Pisah Rumah Dulu Selama Satu Bulan
DALAM rumah tangga, yang namanya masalah pasti selalu ada. Tapi dari semua masalah yang datang, persoalan materi selalu menjadi yang utama. Tujuan kita menikah pastinya ingin bahagia. Bahagia di sini memang tidak selalu identik dengan uang. Kendati demikian, uang tetap memiliki peranan yang sangat penting. Tanpa uang semuanya tidak bisa berjalan.
Pasangan yang memutuskan untuk bercerai kebanyakan karena masalah materi. Kalau bukan karena materi ngapain kita bercerai. Coba teman-teman fikir. Usaha kita lagi jalan. Pendapatan datang dari sana-sini. Kita bisa bangun ini bangun itu. Beli ini beli itu. Tiba-tiba di tengah jalan istri atau suami mendadak minta pisah. Teman-teman pasti mengernyitkan dahi: ini ada apa?
Untuk kasus tertentu. Perceraian memang tidak melulu karena uang. Bisa karena selingkuh, kekerasan dalam rumah tangga, atau poligami. Tapi kalau kita cermati lebih dalam. Ke tiga alasan di atas pangkal permasalahannya tetap saja dari uang. Istri selingkuh karena pemasukan kurang. Suami suka mukul karena nganggur berkepanjangan. Suami poligami karena kebanyakan uang.
Karena uang selalu menjadi biang kerok. Buat teman-teman yang sekarang sedang berada di jurang perceraian. Tapi ingin berusaha mempertahankan biduk rumah tangga sesuai komitmen pas pertama kali memutuskan untuk menikah. Saya ada sedikit tips yang mudah-mudahan tips yang akan saya bagikan ini bisa menghindarkan teman-teman dari perceraian.
Tips ini bukan dari pengalaman saya pribadi. Rumah tangga saya alhamdulillah rukun-rukun saja. Tips ini saya dapat dari rekan bisnis saya yang tempo hari sempat ngobrol dari hati ke hati. Awalnya kita ngobrolin soal bisnis yang terkena dampak pandemi. Teman saya cerita gara-gara pandemi omzet bisnisnya menurun. Cashflow perusahaannya menjadi seret. Untuk bisa bertahan teman saya sampai harus pinjam modal ke Bank.
Saat perusahaannya sedang terguncang. Kondisi ekonominya sedang menjerit. Istrinya tiba-tiba minta pisah. Mendengar istrinya ingin berpisah rekan saya awalnya sempat kaget. Tapi dengan tenangnya rekan saya itu malah bilang begini ke istrinya: "Jangan dulu cerai. Kita pisah rumah saja dulu selama sebulan. Terus rasain gimana hidup sendiri tanpa suami. Kalau merasa enak. Baru kita pergi ke pengadilan"
Lucunya, waktu disaranin seperti itu. Istrinya malah terdiam. Mungkin istrinya berfikir. Namanya rumah tangga, susah senang harus dijalanin bersama. Alih-alih pulang ke rumah orang tuanya. Istrinya malah ikut membuka usaha. Istrinya sekarang jualan ayam goreng tepung. Keuntungannya lumayan buat nambah-nambah uang dapur. Nah, apa yang dilakukan oleh rekan bisnis saya tidak ada salahnya untuk teman-teman coba. Siapa tahu manjur. Rumah tangga teman-teman jadi rukun kembali.
Pasangan yang memutuskan untuk bercerai kebanyakan karena masalah materi. Kalau bukan karena materi ngapain kita bercerai. Coba teman-teman fikir. Usaha kita lagi jalan. Pendapatan datang dari sana-sini. Kita bisa bangun ini bangun itu. Beli ini beli itu. Tiba-tiba di tengah jalan istri atau suami mendadak minta pisah. Teman-teman pasti mengernyitkan dahi: ini ada apa?
Untuk kasus tertentu. Perceraian memang tidak melulu karena uang. Bisa karena selingkuh, kekerasan dalam rumah tangga, atau poligami. Tapi kalau kita cermati lebih dalam. Ke tiga alasan di atas pangkal permasalahannya tetap saja dari uang. Istri selingkuh karena pemasukan kurang. Suami suka mukul karena nganggur berkepanjangan. Suami poligami karena kebanyakan uang.
Karena uang selalu menjadi biang kerok. Buat teman-teman yang sekarang sedang berada di jurang perceraian. Tapi ingin berusaha mempertahankan biduk rumah tangga sesuai komitmen pas pertama kali memutuskan untuk menikah. Saya ada sedikit tips yang mudah-mudahan tips yang akan saya bagikan ini bisa menghindarkan teman-teman dari perceraian.
Tips ini bukan dari pengalaman saya pribadi. Rumah tangga saya alhamdulillah rukun-rukun saja. Tips ini saya dapat dari rekan bisnis saya yang tempo hari sempat ngobrol dari hati ke hati. Awalnya kita ngobrolin soal bisnis yang terkena dampak pandemi. Teman saya cerita gara-gara pandemi omzet bisnisnya menurun. Cashflow perusahaannya menjadi seret. Untuk bisa bertahan teman saya sampai harus pinjam modal ke Bank.
Saat perusahaannya sedang terguncang. Kondisi ekonominya sedang menjerit. Istrinya tiba-tiba minta pisah. Mendengar istrinya ingin berpisah rekan saya awalnya sempat kaget. Tapi dengan tenangnya rekan saya itu malah bilang begini ke istrinya: "Jangan dulu cerai. Kita pisah rumah saja dulu selama sebulan. Terus rasain gimana hidup sendiri tanpa suami. Kalau merasa enak. Baru kita pergi ke pengadilan"
Lucunya, waktu disaranin seperti itu. Istrinya malah terdiam. Mungkin istrinya berfikir. Namanya rumah tangga, susah senang harus dijalanin bersama. Alih-alih pulang ke rumah orang tuanya. Istrinya malah ikut membuka usaha. Istrinya sekarang jualan ayam goreng tepung. Keuntungannya lumayan buat nambah-nambah uang dapur. Nah, apa yang dilakukan oleh rekan bisnis saya tidak ada salahnya untuk teman-teman coba. Siapa tahu manjur. Rumah tangga teman-teman jadi rukun kembali.