Mending Pakai Lem Tikus, Ketimbang Pakai Racun Tikus

NGGAK seperti kemarin-kemarin. Hari ini baunya sudah mulai hilang. Setidaknya itu yang saya cium. Walau pun setiap ke kamar mandi, istri dan anak saya selalu sewot. Baunya katanya masih ada. Masih menyengat.

Dari awal bau bangkai mulai tercium. Saya dan istri sudah menduga sumbernya dari mana. Sayangnya, saya tidak bisa berbuat apa-apa. Asal bau datangnya dari atap. Pas di atas kamar mandi. Susah sekali buat ngeceknya.

Mending-Pakai-Lem-Tikus-Ketimbang-Pakai-Racun-Tikus.jpg

Bau menyengat itu datangnya dari bangkai tikus. Beberapa hari yang lalu, saya sempat naburin racun tikus di area dapur. Sengaja ditaburin biar binatang menyebalkan itu mati, nggak masuk ke dalam rumah lagi.

Saya taburi racun tikus, karena tikus yang datang akhir-akhir ini lebih lihai dan lebih cerdik. Jika sebelum-sebelumnya tikus yang nyelinap ke dalam rumah suka ketangkap menggunakan lem tikus. Kali ini nggak mempan.

Mending-Pakai-Lem-Tikus-Ketimbang-Pakai-Racun-Tikus.jpg

Saya punya racun tikus bukan beli tapi dikasih teman. Rumah teman saya katanya diganggu tikus juga. Tikusnya mati setelah memakan racun tikus. Bedanya, tikus yang mati di rumah teman saya tergeletak di dapur. Tikus yang mati di rumah saya, nyangkut di atap kamar mandi.

Gara-gara racun tikus. Gara-gara bau bangkai di atap kamar mandi. Istri saya jadi uring-uringan. Ketimbang pakai racun tikus, yang matinya nggak tentu ada di mana. Mending pakai lem tikus katanya. Kalau pun lolos, masih bisa dibantai rame-rame.

Baunya perlahan mulai hilang bisa jadi bangkainya sekarang sudah mulai kering. Saya bisa ngebayangin, di atap kamar mandi bangkai tikus itu penuh dengan belatung. Banyak. Kecil-kecil. Merayap ke mana-mana. Untungnya satu pun nggak ada yang jatuh.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url