Catatan Akhir Tahun 2021
HARI ini. Sama seperti tahun lalu. Adalah hari terakhir di penghujung tahun. Di mana istilah flashback dan resolusi kembali menggema seantero Nusantara. Hari ini, jumat 31 Desember 2021, ada yang menganggapnya sebagai hari istimewa. Harus disambut dengan suasana ceria dan gegap gempita. Kalau perlu diisi oleh berbagai acara yang cenderung menjurus ke euforia dan foya-foya khas anak muda.
Di sisi lain, hari ini, sama seperti hari-hari yang telah berlalu. Ada yang menganggapnya sebagai hari biasa yang nggak mesti disikapi secara istimewa. Apalagi sampai harus ngadain acara yang sia-sia, buang-buang duit, apalagi sampai melakukan perbuatan dosa dan maksiat. Yang sudah jelas-jelas dilarang oleh Agama. Kalau pun ada ritual khusus yang harus dilakuin paling lebih ke refleksi. Perenungan. Selama setahun ini, perkembangan apa yang sudah kita capai.
Pertanyaannya, saya berada di kubu mana? Apakah berada di kubu yang menganggap 31 Desember adalah hari istimewa yang harus dirayain. Atau berada di kubu 31 Desember adalah hari biasa sama seperti hari-hari yang lainnya. Kalau boleh jujur saya tidak ke mana-mana. Saya orangnya moody. Ngikutin situasi. Bukan apa-apa. Saya takutnya gini. Ketika saya memutuskan untuk tidak ngerayain. Entar ada teman atau tetangga yang ngajak.
Hari ini. Saya ingin menulis tentang keresahan dan kegundahan hati saya sebagai bentuk refleksi. Sebagai bentuk perenungan diri. Speaker masjid di kampung saya rusak. Kalau sudah masuk waktu sholat. Nggak kedengaran suara adzan. Bukan cuma saya saja. Tetangga yang lain pun, terutama yang sering sholat berjamaah di masjid, kayaknya merasakan. Speaker masjid tersebut sepertinya harus diganti. Soalnya sudah berkali-kali diperbaiki. Tetep rusak lagi-rusak lagi.
Yang membuat saya gundah gulana. Tempo hari saya antar istri ke pasar. Waktu itu udah masuk dzuhur. Tapi saya nggak dengar suara adzan. Waktu saya masuk ke masjid. Mau berjamaah sholat dzuhur. Ternyata orang-orang sudah bubar. Di situ tiba-tiba saya ngerasa ngeri dan takut. Kok saya nggak mendengar suara adzan. Apakah urusan dunia sudah memalingkan saya dari urusan akhirat. Atau Allah SWT sudah menulikan telinga saya untuk mendengar panggilanNya.
Pas lagi sholat itu saya bergidik. Naudzubillahi min dzalik. Kalau urusan dunia sudah memalingkan saya dari urusan akhirat. Mungkin saya masih bisa bertaubat. Masih bisa memperbaiki diri. Tapi kalau Allah SWT sudah menulikan telinga saya untuk mendengar seruanNya. Itu tandanya Allah SWT benci sama saya. Sudah tidak memperdulikan saya. Astagfirullah. Jangan sampai hal itu terjadi. Saya benar-benar takut dan ngeri.
Berhubung hari ini adalah hari terakhir di penghujung tahun 2021. Apa yang saya alami itu mudah-mudahan jadi pengingat kita semua. Bahwa dunia ini hanya sementara. Akhirat itu selamanya. Kalau kita masih diberi nafas oleh Tuhan untuk merasakan tahun 2022. Gunakan waktu yang kita punya untuk melakukan hal-hal yang diridhoi olehNya. Jangan ngelakuin perbuatan yang sia-sia yang bisa mengundang murkaNya. Kalau Allah SWT sudah cuek sama kita. Sudah tidak mempedulikan kita. Ke mana kita mau kembali?
Artikel ini adalah artikel terakhir yang saya posting di tahun 2021. Sebagai tanda perpisahan saya ingin mengucapkan. Selamat tinggal tahun 2021. Selamat datang tahun 2022. Mohon maaf apabila ada kata-kata atau tulisan saya selama ini yang kurang berkenan. Semoga kita semua diberikan kesehatan, kelancaran usaha, kelimpahan rezeki, agar bisa terus memperbaiki diri menjadi manusia yang lebih baik. Selamat di dunia. Selamat di akhirat. Amiin.
Di sisi lain, hari ini, sama seperti hari-hari yang telah berlalu. Ada yang menganggapnya sebagai hari biasa yang nggak mesti disikapi secara istimewa. Apalagi sampai harus ngadain acara yang sia-sia, buang-buang duit, apalagi sampai melakukan perbuatan dosa dan maksiat. Yang sudah jelas-jelas dilarang oleh Agama. Kalau pun ada ritual khusus yang harus dilakuin paling lebih ke refleksi. Perenungan. Selama setahun ini, perkembangan apa yang sudah kita capai.
Pertanyaannya, saya berada di kubu mana? Apakah berada di kubu yang menganggap 31 Desember adalah hari istimewa yang harus dirayain. Atau berada di kubu 31 Desember adalah hari biasa sama seperti hari-hari yang lainnya. Kalau boleh jujur saya tidak ke mana-mana. Saya orangnya moody. Ngikutin situasi. Bukan apa-apa. Saya takutnya gini. Ketika saya memutuskan untuk tidak ngerayain. Entar ada teman atau tetangga yang ngajak.
Hari ini. Saya ingin menulis tentang keresahan dan kegundahan hati saya sebagai bentuk refleksi. Sebagai bentuk perenungan diri. Speaker masjid di kampung saya rusak. Kalau sudah masuk waktu sholat. Nggak kedengaran suara adzan. Bukan cuma saya saja. Tetangga yang lain pun, terutama yang sering sholat berjamaah di masjid, kayaknya merasakan. Speaker masjid tersebut sepertinya harus diganti. Soalnya sudah berkali-kali diperbaiki. Tetep rusak lagi-rusak lagi.
Yang membuat saya gundah gulana. Tempo hari saya antar istri ke pasar. Waktu itu udah masuk dzuhur. Tapi saya nggak dengar suara adzan. Waktu saya masuk ke masjid. Mau berjamaah sholat dzuhur. Ternyata orang-orang sudah bubar. Di situ tiba-tiba saya ngerasa ngeri dan takut. Kok saya nggak mendengar suara adzan. Apakah urusan dunia sudah memalingkan saya dari urusan akhirat. Atau Allah SWT sudah menulikan telinga saya untuk mendengar panggilanNya.
Pas lagi sholat itu saya bergidik. Naudzubillahi min dzalik. Kalau urusan dunia sudah memalingkan saya dari urusan akhirat. Mungkin saya masih bisa bertaubat. Masih bisa memperbaiki diri. Tapi kalau Allah SWT sudah menulikan telinga saya untuk mendengar seruanNya. Itu tandanya Allah SWT benci sama saya. Sudah tidak memperdulikan saya. Astagfirullah. Jangan sampai hal itu terjadi. Saya benar-benar takut dan ngeri.
Berhubung hari ini adalah hari terakhir di penghujung tahun 2021. Apa yang saya alami itu mudah-mudahan jadi pengingat kita semua. Bahwa dunia ini hanya sementara. Akhirat itu selamanya. Kalau kita masih diberi nafas oleh Tuhan untuk merasakan tahun 2022. Gunakan waktu yang kita punya untuk melakukan hal-hal yang diridhoi olehNya. Jangan ngelakuin perbuatan yang sia-sia yang bisa mengundang murkaNya. Kalau Allah SWT sudah cuek sama kita. Sudah tidak mempedulikan kita. Ke mana kita mau kembali?
Artikel ini adalah artikel terakhir yang saya posting di tahun 2021. Sebagai tanda perpisahan saya ingin mengucapkan. Selamat tinggal tahun 2021. Selamat datang tahun 2022. Mohon maaf apabila ada kata-kata atau tulisan saya selama ini yang kurang berkenan. Semoga kita semua diberikan kesehatan, kelancaran usaha, kelimpahan rezeki, agar bisa terus memperbaiki diri menjadi manusia yang lebih baik. Selamat di dunia. Selamat di akhirat. Amiin.