Dengerin Lagu Mangu, Saya Jadi Ikutan Termangu
SELAMA ini saya sering dengar lagu itu. Tapi nggak tahu siapa yang nyanyi, nggak tahu judulnya apa. Uniknya, di balik ketidaktahuan saya atau keterlambatan saya mengenal lagu tersebut. Saya justru sering nonton grup band pemilik lagu tersebut menyanyikan lagu lain di Youtube.
Saya baru tahu kalau lagu itu judulnya Mangu dan grup band pemilik lagu tersebut adalah Fourtwnty setelah kemarin di beranda Youtube muncul video Noah dengan judul Mangu. Saya pikir Noah mengeluarkan single terbaru. Setelah saya lihat videonya dan dengar bagian reff nya saya langsung berkata dalam hati. Perasaan saya sering dengar lagu ini.
Karena penasaran saya coba searching di Youtube. Kekagetan saya tenyata tidak cukup hanya pada judul dan penyanyi. Lihat komentarnya yang sampai ribuan gituh ternyata lagu ini mengisahkan tentang hubungan dua pasangan yang berbeda keyakinan. Dari komentar-komentar yang saya baca. Tiba-tiba saya jadi terbawa suasana.
Meski tidak sempat jatuh cinta. Tidak sempat menjalin hubungan yang lebih intens. Saya pernah berkenalan dengan seseorang yang berbeda agama. Dulu waktu zaman telpon umum koin. Seseorang itu namanya Via. Walau pun kisahnya sangat singkat. Tapi sampai sekarang saya masih ingat alamat rumahnya.
Gara-gara dengar lagu Mangu. Saya jadi berkhayal. Seandainya hubungan saya dengan Via waktu itu berlanjut. Mungkin saya bisa lebih dalam memahami dan memaknai lagu Mangu. Saya sendiri lupa waktu itu kita tiba-tiba lose contact apa karena saya tahu kalau dia berbeda keyakinan dengan saya. Atau karena Via dan keluarganya pindah keluar kota.
Yang jelas dan masih saya ingat. Waktu itu pas lagi moment Idul Adha saya coba telepon ke rumahnya yang ngangkat saudaranya. Via katanya nggak ada lagi keluar. Saya tanya lagi lihat penyembelihan sapi ya ke saudaranya setengah bercanda. Saudaranya itu kemudian bilang. Nggak, Via lagi ke gereja. Via kan non muslim.
Sejak tahu Via non muslim. Saya mulai jaga jarak. Pernah beberapa kali saya telpon Via. Via orangnya welcome. Meski kita berbeda keyakinan. Via pernah nyuruh saya main ke rumahnya. Ngasih nomer dan alamat jalan rumahnya. Saya sempat main ke rumahnya tapi cuma sampai pagar depan. Rumahnya besar dan mewah.
Via. Telpon umum koin. Non muslim. Sekian puluh tahun berlalu. Kisah singkat itu kembali terangkat berkat lagu Mangu. Ternyata saya hampir mengalami apa yang tersirat dalam lagu itu. Dengerin dari awal sampai akhir lagu Mangu, tiba-tiba saya jadi ikutan termangu.
Saya baru tahu kalau lagu itu judulnya Mangu dan grup band pemilik lagu tersebut adalah Fourtwnty setelah kemarin di beranda Youtube muncul video Noah dengan judul Mangu. Saya pikir Noah mengeluarkan single terbaru. Setelah saya lihat videonya dan dengar bagian reff nya saya langsung berkata dalam hati. Perasaan saya sering dengar lagu ini.
Karena penasaran saya coba searching di Youtube. Kekagetan saya tenyata tidak cukup hanya pada judul dan penyanyi. Lihat komentarnya yang sampai ribuan gituh ternyata lagu ini mengisahkan tentang hubungan dua pasangan yang berbeda keyakinan. Dari komentar-komentar yang saya baca. Tiba-tiba saya jadi terbawa suasana.
Meski tidak sempat jatuh cinta. Tidak sempat menjalin hubungan yang lebih intens. Saya pernah berkenalan dengan seseorang yang berbeda agama. Dulu waktu zaman telpon umum koin. Seseorang itu namanya Via. Walau pun kisahnya sangat singkat. Tapi sampai sekarang saya masih ingat alamat rumahnya.
Gara-gara dengar lagu Mangu. Saya jadi berkhayal. Seandainya hubungan saya dengan Via waktu itu berlanjut. Mungkin saya bisa lebih dalam memahami dan memaknai lagu Mangu. Saya sendiri lupa waktu itu kita tiba-tiba lose contact apa karena saya tahu kalau dia berbeda keyakinan dengan saya. Atau karena Via dan keluarganya pindah keluar kota.
Yang jelas dan masih saya ingat. Waktu itu pas lagi moment Idul Adha saya coba telepon ke rumahnya yang ngangkat saudaranya. Via katanya nggak ada lagi keluar. Saya tanya lagi lihat penyembelihan sapi ya ke saudaranya setengah bercanda. Saudaranya itu kemudian bilang. Nggak, Via lagi ke gereja. Via kan non muslim.
Sejak tahu Via non muslim. Saya mulai jaga jarak. Pernah beberapa kali saya telpon Via. Via orangnya welcome. Meski kita berbeda keyakinan. Via pernah nyuruh saya main ke rumahnya. Ngasih nomer dan alamat jalan rumahnya. Saya sempat main ke rumahnya tapi cuma sampai pagar depan. Rumahnya besar dan mewah.
Via. Telpon umum koin. Non muslim. Sekian puluh tahun berlalu. Kisah singkat itu kembali terangkat berkat lagu Mangu. Ternyata saya hampir mengalami apa yang tersirat dalam lagu itu. Dengerin dari awal sampai akhir lagu Mangu, tiba-tiba saya jadi ikutan termangu.