Wajahnya Tak Secantik Ramadhan yang Dulu
WAJAHNYA kelihatan tua. Begitu celetukan istri saya saat melihat postingan temannya di Instagram. Saya masih belum ngeh. Saya masih fokus ke cemilan yang sedang saya makan. Sambil ngemil itu saya main tebak saja, yang wajahnya kelihatan tua, paling temannya waktu dulu kerja di pabrik.
Saya baru terperanjat. Waktu saya nanya ke istri siapa sih. Terus istri nyodorin Hp, ngelihatin postingan yang baru dilihatnya di Instagram. Di postingan Instagram tersebut, tampak seorang ibu-ibu, dua orang bapak-bapak, dan seorang anak kecil, sedang makan-makan dalam rangka acara munggahan.
Habis lihat postingan Instagram, baru saya ngeh siapa yang dimaksud oleh istri yang wajahnya tampak kelihatan tua itu. Orang yang dimaksud ternyata orang yang pernah saya tulis di artikel ini. Orang tersebut tentu saja punya ikatan emosional dengan saya. Dia salah satu teman istri saya waktu PKL di perpustakaan.
Benarkah wajahnya tampak kelihatan tua. Sebagai laki-laki, dengan melihat sepintas saja tentu saya sudah bisa membedakan mana perempuan yang wajahnya masih segar dan mana perempuan yang wajahnya sudah pudar. Sementara yang bilang wajahnya kelihatan tua sama-sama suka pakai make up. Sama-sama suka pakai skincare.
Di postingan tersebut, saya sendiri melihat dengan jelas ada kerutan di keningnya. Saya tak bisa membantahnya. Seiring bertambahnya usia, kerutan-kerutan di kening adalah kenyataan yang harus diterima oleh setiap manusia. Jangankan perempuan. Laki-laki juga bakal mengalami dan menjalani fase itu.
Yang jadi masalah, secepat itukah seorang perempuan yang dulu saya kenal, bahkan pernah dekat dengan saya, mengalami periode kerutan. Dihitung dari usia, sebenarnya dia masih muda. Usianya tidak jauh beda dengan istri saya. Mereka seumuran. Kalau pun beda, paling selisih satu dua tahunan.
Melihat postingan dia di Instagram. Akhirnya saya jadi bertanya-tanya. Gerangan apa yang membuat dia kelihatan tua sebelum waktunya. Apakah karena faktor ekonomi. Apakah karena faktor suami. Ekspektasi saya terhadap dia selama ini mendadak berubah. Saya harus menerima kenyataan, wajahnya sekarang tak secantik Ramadhan yang dulu.
Saya baru terperanjat. Waktu saya nanya ke istri siapa sih. Terus istri nyodorin Hp, ngelihatin postingan yang baru dilihatnya di Instagram. Di postingan Instagram tersebut, tampak seorang ibu-ibu, dua orang bapak-bapak, dan seorang anak kecil, sedang makan-makan dalam rangka acara munggahan.
Habis lihat postingan Instagram, baru saya ngeh siapa yang dimaksud oleh istri yang wajahnya tampak kelihatan tua itu. Orang yang dimaksud ternyata orang yang pernah saya tulis di artikel ini. Orang tersebut tentu saja punya ikatan emosional dengan saya. Dia salah satu teman istri saya waktu PKL di perpustakaan.
Benarkah wajahnya tampak kelihatan tua. Sebagai laki-laki, dengan melihat sepintas saja tentu saya sudah bisa membedakan mana perempuan yang wajahnya masih segar dan mana perempuan yang wajahnya sudah pudar. Sementara yang bilang wajahnya kelihatan tua sama-sama suka pakai make up. Sama-sama suka pakai skincare.
Di postingan tersebut, saya sendiri melihat dengan jelas ada kerutan di keningnya. Saya tak bisa membantahnya. Seiring bertambahnya usia, kerutan-kerutan di kening adalah kenyataan yang harus diterima oleh setiap manusia. Jangankan perempuan. Laki-laki juga bakal mengalami dan menjalani fase itu.
Yang jadi masalah, secepat itukah seorang perempuan yang dulu saya kenal, bahkan pernah dekat dengan saya, mengalami periode kerutan. Dihitung dari usia, sebenarnya dia masih muda. Usianya tidak jauh beda dengan istri saya. Mereka seumuran. Kalau pun beda, paling selisih satu dua tahunan.
Melihat postingan dia di Instagram. Akhirnya saya jadi bertanya-tanya. Gerangan apa yang membuat dia kelihatan tua sebelum waktunya. Apakah karena faktor ekonomi. Apakah karena faktor suami. Ekspektasi saya terhadap dia selama ini mendadak berubah. Saya harus menerima kenyataan, wajahnya sekarang tak secantik Ramadhan yang dulu.