Pola dan Konsep Jualan Pengusaha Modern Bisa Ditiru oleh Pengusaha Jadul

SETIAP masa ada orangnya, setiap orang ada masanya. Pepatah tersebut berlaku untuk dua orang pengusaha yang mau saya ulas kisah hidupnya sebentar lagi. Siapkan kopi, susu, dan cemilan favourit, karena kisah yang akan saya bagikan lumayan menarik. Di balik kisah mereka mudah-mudahan ada hikmah dan pelajaran yang bisa kita ambil.

Dua pengusaha ini lahir beda zaman. Zaman jadul dan zaman modern. Meski beda zaman kedua pengusaha ini saling terkait. Diantara mereka ada hubungan simbiosis mutualisme. Oleh sebab itu saya tertarik untuk mengupas perjalanan hidupnya sesuai apa yang saya dengar, apa yang saya lihat. Murni berdasarkan fakta dan realita.

Pola-dan-Konsep-Jualan-Pengusaha-Modern-Bisa-Ditiru-oleh-Pengusaha-Jadul.jpg

Kita mulai dari pelaku usaha zaman jadul. Usianya mungkin seumuran dengan ayah saya. Pada zamannya beliau termasuk orang kaya yang paling dihormati. Beliau termasuk pengusaha angkatan pertama atau angkatan kedua yang memiliki kendaraan roda dua dan roda empat. Beliau punya usaha warung kelontongan yang larisnya bukan main.

Lokasi rumah dan warung kelontongannya berada di tempat strategis. Pas di pertigaan tempat mangkal ojek dan pemberhentian angkot. Orang-orang yang turun dari angkot, sebelum pulang ke rumah naik ojek, biasanya suka belanja dulu di warung kelontongan pengusaha tersebut. Zaman dulu jarang ada yang buka warung kayak sekarang. Dulu kalau mau buka warung butuh modal besar.

Pola-dan-Konsep-Jualan-Pengusaha-Modern-Bisa-Ditiru-oleh-Pengusaha-Jadul.jpg

Seiring berjalannya waktu. Entah gimana ceritanya. Si pengusaha jadul ini jatuh bangkrut. Rumah dan warung kelontongannya dijual. Hasil dari penjualan rumah dan warung kelontongannya, beliau belikan lagi rumah buat buka warung nasi. Tapi rumahnya beda kampung. Warung nasinya sempat ramai banyak yang beli. Belakangan jadi sepi terus rumah yang baru dibeli dijual lagi.

Uniknya, rumah dan warung kelontongan bekas pengusaha jadul, sama pemilik baru disewain ke pengusaha modern yang jualan warung nasi. Warung nasi pengusaha modern sekarang larisnya nggak ketulungan. Jika dulu pengusaha jadul buka warung kelontongan sampai jam 9 malam. Warung nasi pengusaha modern bukanya full 24 jam. Dagangan yang paling laris adalah nasi TO dan gorengan.

Seandainya waktu bisa diputar ulang. Pola dan konsep jualan pengusaha modern bisa saja ditiru oleh pengusaha jadul. Jika pola dan konsepnya dipraktekan dari dulu mungkin pengusaha jadul tidak akan menjual rumah dan warung kelontongan yang sangat bersejarah itu. Tapi, kembali ke pepatah di atas, setiap masa ada orangnya, setiap orang ada masanya. Tidak selamanya kita akan berada di atas.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url