Timnas Kita Kembali Berjaya di Pentas Internasional
SEBELUM pertandingan dimulai. Saya berdoa sekaligus berharap. Semoga permainan Timnas di final Piala AFF kali ini benar-benar menjanjikan. Banyak drama seperti saat melawan Singapura buat saya nggak masalah. Yang penting hasilnya memihak kita. Kalau nggak menang, minimal draw. Nanti pas leg ke 2. Baru kita main habis-habisan. Sudah lama kita nggak juara. Tahun ini seluruh Rakyat Indonesia ingin bersuka cita.
Tapi baru 5 menit laga berjalan. Gawang Timnas kita sudah kebobolan lewat gol cepat yang dilesakan oleh Kapten Timnas Thailand. Sejak gol itu, saya melihat taktik dan strategi yang diterapkan oleh Shin Tae Yong, sudah tak berjalan. Para pemain kita seperti tidak percaya diri untuk memegang bola. Banyak operan-operan yang tidak pas. Banyak kesalahan-kesalahan elementer yang seharusnya tidak terjadi dalam sebuah laga bertajuk final.
Ketika skor masih 1-0. Saya masih yakin dan percaya bahwa Timnas kita bisa bangkit. Bisa mengembangkan permainan. Terutama setelah pemain Thailand yang bernomer punggung 5 digantikan karena cedera. Dengan kemampuan yang dimiliki oleh pemain kita, saya yakin akan ada 1 atau 2 celah yang bisa diterobos. Terbukti peluang matang itu hadir. Bola silang dari Irfan Jaya lolos dari sapuan pemain belakang Thailand. Sayang, seorang Dewangga yang berdiri bebas di depan gawang. Tidak bisa memanfaatkan peluang emas tersebut menjadi gol.
Pun ketika babak ke 2 berlangsung. Peluang emas dari seorang Irfan Jaya yang sudah berhadapan dengan penjaga gawang tidak bisa menghasilkan sebuah gol. Setelah peluang tersebut, permainan Timnas kita di babak ke 2 malah semakin hancur dan amburadul. Timnas kita dihajar dengan 3 gol tanpa balas. Hasil akhir Timnas kita kalah 4-0. Sebuah skor yang sangat mencolok sekaligus mengubur mimpi dan asa kita untuk menjadi juara. Satu-satunya harapan kita di leg ke 2. Semoga Timnas kita dinaungi oleh Dewi Fortuna.
Dari pertandingan semalam. Tidak bermaksud memandang sebelah mata perjuangan para pemain yang sudah berjuang keras di lapangan. Saya melihat Timnas kita dengan Timnas Thailand itu beda level. Timnas Thailand berada satu tingkat di atas kita. Untuk teknik dan skill para pemain kita sebenarnya tidak kalah dengan para pemain Thailand. Kita cuma kalah mental dan kalah penguasaan bola saja. Kalau mental pemain kita kuat. Penguasaan bola kita lengket. Permainan akan menjadi lebih seru. Gawang kita tidak mudah dijebol oleh lawan.
Juara atau tidak. Sampai kapan pun kecintaan saya pada Timnas tidak akan pernah luntur. Tapi sesama anak bangsa, yang sudah kangen dan rindu, timnas kita berprestasi di ajang internasional. Saya berharap kepada para pemangku jabatan untuk menghidupkan kembali kompetisi. Hidup di sini bukan sekedar kompetisi berjalan. Setiap kompetisi usai ada klub yang keluar menjadi kampiun. Ada klub yang promosi dan degradasi. Bukan, bukan seperti itu. Tapi semua aspek harus dibenahi.
Mental kuat dan penguasaan bola lengket itu lahir dari kompetisi yang ketat dan berjenjang sejak usia dini. Pemain-pemain kita memiliki bakat yang alami. Di tangan pelatih hebat seperti Shin Tae Yong, talenta pemain kita pada keluar. Jangan harap kita bisa juara di pentas internasional kalau kompetisi kita masih carut marut. Ini adalah pekerjaan rumah kita semua. Kalau dari sekarang kompetisi kita dari hulu sampai hilir dibenahi. Tanpa ada intervensi dan berbagai macam kepentingan. Saya yakin Timnas kita akan kembali berjaya di pentas internasional.
Tapi baru 5 menit laga berjalan. Gawang Timnas kita sudah kebobolan lewat gol cepat yang dilesakan oleh Kapten Timnas Thailand. Sejak gol itu, saya melihat taktik dan strategi yang diterapkan oleh Shin Tae Yong, sudah tak berjalan. Para pemain kita seperti tidak percaya diri untuk memegang bola. Banyak operan-operan yang tidak pas. Banyak kesalahan-kesalahan elementer yang seharusnya tidak terjadi dalam sebuah laga bertajuk final.
Ketika skor masih 1-0. Saya masih yakin dan percaya bahwa Timnas kita bisa bangkit. Bisa mengembangkan permainan. Terutama setelah pemain Thailand yang bernomer punggung 5 digantikan karena cedera. Dengan kemampuan yang dimiliki oleh pemain kita, saya yakin akan ada 1 atau 2 celah yang bisa diterobos. Terbukti peluang matang itu hadir. Bola silang dari Irfan Jaya lolos dari sapuan pemain belakang Thailand. Sayang, seorang Dewangga yang berdiri bebas di depan gawang. Tidak bisa memanfaatkan peluang emas tersebut menjadi gol.
Pun ketika babak ke 2 berlangsung. Peluang emas dari seorang Irfan Jaya yang sudah berhadapan dengan penjaga gawang tidak bisa menghasilkan sebuah gol. Setelah peluang tersebut, permainan Timnas kita di babak ke 2 malah semakin hancur dan amburadul. Timnas kita dihajar dengan 3 gol tanpa balas. Hasil akhir Timnas kita kalah 4-0. Sebuah skor yang sangat mencolok sekaligus mengubur mimpi dan asa kita untuk menjadi juara. Satu-satunya harapan kita di leg ke 2. Semoga Timnas kita dinaungi oleh Dewi Fortuna.
Dari pertandingan semalam. Tidak bermaksud memandang sebelah mata perjuangan para pemain yang sudah berjuang keras di lapangan. Saya melihat Timnas kita dengan Timnas Thailand itu beda level. Timnas Thailand berada satu tingkat di atas kita. Untuk teknik dan skill para pemain kita sebenarnya tidak kalah dengan para pemain Thailand. Kita cuma kalah mental dan kalah penguasaan bola saja. Kalau mental pemain kita kuat. Penguasaan bola kita lengket. Permainan akan menjadi lebih seru. Gawang kita tidak mudah dijebol oleh lawan.
Juara atau tidak. Sampai kapan pun kecintaan saya pada Timnas tidak akan pernah luntur. Tapi sesama anak bangsa, yang sudah kangen dan rindu, timnas kita berprestasi di ajang internasional. Saya berharap kepada para pemangku jabatan untuk menghidupkan kembali kompetisi. Hidup di sini bukan sekedar kompetisi berjalan. Setiap kompetisi usai ada klub yang keluar menjadi kampiun. Ada klub yang promosi dan degradasi. Bukan, bukan seperti itu. Tapi semua aspek harus dibenahi.
Mental kuat dan penguasaan bola lengket itu lahir dari kompetisi yang ketat dan berjenjang sejak usia dini. Pemain-pemain kita memiliki bakat yang alami. Di tangan pelatih hebat seperti Shin Tae Yong, talenta pemain kita pada keluar. Jangan harap kita bisa juara di pentas internasional kalau kompetisi kita masih carut marut. Ini adalah pekerjaan rumah kita semua. Kalau dari sekarang kompetisi kita dari hulu sampai hilir dibenahi. Tanpa ada intervensi dan berbagai macam kepentingan. Saya yakin Timnas kita akan kembali berjaya di pentas internasional.