Mall yang Sepi jadi Tempat Favourit Anak Muda Memadu Kasih
BEGITU masuk ke tempat parkir khusus sepeda motor. Suasana gelap dan pengap langsung menyeruak. Bangunannya terlalu pendek untuk ukuran basement sebuah Mall. Belum penerangannya yang sangat kurang. Pantulan cahaya dari dalam Mall mirip cahaya kunang-kunang. Satu-satunya cahaya yang menerangi tempat parkir hanya dari gerbang pintu masuk/kaluar. Itu pun hanya sebagian. Hanya di ujung. Untuk pengunjung baru seperti saya, tempat parkir kayak gitu, terus terang ngeri-ngeri sedap.
Masih di ruangan tempat parkir. Akibat penerangan yang kurang. Saya tidak melihat bahwa di sudut bangunan ada petugas parkir yang sedang jaga. Saya baru sadar kalau di ruangan parkir ada orang, saat petugas parkir mendekat menghampiri saya nyuruh membetulkan posisi motor. Rupanya saya salah nyimpan motor. Habis betulin posisi motor. Saya bingung masuk Mall-nya lewat mana. Dulu waktu pertama kali berkunjung, waktu Mall-nya baru dibuka, parkir motor masih di depan. Saya masuk ke Mall-nya langsung lewat pintu utama.
Kekagetan saya tidak cukup sampai di situ. Setelah ruangan tempat parkirnya gelap dan pengap. Saya juga dikagetkan dengan keberadaan toilet dan mushola. Toilet dan musholanya ternyata ada di basement. Buat pengunjung yang sholatnya belang-belang. Keberadaan toilet dan mushola di tempat parkir mungkin tidak jadi masalah. Tapi buat saya yang kalau nggak sholat sekali saja ngerasa berdosa, lokasi toilet dan mushola berada di ruangan yang gelap dan pengap, sungguh sangat menyayangkan.
Dari tempat parkir kita beranjak ke dalam Mall. Bangunan Mall-nya sangat megah. Tangga berjalannya sudah modern. Mall sebagus ini harusnya ramai pengunjung. Di lantai satu kita langsung disuguhi beberapa cafe dan resto yang menu makanan dan minumannya menggoda selera. Dari semua cafe dan resto yang ada di lantai satu. Saya perhatikan. Yang ada pengunjungnya yang tenant-nya berada di depan. Yang di tengah dan belakang, bangkunya pada kosong, pramusajinya banyak yang melamun. Banyak yang anteng main Hp.
Naik ke lantai dua. Berhubung bangunannya begitu luas, saya tidak terlalu detil memperhatikan barang apa saja yang dijual. Yang jelas lantai dua khusus supermarket. Aneka jenis makanan, minuman, dan kebutuhan rumah tangga lainnya berjejer di dalam rak. Yang saya perhatikan justru situasi dan kondisi lantai dua. Sama seperti lantai satu. Di lantai dua juga nggak ada pengunjung. Di Mall-Mall lain supermarket adalah tempat favourit ibu-ibu. Di sini, pengunjungnya bisa dihitung dengan jari.
Lanjut ke lantai tiga. Ke tempat fashion dan furnitur. Sama seperti lantai satu dan lantai dua. Sepi juga. Hanya ada pelayan dan security. Yang ramai di lantai tiga bukan bejubelnya pengunjung memilih baju, celana, sandal, dan sepatu. Tapi ramai sama label diskon. Baju diskon 70%, celana diskon 50%, sandal dan sepatu diskon 30%. Demikian juga dengan produk furnitur. Hampir semua barang yang dipanjang di Mall, ditempeli label diskon.
Naik ke lantai 4 sami mawon. Di tempat hiburan, sebagian pengunjung, rata-rata anak muda, bukannya mencoba aneka permainan. Malah asyik pacaran. Mall yang sepi rupanya jadi tempat favourit anak muda memadu kasih saling mencurahkan perasaan. Turun dari lantai 4, dalam hati kemudian saya bertanya. Mall sebagus dan semewah ini kenapa bisa sepi. Apa karena lokasi, apa karena masyarakat banyak yang belanja lewat online, apa karena musholanya di lantai bawah di ruang gelap dan pengap?
Masih di ruangan tempat parkir. Akibat penerangan yang kurang. Saya tidak melihat bahwa di sudut bangunan ada petugas parkir yang sedang jaga. Saya baru sadar kalau di ruangan parkir ada orang, saat petugas parkir mendekat menghampiri saya nyuruh membetulkan posisi motor. Rupanya saya salah nyimpan motor. Habis betulin posisi motor. Saya bingung masuk Mall-nya lewat mana. Dulu waktu pertama kali berkunjung, waktu Mall-nya baru dibuka, parkir motor masih di depan. Saya masuk ke Mall-nya langsung lewat pintu utama.
Kekagetan saya tidak cukup sampai di situ. Setelah ruangan tempat parkirnya gelap dan pengap. Saya juga dikagetkan dengan keberadaan toilet dan mushola. Toilet dan musholanya ternyata ada di basement. Buat pengunjung yang sholatnya belang-belang. Keberadaan toilet dan mushola di tempat parkir mungkin tidak jadi masalah. Tapi buat saya yang kalau nggak sholat sekali saja ngerasa berdosa, lokasi toilet dan mushola berada di ruangan yang gelap dan pengap, sungguh sangat menyayangkan.
Dari tempat parkir kita beranjak ke dalam Mall. Bangunan Mall-nya sangat megah. Tangga berjalannya sudah modern. Mall sebagus ini harusnya ramai pengunjung. Di lantai satu kita langsung disuguhi beberapa cafe dan resto yang menu makanan dan minumannya menggoda selera. Dari semua cafe dan resto yang ada di lantai satu. Saya perhatikan. Yang ada pengunjungnya yang tenant-nya berada di depan. Yang di tengah dan belakang, bangkunya pada kosong, pramusajinya banyak yang melamun. Banyak yang anteng main Hp.
Naik ke lantai dua. Berhubung bangunannya begitu luas, saya tidak terlalu detil memperhatikan barang apa saja yang dijual. Yang jelas lantai dua khusus supermarket. Aneka jenis makanan, minuman, dan kebutuhan rumah tangga lainnya berjejer di dalam rak. Yang saya perhatikan justru situasi dan kondisi lantai dua. Sama seperti lantai satu. Di lantai dua juga nggak ada pengunjung. Di Mall-Mall lain supermarket adalah tempat favourit ibu-ibu. Di sini, pengunjungnya bisa dihitung dengan jari.
Lanjut ke lantai tiga. Ke tempat fashion dan furnitur. Sama seperti lantai satu dan lantai dua. Sepi juga. Hanya ada pelayan dan security. Yang ramai di lantai tiga bukan bejubelnya pengunjung memilih baju, celana, sandal, dan sepatu. Tapi ramai sama label diskon. Baju diskon 70%, celana diskon 50%, sandal dan sepatu diskon 30%. Demikian juga dengan produk furnitur. Hampir semua barang yang dipanjang di Mall, ditempeli label diskon.
Naik ke lantai 4 sami mawon. Di tempat hiburan, sebagian pengunjung, rata-rata anak muda, bukannya mencoba aneka permainan. Malah asyik pacaran. Mall yang sepi rupanya jadi tempat favourit anak muda memadu kasih saling mencurahkan perasaan. Turun dari lantai 4, dalam hati kemudian saya bertanya. Mall sebagus dan semewah ini kenapa bisa sepi. Apa karena lokasi, apa karena masyarakat banyak yang belanja lewat online, apa karena musholanya di lantai bawah di ruang gelap dan pengap?