Edisi Munggahan: Pilih yang Besar, Biar Penjual Baksonya Senang

JAM lima sore masih di rumah. Mau keluar sudah telat. Satu jam lagi sudah maghrib. Sudah masuk bulan suci Ramadhan. Tidak seperti biasanya munggahan tahun ini nggak ke mana-mana. Seperti umat muslim pada umumnya. Sehari sebelum puasa, biasanya saya suka pergi jalan-jalan, makan-makan.

Munggahan tahun ini memang terasa berbeda. Selain musim hujan. Kondisi keuangan juga tidak mendukung. Kebetulannya lagi saya ada pekerjaan. Bantuin teman beresin barang yang gagal produksi. Tenggat waktunya lumayan lama. Tiga harian. Tapi berhubung nggak ke mana-mana. Saya beresin secepatnya.

Edisi-Munggahan-Pilih-yang-Besar-Biar-Penjual-Baksonya-Senang.jpg

Karena ada pekerjaan, tadinya saya nggak mau keluar. Tapi anak saya merengek. Pengen keluar cari makan. Anak saya pengennya beli mie ayam. Saya bilang bakso saja. Mie ayam jauh. Kalau bakso dekat. Anak saya akhirnya manut. Pikir anak saya yang penting keluar. Di rumah terus bosan. Jenuh. Sama kayak orang dewasa, anak saya pengen nyari angin segar.

Ups! Saya lupa ngasih tahu. Munggahan nggak ke mana-mana penyebab lainnya istri saya lagi sakit. Meriang panas dingin. Kepalanya katanya pusing. Sempat mau diperiksa ke dokter. Tapi istri saya nolak. Uang buat diperiksa ke dokter mending dipakai buat beli beras. Penyakitnya sudah mulai agak mendingan. Sudah kuat masak dan cuci piring.

Edisi-Munggahan-Pilih-yang-Besar-Biar-Penjual-Baksonya-Senang.jpg

Berhubung sudah sore. Saya beli baksonya di dekat pangkalan ojek. Jarak dari rumah sekitar satu kilometer. Kalau jalan kaki bisa satu jam. Karena naik motor lima menit sudah sampai. Baksonya lumayan enak. Saya beli satu bungkus. Dibawa ke rumah. Makan berdua dengan anak saya. Istri cuma nyicipin baksonya sedikit.

Tulisan ini terbit pas hari pertama puasa, tidak lain dan tidak bukan, berkat bakso yang saya beli kemarin. Bukan soal rasanya. Tapi soal nasibnya. Saya benar-benar dibuat kaget sekaligus terenyuh. Mie bakso termasuk salah satu makanan favourit yang banyak diburu oleh umat muslim saat munggahan.

Di saat pedagang-pedagang lain jualannya laris manis. Ini jam lima sore, stok baksonya masih banyak. Saya jadi merasa kasihan. Sore itu yang beli bakso cuma saya seorang. Saking kasihannya waktu penjualnya tanya ke saya baksonya mau yang kecil atau yang besar. Saya pilih yang besar. Biar pedagang baksonya senang.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url