Urat Malu Orang-Orang Zaman Sekarang Sudah Pada Putus

APA yang dulu saya lakuin, sekarang dilakuin oleh semua orang. Bedanya, dulu yang saya lakuin hanya sebatas ide dan khayalan. Sekarang orang-orang banyak yang ngelakuinnya di dunia nyata alias praktek langsung. Dulu, waktu saya masih SD, waktu belum ada Facebook, Youtube, Instagram, dunia belum secanggih seperti sekarang. Saya punya ide dan sering berkhayal, terutama sebelum tidur, jadi seorang artis main dalam sebuah film.

Filmnya tentang percintaan. Kisah cinta anak muda gituh. Di dalam film tersebut saya jadi pemeran utama. Saya suka sama seseorang. Atau seseorang ada yang suka sama saya. Bahkan saya pernah berkhayal main dalam sebuah film cinta segitiga. Ceritanya saya diperebutkan oleh dua orang perempuan cantik. Lucunya, yang jadi pemeran ceweknya teman-teman saya waktu SD.

Urat-Malu-Orang-Orang-Zaman-Sekarang-Sudah-Pada-Putus.jpg

Saat saya SD, stasiun televisi cuma ada TVRI. Beberapa tahun kemudian muncul RCTI, SCTV, TPI, dan Indosiar. Saya berkhayal main dalam sebuah film terinspirasi oleh film-film yang tayang di televisi. Baik di TVRI atau di tv-tv swasta yang tadi saya sebut. Terinspirasi juga oleh film-film yang saya tonton di layar tancap seperti Saur Sepuh, Si Rawing, dan Warkop Dono Kasino Indro.

Ide dan khayalan saya tadi tentu tidak murni. Tidak orisinil. Tapi untuk ukuran anak seusia SD, di mana saat itu zaman masih belum modern, fasilitas belum mendukung, punya ide dan khayalan seperti itu bisa dibilang progresif. Pada saat itu di benak anak-anak yang terpikir hanya sebatas main kelereng, main layangan, main petak umpet, mandi di bawah pancuran, nyetrum ikan di selokan, atau nyuri mangga milik tetangga.

Urat-Malu-Orang-Orang-Zaman-Sekarang-Sudah-Pada-Putus.jpg

Bandingkan dengan zaman sekarang. Ketika medsos sudah merambah ke seluruh dunia. Jaringan internet bisa dengan mudah kita akses. Plus stasiun-stasiun tv swasta yang makin menjamur. Ide-ide yang ada di kepala. Khayalan-khayalan yang terlintas di benak. Bisa kita aplikasikan dalam dunia nyata, bisa kita posting dan upload ke berbagai media. Adegan-adegan dalam sebuah film, dulu hanya bisa dilakukan di lokasi tertentu. Sekarang kita bisa syuting di mana saja. Di belakang rumah pun jadi.

Kalau mau jadi artis, dulu kita harus merantau ke ibu kota. Penampilan harus menarik. Badan harus tinggi, kulit harus putih, wajah harus ganteng dan cantik. Sekarang, siapa pun bisa menjadi artis. Cerita dan peran pun bisa kita pilih sesuai keinginan. Dulu, untuk menjadi artis terkenal, kita harus melalui proses audisi. Sekarang, gadis tetangga, ibu-ibu, mahasiswa, bahkan tukang ojek sekali pun, bisa jadi aktris dan aktor dadakan.

Yang bikin saya geleng-geleng kepala. Dulu saya berkhayal jadi artis, mental untuk tampil di depan kameranya belum terbukti. Kalau pun ada yang ngajak main film beneran. Saya pasti butuh kursus atau latihan buat menghilangkan rasa malu dan rasa kurang percaya diri. Sementara orang-orang zaman sekarang. Tanpa ikut kursus dan latihan pun, mereka pede bikin video di Youtube, Tiktok, Instagram, dan Facebook Pro. Urat malu orang-orang zaman sekarang sepertinya sudah pada putus.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url