Rezeki Ada Di Mana-Mana, Tinggal Kita Mau MendekatiNya Atau Tidak
SEBAGAI manusia, kita hanya disuruh untuk berusaha. Rezeki biar Allah yang mengatur. Kalimat ini kalau kita hayati dan renungi secara mendalam. Memang Benar-benar terbukti. Apalagi kalau bukan cuma dihayati dan direnungi alias dipraktekan dengan sungguh-sungguh. Hasilnya tidak akan menghianati proses. Soal besar kecil rezeki yang kita dapat. Itu tergantung usaha dan bisnis yang kita kelola.
Pernahkah kefikiran oleh kita kalau rezeki itu sebenarnya sudah dikunci. Jika tidak, mari kita bermain dengan logika. Misal kita mau beli batagor. Kita sudah punya langganan. Waktu kita mau beli batagor. Ternyata yang jual batagornya nggak jualan. Nah, saat di jalan tiba-tiba ketemu sama yang jualan cilok. Uang yang tadinya mau kita beliin batagor malah kita beliin cilok.
Kita niatnya mau beli batagor. Tapi yang jualan batagornya nggak jualan. Terus yang jualan cilok berangkat dari rumah niatnya mencari rezeki. Di tengah jalan ketemulah kita dengan penjual cilok tersebut. Lalu terjadilah transaksi. Kita beli cilok ke dia. Tukang cilok dapat uang dari kita. Kalau kita runut dari awal dan kita imani sampai akhir. Uang yang ada disaku kita itu sudah dikunci untuk tukang cilok bukan untuk tukang batagor.
Sebagai seorang pedagang. Prinsip rezeki ini harus kita pegang teguh erat-erat. Kita harus yakin bahwa apa pun produk yang kita jual pasti ada pembelinya. Masalah besar atau kecil rezeki yang kita dapat biar waktu yang menjawab. Yang penting kita terus bekerja dan berusaha. Fokus dan konsisten secara terus menerus. Soal hasil itu urusan nanti.
Jangan lupa pola dan alur rezekinya harus kita renungi. Harus kita imani. Karena rezeki termasuk hal ghaib. Sesuatu yang akan terjadi di depan. Tapi kita tidak tahu dari mana dia datang. Sampai saatnya kita merasakan. Sampai saatnya kita mendapatkan. Tahu-tahu kita sudah dapat uang. Tahu-tahu kita dapat rezeki buat anak istri. Tahu-tahu ada rezeki yang bisa kita bawa pulang ke rumah.
Btw, kalau rezeki sudah dikunci. Berarti ada kotaknya. Ada lemarinya. Ada lumbungnya. Ada brankasnya. Nah, gimana caranya agar kotak rezeki kita. Lemari rezeki kita. Lumbung rezeki kita. Brankas rezeki kita. Setiap hari semakin bertambah dan bertambah. Caranya cuma satu. Dekati sang pemilik kunci. Kalau sang pemilik kunci sudah ridho. DIA akan menyerahkan semua kotak, lemari, lumbung, dan brankas rezekiNya buat kita.
Soal kunci rezeki ini. Silahkan difikirkan dan direnungkan. Kebanyakan manusia masalahnya ada di sini. Katanya kita pengen jadi orang kaya. Kita pengen kebeli apa saja. Tapi mendekati sang pemilik kunci ogah-ogahan. Selalu menunda-nunda. Sementara perbuatan dosa. Perbuatan maksiat. Slogannya sudah kayak motor Yamaha. Semakin di depan. Kita sudah sama-sama dewasa. Mari kita saling mengingatkan. Rezeki itu ada di mana-mana. Tinggal kitanya mau mendekatiNya atau tidak.
Pernahkah kefikiran oleh kita kalau rezeki itu sebenarnya sudah dikunci. Jika tidak, mari kita bermain dengan logika. Misal kita mau beli batagor. Kita sudah punya langganan. Waktu kita mau beli batagor. Ternyata yang jual batagornya nggak jualan. Nah, saat di jalan tiba-tiba ketemu sama yang jualan cilok. Uang yang tadinya mau kita beliin batagor malah kita beliin cilok.
Kita niatnya mau beli batagor. Tapi yang jualan batagornya nggak jualan. Terus yang jualan cilok berangkat dari rumah niatnya mencari rezeki. Di tengah jalan ketemulah kita dengan penjual cilok tersebut. Lalu terjadilah transaksi. Kita beli cilok ke dia. Tukang cilok dapat uang dari kita. Kalau kita runut dari awal dan kita imani sampai akhir. Uang yang ada disaku kita itu sudah dikunci untuk tukang cilok bukan untuk tukang batagor.
Sebagai seorang pedagang. Prinsip rezeki ini harus kita pegang teguh erat-erat. Kita harus yakin bahwa apa pun produk yang kita jual pasti ada pembelinya. Masalah besar atau kecil rezeki yang kita dapat biar waktu yang menjawab. Yang penting kita terus bekerja dan berusaha. Fokus dan konsisten secara terus menerus. Soal hasil itu urusan nanti.
Jangan lupa pola dan alur rezekinya harus kita renungi. Harus kita imani. Karena rezeki termasuk hal ghaib. Sesuatu yang akan terjadi di depan. Tapi kita tidak tahu dari mana dia datang. Sampai saatnya kita merasakan. Sampai saatnya kita mendapatkan. Tahu-tahu kita sudah dapat uang. Tahu-tahu kita dapat rezeki buat anak istri. Tahu-tahu ada rezeki yang bisa kita bawa pulang ke rumah.
Btw, kalau rezeki sudah dikunci. Berarti ada kotaknya. Ada lemarinya. Ada lumbungnya. Ada brankasnya. Nah, gimana caranya agar kotak rezeki kita. Lemari rezeki kita. Lumbung rezeki kita. Brankas rezeki kita. Setiap hari semakin bertambah dan bertambah. Caranya cuma satu. Dekati sang pemilik kunci. Kalau sang pemilik kunci sudah ridho. DIA akan menyerahkan semua kotak, lemari, lumbung, dan brankas rezekiNya buat kita.
Soal kunci rezeki ini. Silahkan difikirkan dan direnungkan. Kebanyakan manusia masalahnya ada di sini. Katanya kita pengen jadi orang kaya. Kita pengen kebeli apa saja. Tapi mendekati sang pemilik kunci ogah-ogahan. Selalu menunda-nunda. Sementara perbuatan dosa. Perbuatan maksiat. Slogannya sudah kayak motor Yamaha. Semakin di depan. Kita sudah sama-sama dewasa. Mari kita saling mengingatkan. Rezeki itu ada di mana-mana. Tinggal kitanya mau mendekatiNya atau tidak.