Dari Pada Gabung Geng Motor, Mending Bikin Konten Gitar Akustikan
SUDAH lama saya nggak buka aplikasi Tiktok. Sekalinya dibuka, saya dibikin kaget. Video pertama yang muncul di beranda, video adik saya sedang memainkan gitar akustik. Lebih kaget lagi waktu saya tonton videonya dari awal sampai akhir, adik saya sedang membawakan lagu Guns and Roses yang berjudul November Rain.
Meski belum sempurna, ada beberapa petikan suara gitar yang nggak terdengar, saya harus acungi dua jempol buat adik saya. Pertama, dia sudah berani tampil di depan publik. Kedua, dia mau meluangkan waktu buat ngulik gitar. Sebuah keahlian yang tidak pernah kepikiran oleh saya waktu saya masih bujangan.
Seandainya waktu bisa diputar ulang. Saya akan belajar gitar sampai bisa. Dulu saya sempat beberapa kali mencoba main gitar. Tapi karena tidak fokus, agak sedikit cengeng juga, jari saya nggak kuat kalau kelamaan metik senar. Jadinya nggak diterusin. Saya malah tertarik belajar main drum, nulis puisi, dan cerpen.
Kalau kita bisa main gitar. Masa muda kita mungkin nggak akan suram-suram amat. Terutama untuk urusan menggaet wanita. Cowok yang bisa main gitar biasanya banyak disukai cewek. Cewek kan senengnya dirayu, dikasih bunga sama coklat. Kalau pas main ke rumah cewek kita nggak bisa ngasih bunga dan coklat. Minimal kita bisa main gitar. Si cewek pasti easy going.
Belum kalau ada acara musik. Kayak pensi atau parade band gituh. Kalau kita bisa main gitar, biasanya sama teman-teman yang suka ngeband kita suka diajak untuk tampil. Nah, pas ada acara musik atau parade band gituh, di saat teman-teman saya naik ke atas panggung. Saya cuma jadi penonton ditengah cewek-cewek yang pada menjerit histeris.
Orang yang bisa main gitar, mau cowok atau cewek, biasanya mudah untuk bergaul. Dia tidak akan kesulitan masuk ke dalam sebuah perkumpulan atau komunitas. Untuk dijadikan mata pencaharian main gitar juga bisa. Mulai dari ngamen di bis kota. Manggung di cafe-cafe. Atau bikin band, nyiptain album, siapa tahu bisa dikontrak oleh label.
Sekarang kan zaman media sosial. Tinggal cover saja lagu orang. Direkam. Videonya di-upload di Tiktok dan Youtube. Nanti kita dapat duit dari saweran dan Google Adsense. Nggak ngeband juga, kalau video kita bagus, kita bakalan viral dan terkenal. Adik saya kayaknya ada keinginan seperti itu. Sebagai kakak tentu saya sangat mendukung. Dari pada gabung geng motor, mending bikin konten gitar akustikan.
Meski belum sempurna, ada beberapa petikan suara gitar yang nggak terdengar, saya harus acungi dua jempol buat adik saya. Pertama, dia sudah berani tampil di depan publik. Kedua, dia mau meluangkan waktu buat ngulik gitar. Sebuah keahlian yang tidak pernah kepikiran oleh saya waktu saya masih bujangan.
Seandainya waktu bisa diputar ulang. Saya akan belajar gitar sampai bisa. Dulu saya sempat beberapa kali mencoba main gitar. Tapi karena tidak fokus, agak sedikit cengeng juga, jari saya nggak kuat kalau kelamaan metik senar. Jadinya nggak diterusin. Saya malah tertarik belajar main drum, nulis puisi, dan cerpen.
Kalau kita bisa main gitar. Masa muda kita mungkin nggak akan suram-suram amat. Terutama untuk urusan menggaet wanita. Cowok yang bisa main gitar biasanya banyak disukai cewek. Cewek kan senengnya dirayu, dikasih bunga sama coklat. Kalau pas main ke rumah cewek kita nggak bisa ngasih bunga dan coklat. Minimal kita bisa main gitar. Si cewek pasti easy going.
Belum kalau ada acara musik. Kayak pensi atau parade band gituh. Kalau kita bisa main gitar, biasanya sama teman-teman yang suka ngeband kita suka diajak untuk tampil. Nah, pas ada acara musik atau parade band gituh, di saat teman-teman saya naik ke atas panggung. Saya cuma jadi penonton ditengah cewek-cewek yang pada menjerit histeris.
Orang yang bisa main gitar, mau cowok atau cewek, biasanya mudah untuk bergaul. Dia tidak akan kesulitan masuk ke dalam sebuah perkumpulan atau komunitas. Untuk dijadikan mata pencaharian main gitar juga bisa. Mulai dari ngamen di bis kota. Manggung di cafe-cafe. Atau bikin band, nyiptain album, siapa tahu bisa dikontrak oleh label.
Sekarang kan zaman media sosial. Tinggal cover saja lagu orang. Direkam. Videonya di-upload di Tiktok dan Youtube. Nanti kita dapat duit dari saweran dan Google Adsense. Nggak ngeband juga, kalau video kita bagus, kita bakalan viral dan terkenal. Adik saya kayaknya ada keinginan seperti itu. Sebagai kakak tentu saya sangat mendukung. Dari pada gabung geng motor, mending bikin konten gitar akustikan.