Catatan Terakhir Bulan Suci Ramadhan Tahun 2024
TIDAK terasa, hari ini selasa 9 April, adalah hari terakhir di bulan suci ramadhan tahun 2024. Perasaan baru kemarin kita menjalankan ibadah puasa hari pertama. Besok kita udah mau lebaran lagi. Begitu cepat waktu berlalu. Padahal, saya masih rindu dan kangen dengan suasana bulan suci ramadhan.
Artikel ini saya tulis di rumah mertua. Tepatnya di dalam kamar sehabis makan sahur. Seperti tahun-tahun sebelumnya. Istri dan anak saya ingin berlebaran di kampung. Seperti yang teman-teman lihat, saya buka puasa dan makan sahur terakhir dengan gorengan, es kelapa muda, dan bakar ayam kampung.
Apakah saya mudik? Tidak. Saya tidak mudik. Saya hanya antar istri dan anak pulkam. Nanti siang saya balik lagi. Saya masih belum bisa merelakan hati saya untuk berlebaran jauh dari orang tua. Suasana lebaran di tanah kelahiran, dari kecil sampai sekarang sudah menikah dan punya anak, terlalu sayang untuk dilewatkan.
Dulu saya sempat berlebaran di kampung mertua. Kesan-kesannya pernah saya tulis di artikel ini. Lebaran di kampung sendiri dengan lebaran di kampung mertua terasa berbeda. Dari mulai sholat ied, silaturahmi habis sholat ied, sampai sungkem saling maaf memaafkan antar keluarga dan tetangga, tata caranya masih memegang adat istiadat.
Sementara di kampung saya. Situasinya sudah mulai mencair. Yang datang ke rumah paling tetangga terdekat. Itu pun sebagian. Sebagian lagi pada pergi silaturahmi ke keluarganya masing-masing. Setelah itu mereka berbondong-bondong pergi ke pemakaman. Ziarah kubur ke sanak keluarga yang telah lebih dulu berpulang.
Tak ada yang spesial di ramadhan tahun ini. Dibilang lebih baik dari ramadhan tahun sebelumnya, nggak. Dibilang lebih buruk dari ramadhan sebelumnya juga, nggak. Situasi dan kondisi kebathinan saya pada bulan ramadhan kali ini sangat sulit untuk dideskripsikan. Semua terasa lempeng-lempeng saja. Datar-datar saja.
Satu-satunya harapan yang ingin saya panjatkan: semoga semua amal ibadah yang saya kerjakan selama bulan puasa. Dengan segala kekurangan dan keterbatasannya. Diterima oleh Allah SWT. Semoga saya, dan teman-teman semua, masih diberi umur panjang bisa ketemu lagi dengan ramadhan tahun depan. Amiin.
Artikel ini saya tulis di rumah mertua. Tepatnya di dalam kamar sehabis makan sahur. Seperti tahun-tahun sebelumnya. Istri dan anak saya ingin berlebaran di kampung. Seperti yang teman-teman lihat, saya buka puasa dan makan sahur terakhir dengan gorengan, es kelapa muda, dan bakar ayam kampung.
Apakah saya mudik? Tidak. Saya tidak mudik. Saya hanya antar istri dan anak pulkam. Nanti siang saya balik lagi. Saya masih belum bisa merelakan hati saya untuk berlebaran jauh dari orang tua. Suasana lebaran di tanah kelahiran, dari kecil sampai sekarang sudah menikah dan punya anak, terlalu sayang untuk dilewatkan.
Dulu saya sempat berlebaran di kampung mertua. Kesan-kesannya pernah saya tulis di artikel ini. Lebaran di kampung sendiri dengan lebaran di kampung mertua terasa berbeda. Dari mulai sholat ied, silaturahmi habis sholat ied, sampai sungkem saling maaf memaafkan antar keluarga dan tetangga, tata caranya masih memegang adat istiadat.
Sementara di kampung saya. Situasinya sudah mulai mencair. Yang datang ke rumah paling tetangga terdekat. Itu pun sebagian. Sebagian lagi pada pergi silaturahmi ke keluarganya masing-masing. Setelah itu mereka berbondong-bondong pergi ke pemakaman. Ziarah kubur ke sanak keluarga yang telah lebih dulu berpulang.
Tak ada yang spesial di ramadhan tahun ini. Dibilang lebih baik dari ramadhan tahun sebelumnya, nggak. Dibilang lebih buruk dari ramadhan sebelumnya juga, nggak. Situasi dan kondisi kebathinan saya pada bulan ramadhan kali ini sangat sulit untuk dideskripsikan. Semua terasa lempeng-lempeng saja. Datar-datar saja.
Satu-satunya harapan yang ingin saya panjatkan: semoga semua amal ibadah yang saya kerjakan selama bulan puasa. Dengan segala kekurangan dan keterbatasannya. Diterima oleh Allah SWT. Semoga saya, dan teman-teman semua, masih diberi umur panjang bisa ketemu lagi dengan ramadhan tahun depan. Amiin.
Nanti malam gema takbir akan berkumandang. Buat teman-teman, dari hati yang paling dalam, saya ingin mengucapkan:
"Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 H. Mohon Maaf Lahir dan Bathin."
"Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 H. Mohon Maaf Lahir dan Bathin."