Makan Sate Bareng di Hari Raya Idul Adha
NYATE lagi. Kemarin di rumah bertiga bareng anak dan istri. Hari ini di rumah mertua berlima. Saya, istri, anak, ayah dan ibu mertua. Dagingnya sama. Masih daging sapi pemberian kurban. Bedanya, di rumah kita nyate pakai arang. Di rumah mertua kita nyate pakai kayu bakar.
Nyate menggunakan arang menurut saya lebih mudah. Kita tinggal sediakan alat pembakaran. Kemarin arangnya saya masukin ke kaleng biskuit. Terus diguyur bensin sedikit. Saya nyalain api. Hanya sepersekian detik semua arang yang ada di kaleng biskuit seketika berubah jadi bara. Langsung deh daging sapinya kita panggang.
Sementara nyate pakai kayu bakar. Kita harus sediain dulu berangbang kering. Terus dibakar. Kalau apinya sudah nyala beberapa kayu bakar kita tumpuk di atas berangbang yang terbakar. Setelah kayu bakar nyala, kita tidak bisa langsung manggang daging. Harus nunggu kayu bakar jadi bara dulu. Kalau sudah jadi bara baru daging sapinya kita panggang.
Untuk rasa saya dan istri sepakat yang paling enak saat nyate di rumah. Pertama, daging sapinya masih segar. Kedua, bumbunya pakai bumbu kacang pemberian saudara di mana sehari sebelumnya kita main ke rumah saudara kebetulan mereka lagi nyate daging domba. Bumbu kacang sisanya dikasihkan ke kita buat dibawa pulang ke rumah.
Sedangkan di rumah mertua. Daging sapinya kita bawa sendiri dari rumah. Terus bumbunya pakai kecap, cabe rawit, mentimun, dan bawang merah. Disamping soal bumbu, ada dua kemungkinan yang membuat nyate di rumah mertua rasanya nggak semantap waktu nyate di rumah sendiri.
Pertama, kita sudah nyate terlebih dahulu di rumah. Kalau makan makanan yang sama di waktu yang bersamaan atau berdekatan biasanya terasa bosan. Kedua, saat memanggangnya kita membutuhkan waktu yang cukup lama. Selain nunggu kayu bakarnya jadi bara dulu. Waktu itu kita kesulitan nyari korek api.
Tapi apa pun itu. Yang penting kita bisa merayakan Idul Adha tahun ini bersama keluarga. Kita bisa nyate bareng. Makan daging sapi bareng. Hari pertama Idul Adha. Setelah sholat sunat kita makan ketupat dan opor ayam. Hari kedua dan ketiga, kita makan sate di rumah sendiri dan di rumah mertua. Hari ke empat, kita lanjut bikin ketupat dan opor lagi. Bedanya kemarin kita pakai daging ayam. Sekarang opornya pakai daging sapi.
Nyate menggunakan arang menurut saya lebih mudah. Kita tinggal sediakan alat pembakaran. Kemarin arangnya saya masukin ke kaleng biskuit. Terus diguyur bensin sedikit. Saya nyalain api. Hanya sepersekian detik semua arang yang ada di kaleng biskuit seketika berubah jadi bara. Langsung deh daging sapinya kita panggang.
Sementara nyate pakai kayu bakar. Kita harus sediain dulu berangbang kering. Terus dibakar. Kalau apinya sudah nyala beberapa kayu bakar kita tumpuk di atas berangbang yang terbakar. Setelah kayu bakar nyala, kita tidak bisa langsung manggang daging. Harus nunggu kayu bakar jadi bara dulu. Kalau sudah jadi bara baru daging sapinya kita panggang.
Untuk rasa saya dan istri sepakat yang paling enak saat nyate di rumah. Pertama, daging sapinya masih segar. Kedua, bumbunya pakai bumbu kacang pemberian saudara di mana sehari sebelumnya kita main ke rumah saudara kebetulan mereka lagi nyate daging domba. Bumbu kacang sisanya dikasihkan ke kita buat dibawa pulang ke rumah.
Sedangkan di rumah mertua. Daging sapinya kita bawa sendiri dari rumah. Terus bumbunya pakai kecap, cabe rawit, mentimun, dan bawang merah. Disamping soal bumbu, ada dua kemungkinan yang membuat nyate di rumah mertua rasanya nggak semantap waktu nyate di rumah sendiri.
Pertama, kita sudah nyate terlebih dahulu di rumah. Kalau makan makanan yang sama di waktu yang bersamaan atau berdekatan biasanya terasa bosan. Kedua, saat memanggangnya kita membutuhkan waktu yang cukup lama. Selain nunggu kayu bakarnya jadi bara dulu. Waktu itu kita kesulitan nyari korek api.
Tapi apa pun itu. Yang penting kita bisa merayakan Idul Adha tahun ini bersama keluarga. Kita bisa nyate bareng. Makan daging sapi bareng. Hari pertama Idul Adha. Setelah sholat sunat kita makan ketupat dan opor ayam. Hari kedua dan ketiga, kita makan sate di rumah sendiri dan di rumah mertua. Hari ke empat, kita lanjut bikin ketupat dan opor lagi. Bedanya kemarin kita pakai daging ayam. Sekarang opornya pakai daging sapi.