Kehadiran Orang Tua Merupakan Nikmat dan Berkah yang Harus Disyukuri
SAYA termasuk anak yang beruntung. Harus banyak-banyak bersyukur. Ketika saudara, teman, dan sahabat saya dari kecil sudah banyak yang kehilangan orang tua. Ada yang ayahnya meninggal. Ada yang ibunya meninggal. Bahkan ada yang dua-duanya sudah almarhum. Orang tua saya masih ada. Ayah dan ibu saya masih sehat. Masih bisa beraktifitas dengan normal.
Saya juga merasa berdosa. Harus banyak-banyak minta maaf. Sebagai anak saya masih belum bisa membalas kebaikan mereka. Sebagai anak saya lebih sering menyusahkan dan merepotkan mereka ketimbang menyenangkan dan membahagiakan mereka. Jika dihitung dengan angka. Kebaikan orang tua dengan kebaikan anak jumlahnya jomplang sekali. Banyakan kebaikan orang tua ketimbang kebaikan anak.
Dari sekian banyak kebaikan orang tua terhadap anaknya. Hal yang paling saya syukuri dan sangat amat terasa sekali yakni pas kemarin saya sakit. Ayah dan ibu saya tanpa pamrih mau menolong, membantu, dan meringankan beban pekerjaan saya. Ayah saya dengan senang hati mau antar jemput anak saya ke sekolah. Padahal cuaca di bulan Januari sangat tidak bersahabat. Tiap sore hujan terus.
Demikian juga dengan ibu saya. Tanpa diminta, ibu saya sering memasak makanan kesukaan saya. Padahal kita beda rumah. Makanan kesukaan saya kadang diantar sendiri oleh ibu saya ke rumah. Kadang dititipin ke ayah saya sekalian antar jemput sekolah. Tak jarang saya juga minta dimasakin sesuatu, uang dan bahan-bahannya dari saya, ibu saya tinggal memasaknya saja.
Kok masih ngerepotin orang tua, emang nggak punya adik? Adik saya ada. Tapi yang sudah menikah (kebetulan perempuan semua) rumahnya jauh-jauh. Yang belum menikah (masih tinggal dengan orang tua) sudah pada kerja. Jadwal kerjanya sama dengan jadwal sekolah. Jadi susah mau minta tolongnya. Satu-satunya orang yang bisa dimintain tolong: ayah saya.
Makanya seperti yang saya katakan di awal. Saya termasuk anak yang beruntung. Ibu dan ayah saya masih ada. Masih sehat. Saya nggak bisa ngebayangin gimana kalau ayah atau ibu saya sudah tiada. Dalam kondisi saya lagi sakit, saya mau minta tolong ke siapa. Kalau pun adik-adik saya nggak kerja belum tentu mereka mau. Bisa saja mereka beralasan lagi di luar. Lagi main di rumah temannya.
Keberadaan orang tua termasuk hikmah dan pelajaran yang bisa saya ambil selama saya sakit kemarin. Maaf, tidak bermaksud mengesampingkan istri dan anak saya. Keberadaan istri dan anak juga sangat penting. Namun dengan adanya perhatian dan kasih sayang dari orang tua, mau masakin masakan kesukaan anaknya, mau antar jemput sekolah cucunya, tidak bisa dipungkiri merupakan nikmat dan berkah tersendiri yang harus saya syukuri.
Saya juga merasa berdosa. Harus banyak-banyak minta maaf. Sebagai anak saya masih belum bisa membalas kebaikan mereka. Sebagai anak saya lebih sering menyusahkan dan merepotkan mereka ketimbang menyenangkan dan membahagiakan mereka. Jika dihitung dengan angka. Kebaikan orang tua dengan kebaikan anak jumlahnya jomplang sekali. Banyakan kebaikan orang tua ketimbang kebaikan anak.
Dari sekian banyak kebaikan orang tua terhadap anaknya. Hal yang paling saya syukuri dan sangat amat terasa sekali yakni pas kemarin saya sakit. Ayah dan ibu saya tanpa pamrih mau menolong, membantu, dan meringankan beban pekerjaan saya. Ayah saya dengan senang hati mau antar jemput anak saya ke sekolah. Padahal cuaca di bulan Januari sangat tidak bersahabat. Tiap sore hujan terus.
Demikian juga dengan ibu saya. Tanpa diminta, ibu saya sering memasak makanan kesukaan saya. Padahal kita beda rumah. Makanan kesukaan saya kadang diantar sendiri oleh ibu saya ke rumah. Kadang dititipin ke ayah saya sekalian antar jemput sekolah. Tak jarang saya juga minta dimasakin sesuatu, uang dan bahan-bahannya dari saya, ibu saya tinggal memasaknya saja.
Kok masih ngerepotin orang tua, emang nggak punya adik? Adik saya ada. Tapi yang sudah menikah (kebetulan perempuan semua) rumahnya jauh-jauh. Yang belum menikah (masih tinggal dengan orang tua) sudah pada kerja. Jadwal kerjanya sama dengan jadwal sekolah. Jadi susah mau minta tolongnya. Satu-satunya orang yang bisa dimintain tolong: ayah saya.
Makanya seperti yang saya katakan di awal. Saya termasuk anak yang beruntung. Ibu dan ayah saya masih ada. Masih sehat. Saya nggak bisa ngebayangin gimana kalau ayah atau ibu saya sudah tiada. Dalam kondisi saya lagi sakit, saya mau minta tolong ke siapa. Kalau pun adik-adik saya nggak kerja belum tentu mereka mau. Bisa saja mereka beralasan lagi di luar. Lagi main di rumah temannya.
Keberadaan orang tua termasuk hikmah dan pelajaran yang bisa saya ambil selama saya sakit kemarin. Maaf, tidak bermaksud mengesampingkan istri dan anak saya. Keberadaan istri dan anak juga sangat penting. Namun dengan adanya perhatian dan kasih sayang dari orang tua, mau masakin masakan kesukaan anaknya, mau antar jemput sekolah cucunya, tidak bisa dipungkiri merupakan nikmat dan berkah tersendiri yang harus saya syukuri.