Sarapan Kue Serabi dengan Risoles, Cireng, Gehu, dan Bala-Bala, Rasanya Lebih Nikmat

KUE serabi termasuk makanan legendaris. Ia sudah ada sejak zaman dulu. Mungkin sudah ada sejak zaman penjajahan. Waktu kakek dan nenek kita masih muda. Masih berjuang dan berperang mengusir penjajah. Tahun berapa kue serabi ini muncul. Dari mana kue serabi berasal. Terus siapa orang pertama yang menciptakan kue serabi. Biarlah para ahli sejarah dan pencinta kuliner yang menjelaskannnya.

Sebagai generasi muda. Kita harus bersyukur, menjaga, memelihara, dan melestarikan kuliner khas warisan nenek moyang ini agar tidak punah apalagi sampai diklaim oleh negara lain. Kue serabi terbuat dari campuran terigu dan parutan kelapa yang dikasih bumbu dan air secukupnya kemudian dimasak dalam cetakan khusus berbentuk wajan. Dulu cetakan kue serabi terbuat dari tanah liat. Belakangan, seiring perkembangan zaman, cetakan kue serabi banyak yang dibuat dari tembaga.

Sarapan-Kue-Serabi-dengan-Risoles-Cireng-Gehu-dan-Bala-Bala-Rasanya-Benar-Benar-Nikmat.jpg

Seingat saya kue serabi awalnya cuma dua jenis. Serabi asli dan serabi oncom. Yang tidak suka pedas belinya serabi asli. Yang suka pedas belinya serabi oncom. Tapi makin ke sini kue serabi makin banyak sekali variannya. Mulai dari yang pakai telur sampai yang pakai coklat dan keju juga ada. Bahkan jualannya juga tidak melulu pagi hari. Di beberapa tempat ada pedagang serabi yang berjualannya di malam hari.

Saya mulai kenal dengan kue serabi sejak masuk SD. Waktu itu di depan sekolah ada yang jualan kue serabi. Yang dagang kue serabi jualannya mulai dari jam 5 pagi sampai jam 7 pagi. Lewat dari jam 7 pagi kue serabi sudah nggak laku dan nggak enak untuk disantap. Orang-orang sudah berangkat kerja. Anak-anak sudah masuk ke kelas. Yang nggak kerja dan nggak sekolah pun termasuk para ibu rumah tangga, lewat dari jam 7 pagi, biasanya sudah fokus makan nasi.

Sarapan-Kue-Serabi-dengan-Risoles-Cireng-Gehu-dan-Bala-Bala-Rasanya-Benar-Benar-Nikmat.jpg

Tapi itu dulu. Sekarang mau pagi siang malam kue serabi banyak sekali peminatnya. Saya sendiri beli kue serabi tergantung mood. Kadang beli pagi hari. Kadang beli malam hari. Kalau pagi hari saya beli di tiga tempat. Kalau malam hari saya beli di dua tempat. Masing-masing penjual kue serabi punya ciri khasnya sendiri-sendiri. Ada yang punya kelebihan di rasa. Ada yang punya kelebihan di pelayanan. Ada juga yang punya kelebihan di lokasi jualan.

Meski bahan-bahan untuk membuat kue serabi mudah didapat. Tidak semua orang bisa membuat kue serabi. Sebagai penikmat kue serabi. Yang sudah mencoba berbagai rasa di beberapa tempat sedikit besarnya tahu mana kue serabi yang memiliki cita rasa khas sama mana kue serabi yang asal bikin atau asal cetak. Sekalipun kue serabinya dibikin sedemikian rupa sampai dilumuri coklat dan keju. Kalau serabinya nggak enak. Tetep saja nggak enak.

Beruntung saya dekat dengan penjual kue serabi legendaris. Rumah saya dengan rumah pedagang kue serabi masih tetanggaan. Ia adiknya yang dulu jualan kue serabi di depan sekolah. Rasanya sama. Variannya juga sama. Tak ada yang berubah. Bedanya, kakaknya yang di depan sekolah jualannya serabi dan kerupuk gorengan doang. Sementara adiknya jualannya lebih kumplit. Selain serabi dan kerupuk gorengan. Ada juga risoles, cireng, gehu dan bala-bala. Sarapan kue serabi dengan risoles, cireng, gehu, dan bala-bala rasanya lebih nikmat.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url