Kerangka Timnas Untuk Masa Depan Sudah Terbentuk

BEGITU peluit tanda akhir pertandingan dibunyikan. Saya langsung ajak istri dan anak saya beli bubur ayam. Saya tidak marah. Saya tidak kecewa. Seperti yang sudah saya bahas di artikel sebelumnya. Timnas kita kalah mental dan kalah penguasaan bola. Meski kita unggul lebih dulu lewat gol yang dilesakan oleh Ricky Kambuaya. Saya harus rela dan harus menerima kenyaataan, di babak kedua Timnas Thailand berhasil menyamakan kedudukan sekaligus unggul dengan skor 2-1 setelah Asnawi Mangkualam melakukan gol bunuh diri.

Satu-satunya hiburan buat saya. Skor akhir ternyata berubah menjadi 2-2. Timnas kita mampu menyamakan kedudukan lewat sepakan keras Egy Maulana Vikri dari sudut yang cukup sempit. Dari sisi kanan pertahanan lawan. Sekali lagi saya tidak marah. Saya tidak kecewa. Timnas kita beda level dengan Timnas Thailand. Kita harus kembali menerima kenyataan Timnas Indonesia sebagai tim spesialis runner up. Bahkan untuk yang ke 6 kalinya. Dengan lawan yang hampir sama yaitu Thailand.

Kerangka-Timnas-Untuk-Masa-Depan-Sudah-Terbentuk.jpg

Kalau pun ada penyesalan. Atau lebih tepatnya perkembangan. Lebih tepatnya lagi sebuah kemajuan. Dalam pertandingan leg ke 2 semalam. Timnas kita bisa memberikan perlawan. Terutama di babak pertama. Saya melihat Timnas Thailand dibuat stres dan pontang-panting oleh serbuan, sergapan, plus pressing ketat para pemain Garuda Muda. Saya langsung membayangkan. Coba kalau leg pertama permainan Timnas kayak gini, kayaknya kita nggak bakalan kebobolan sampai 4-0.

Atau, ini berdasarkan pengamatan saya pribadi, dari pertandingan leg ke 1 sampai pertandingan leg ke 2. Pola dan strategi permainan Timnas kita sebenarnya sama. Tidak ada yang berubah. Cuma mental pemain kita keburu drop setelah gol cepat yang dilesakan oleh kapten Timnas Thailand. Seandainya gol itu tidak terjadi. Permainan timnas kita bakalan lebih menggila. Kalau pun tidak menang. Minimal seri. Atau kalahnya sangat tipis dengan skor 1-0, 2-1, atau 3-2.

Kerangka-Timnas-Untuk-Masa-Depan-Sudah-Terbentuk.jpg

Informasi yang saya baca dari berbagai media, termasuk dari para komentator sendiri, saat leg pertama itu para pemain kita masih demam panggung. Maklum, timnas kita diisi oleh para pemain muda yang belum berpengalaman di ajang kejuaraan internasional sekelas Piala AFF. Tim yang tadinya tidak diunggulkan. Dicemooh dan diremehkan. Tiba-tiba bisa menahan Vietnam. Bisa menggulung Malaysia. Bisa membungkam Singapura yang notabene sebagai tuan rumah untuk gelaran kali ini.

Di sisi lain, banyaknya kontroversi yang terjadi di luar pertandingan. Termasuk perlakuan diskriminatif yang dilakukan penyelanggara kejuaraan terhadap beberapa pemain kita. Tidak tertutup kemungkinan berpengaruh terhadap performa dan soliditas permainan Timnas di lapangan. Yang beginian, meski sering dan kerap terjadi di berbagai ajang, bukan hanya sepakbola saja, urusannya sudah masuk ke area non teknis. Sebagai penonton kita nggak tahu apa-apa. Palingan kita cuma bisa ngomel dan menggerutu di sosmed.

Sebagai penutup. Saya bangga dengan penampilan dan perjuangan pasukan Garuda Muda di lapangan. Meski kalah, di hati saya mereka tetap sebagai pemenang. Yang perlu dicatat, kerangka Timnas Indonesia untuk masa depan sudah terbentuk. Harapan saya, tim yang sudah ada ini. Mulai dari daftar pemain dan staf pelatih. Jangan dirombak apalagi dibubarkan. Jika terus dipertahankan. Saya yakin, pada kejuaraan yang akan datang. Timnas kita, insyaalloh, penampilannya bakal lebih menjanjikan.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url