang asing tersebut. Dibilangnya saya kepolah, so tau lah, SKSD lah. Padahal kalau saya ngobrol dengan orang asing siapa pun itu. Cakrawala pengetahuan saya jadi terbuka. Kadang dari obrolan saya dengan orang asing tak jarang saya mendapatkan inspirasi dan peluang bisnis.

Saya suka kesal dan heran dengan reaksi yang ditunjukan oleh istri. Ia tidak tahu seni dalam berkomunikasi. Dalam ilmu komunikasi kita dituntut untuk banyak tanya dan banyak ngobrol dengan berbagai narasumber agar pengetahuan kita bertambah. Wawasan kita meningkat. Kalau kita tidak suka bertanya. Tidak suka ngobrol. Wawasan dan pengetahuan kita jadi mandeg.

Efek-Negatif-dan-Positif-Kalau-Kita-Tidak-Suka-Bertanya.jpg

Ada dua kasus yang ingin saya ceritakan di sini terkait efek negatif dan positif kalau kita tidak suka bertanya dan ngobrol dengan orang asing yang kita temui di jalan atau di mana saja saat kita singgah. Dua-duanya bersinggungan langsung dengan istri saya secara pribadi. Dalam hal ini, efek negatif dan positifnya bisa dirasakan sendiri oleh istri saya.

Kita omongin yang negatifnya dulu. Suatu hari saya ajak istri saya jalan-jalan ke satu daerah. Rencananya waktu itu mau lihat rumah yang mau dijual. Karena lokasi rumahnya belum jelas. Di jalan saya tanya sama seseorang. Sama orang tersebut ditunjukilah alamat dan jalannya. Lucunya, orang yang saya tanya itu kata istri saya adalah temannya waktu kecil di kampung.

Efek-Negatif-dan-Positif-Kalau-Kita-Tidak-Suka-Bertanya.jpg

Di situ saya langsung marah sama istri saya. Kenapa kamu diam saja. Kenapa nggak ditanya. Kalau benar itu teman waktu kecil. Besok-besok kita bisa silaturahmi ke rumahnya. Namanya tinggal di luar kota, ikut sama suami, ketemu orang satu kampung (apalagi teman waktu kecil) kayak ketemu dengan saudara.

Sekarang lanjut yang positifnya. Tempo hari saya main ke rumah seseorang bareng istri saya. Orang tersebut ternyata suka berjualan ketupat. Berhubung mau lebaran Idul Adha. Orderan ketupatnya jadi meningkat. Pas lagi ngobrol itu tidak sengaja saya ngelihat sekarung janur di teras rumahnya. Saya tanya saja. Janur itu buat bikin bungkus ketupat bukan. Sama orang tersebut dijawab iya.

Saya bilang saja istri saya bisa bikin bungkus ketupat. Saat itu juga dites bikin 1-2 bungkus langsung jadi. Orang itu senang dan nyuruh istri saya bantuin bikin bungkus ketupat soalnya dia lagi keteteran. Sekarung janur itu pun kemudian kita bawa pulang. Coba kalau saya nggak nanya, nggak ngobrol, mungkin istri saya tidak bakal mendapatkan peluang bisnis bikin bungkus ketupat yang upahnya cukup lumayan.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url