Inspirasi yang Kita Cari, Terkadang Hanya Bisa Kita Temukan Lewat Buku.

KOLEKSI buku yang ada di rumah kini berkurang lagi. 6 buku kesayangan, ada yang sudah tamat saya baca, ada yang baru beberapa halaman, bahkan ada dua buku yang hanya memenuhi isi lemari, tempo hari harus berpindah tangan. Harus berganti kepemilikan. 6 buku tersebut, dengan sukarela saya jual. Alasannya nanti akan saya ceritakan di akhir artikel.

Beberapa tahun yang lalu. 1 dus buku saya sumbangin ke salah satu panti asuhan. Saya berkenalan dengan salah seorang pegawainya. Ceritanya saya ditawarin jadi donatur tetap di panti asuhan tersebut. Tapi tidak berlangsung lama, saya dengan pegawai tersebut hilang kontak. Nomer Hp yang biasa saya pakai keburu hangus.

Inspirasi-yang-Kita-Cari-Terkadang-Hanya-Bisa-Kita-Temukan-Lewat-Buku

Terakhir kita komunikasi, pegawai panti asuhan kirim SMS ngasih kabar, anak-anak panti katanya masuk acara di salah satu tv swasta. Saya waktu itu sempetin buat nonton. Kalau tidak salah di MNC TV. Acaranya mirip kuis berhadiah gituh. Pegawai panti ikut dalam tim, muncul di layar televisi, tersorot oleh kamera.

Saya hampir lupa. Pegawai panti tersebut sempat ngasih kabar juga kalau dia mau berangkat umroh. Ada donatur yang ngebiayain dia pergi umroh. Waktu di tanah suci. Dia sempat kirim foto sedang mengenakan pakaian ihrom. Saya ikut senang dan titip doa. Saya dan pegawai panti benar-benar hilang kontak persis setelah saya nyumbangin 1 dus buku tadi.

Zaman sekarang ada nggak sih orang yang masih baca buku? Perkiraan saya dari 10 orang, paling yang masih suka baca buku hanya 1-2 orang. Itu juga tergantung tahun kelahiran. Kecuali pelajar, mahasiswa, dan keluarga yang dekat dengan dunia pendidikan. Yang masih suka baca buku paling anak-anak kelahiran tahun 80/90-an. Anak-anak yang lahir tahun 2000-an ke atas, rata-rata sudah keranjingan main gadget.

Inspirasi-yang-Kita-Cari-Terkadang-Hanya-Bisa-Kita-Temukan-Lewat-Buku.jpg

Jadi saya sangat kaget waktu lihat postingan di salah satu grup Facebook ada orang yang sedang mencari buku murah buat baca-baca di rumah. Saya inbox saja orang tersebut, saya kasih tahu, kalau butuh buku di saya ada. Orang tersebut langsung ngerespon minta nomer WA. Di WA, orang tersebut minta dikirimin foto buku apa saja yang mau saya jual. Saya kirim saja foto-foto buku yang sudah saya sortir sebelumnya.

Dari semua foto-foto yang saya kirim, ada 5 buku yang dia suka. Berbeda dengan panti asuhan di mana waktu itu saya benar-benar nyumbang. Sementara dengan orang ini bukunya saya jual, karena dari awal emang orangnya mau beli. Nominalnya pun tidak seberapa. Jika dibandingkan dengan harga aslinya waktu dulu saya beli, jauh sekali. Karena niatnya mau bantu, meski pun buku yang dia beli cuma 5, saya kasih 1 lagi sebagai bonus.

Saya kagum dengan orang ini, dia beli buku katanya pengen mengurangi waktunya nonton Hp. Dia mungkin sudah jenuh dengan gaya hidup yang dia jalani, dinasehatin oleh orang tua, atau ada sesuatu yang sedang dia cari dalam perjalanan hidupnya. Hikmah dan inspirasi yang kita cari terkadang hanya bisa kita temukan lewat buku. Tidak ditemukan di tempat lain.

Melihat reaksi wajahnya dan mendengar alasan dia membeli buku waktu kita COD-an, saya seperti flashback ke masa lalu. Gairah dan semangat saya waktu dulu sering bolak balik ke perpustakaan. Seperti merasuk ke dalam jiwa orang tersebut. Itulah yang menjadi alasan saya rela melepas sekaligus mengikhlaskan 6 buku kesayangan harus berpindah tangan. 

FYI, gairah dan semangat dalam membaca buku dalam jiwa saya sebenarnya masih ada. Masih membara. Sayang, situasi dan kondisi ekonomi saat ini, belum mendukung buat saya untuk menambah koleksi buku baru lagi.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url