Ramadhan Tahun Ini, Saya Dipertemukan dengan Orang Baik

ORANG baik. Saya bilang seperti itu karena orangnya benar-benar baik. Sangat-sangat diluar perkiraan. Jarang ada orang yang seperti itu di dunia ini. Kalau dihitung dengan jari, dari 10 orang yang pernah saya temui. 3 orangnya adalah orang baik. Nah, orang yang saya maksud ini salah satu diantara ke 3 orang tersebut.

Biar teman-teman tidak penasaran. Saya runut ceritanya dari awal ya. Teman-teman yang sering pantengin blog saya. Pasti sudah tahu kalau beberapa waktu ke belakang. Saya lagi nyoba peluang bisnis baru yakni jual beli rumah. Orang baik ini termasuk konsumen yang menghubungi saya nanyain rumah yang saya jual.

Ramadhan-Tahun-Ini-Saya-Dipertemukan-dengan-Orang-Baik.jpg

Di sela-sela percakapan terkait jual beli rumah, tiba-tiba orang ini curhat kalau dia sedang ada masalah dengan suaminya. Dia curhat kalau dia sudah pisah rumah dengan suaminya selama 9 bulan. Suaminya tinggal di rumah mereka yang dulu. Sementara dia memilih pergi, ngontrak di salah satu komplek perumahan.

Karena anaknya banyak dan sudah besar-besar. Terus masing-masih sudah punya kendaraan. Dia nyari rumah pinggir jalan yang halamannya luas bisa masuk 3-4 mobil. Tapi dia minta rumahnya yang harganya murah, nggak apa-apa katanya di perkampungan juga. Asal sesuai spek yang dia minta. Sesuai kriteria yang dia inginkan.

Ramadhan-Tahun-Ini-Saya-Dipertemukan-dengan-Orang-Baik.jpg

Sayangnya, saya tidak bisa mewujudkan keinginan orang ini, karena susah nyari rumah yang halamannya luas terus harganya murah. Rumah yang speknya seperti itu rata-rata harganya mahal. Sebenarnya saya sempat dapat rumah yang sesuai permintaan dia. Tapi rumahnya pas di bawah tower bertegangan tinggi. Boro-boro nawar, chat dari saya juga nggak direspon.

Singkat cerita, komunikasi saya dengan orang ini putus. Dia mungkin nyari di tempat lain. Lewat mediator-mediator lain. Saya juga fokus jualan lagi, fokus melayani konsumen-konsumen baru. Kemarin siang saya iseng kirim WA ke orang ini, nanyain rumahnya sudah dapat apa belum. Terus dia jawab, nggak jadi beli rumah. Dia sudah kembali ke rumahnya yang dulu.

Kenapa saya bilang dia orang baik. Kemarin siang saya disuruh main ke rumahnya. Walau pun nggak jadi beli rumah, namanya silaturahmi katanya harus tetap terjalin. Di rumahnya, dia curhat lagi soal suaminya. Soal penyebab kenapa suaminya jadi berubah. Padahal awalnya rukun. Yang bikin saya takjub, waktu saya pamit mau pulang, dia ngasih saya uang.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url