Catatan Akhir Tahun 2020

Catatan-Akhir-Tahun-2020-1.jpg
IDEALNYA di penghujung bulan Desember ini kita bisa menceritakan momen-momen terbaik sepanjang tahun. Kalau pun nggak ditulis dalam Blog, Noted, atau buku harian. Minimal foto-foto saat kita menghabiskan waktu bersama keluarga dan orang-orang tercinta di objek-objek wisata favourit dan rumah-rumah makan terkenal tersimpan rapi di memory Hp. Saya tahu, sepanjang tahun ini, Anda masih bisa jalan-jalan, makan-makan, belanja-belanja. Tapi, saya yakin, Anda pasti nggak Happy.

Itulah yang saya rasakan. Maaf, itulah yang semua orang rasakan. Tahun 2020 ini bener-bener diluar prediksi. Tahun 2020 ini bener-bener sangat singkat. Saya masih ingat, siang itu di awal bulan Maret, saya ngajak istri jalan-jalan ke pusat kota. Saya makan soto ayam. Istri makan mie bakso. Anak saya beli baju. Kita bertiga senang-senang. Happy-happy. Keuangan masih lancar. Dompet masih penuh. Tiap hari, aktifitas saya, bolak-balik ngambil duit ke ATM.

Catatan-Akhir-Tahun-2020-2.jpg
Lalu, besoknya, atau lebih tepatnya besok lusanya. Tiba-tiba saya dapat kabar dari istri. Sekolah libur katanya selama 14 hari. Waktu libur 14 hari itu aktifitas saya masih normal. Semua berjalan seperti rencana. Nggak ada kendala ini itu. Nggak ada rasa khawatir sama sekali. Dalam fikiran saya, kan cuma 14 hari. Kalau sudah 14 hari sekolah masuk lagi. Anak-anak belajar seperti biasa. Kita selaku orang tua jualan lagi seperti biasa. Anda juga di sana pasti berfikiran sama dengan saya. Santai-santai saja. Biasa-biasa saja.

Kapal mulai oleng ketika libur 14 hari sudah selesai. Anak-anak harusnya kembali masuk sekolah. Tiba-tiba sekolah ngasih pengumuman libur di perpanjang sampai 14 hari ke depan. Dan, seperti yang Anda tahu. Tahu-tahu kita sudah memasuki bulan suci Ramadhan. Tahu-tahu kita merayakan Hari Raya Idul Fitri dalam situasi dan suasana yang berbeda. Tentu saya masih bersyukur. Saya masih bisa menjalankan ibadah sholat tarawih berjamaah di masjid. Saya sempat menjadi imam sholat tarawih 2 atau 3 kali.

Kondisi berbeda justru dialami oleh istri saya. Hari di mana harusnya berkumpul bersama keluarga besar. Setiap Idul Fitri istri suka mudik pulang kampung. Lebaran tahun 2020 kita sudah PSBB. Kita nggak bisa ke mana-mana. Nggak bisa ke luar kota. Nggak bisa jalan-jalan. Nggak bisa piknik ke pantai. Nggak bisa berenang. Nggak bisa main ke kebun binatang. Yang bikin saya kasihan. Mending nggak ngapain-ngapain itu kalau kita sehat. Pas hari Idul Fitri itu istri saya malah sakit. Orang lain silaturahmi dengan keluarga dan tetangga terdekat. Ini malah terbaring lemas di kamar.

Catatan-Akhir-Tahun-2020-3.jpg
Gimana soal bisnisnya? Apakah ikut terdampak? Untuk saya pribadi jelas banget. Produk-produk yang saya jual konsumennya kebanyakan anak-anak sekolah. Tahun ajaran baru itu saat-saat yang paling saya nantikan. Antara Maret, April, Mei, Juni itu biasanya saya panen. Begitu sekolah tidak ada kejelasan antara masuk atau nggak. Saya benar-benar kelimpungan. Padahal ajaran baru tahun 2020 itu orderan yang masuk makin banyak. Melebihi tahun-tahun sebelumnya. Saya dan istri sudah mencatat progres apa saja yang akan saya kerjakan ketika orderan itu sudah Deal. Tapi gara-gara pandemi. Data pesanan yang sudah masuk, Invoice pembayaran yang sudah dikirim, di mana saya tinggal nunggu transferan untuk Down Payment, semua itu sekarang tinggal kenangan.

Mungkin itu catatan akhir tahun 2020 yang bisa saya bagikan ke teman-teman. Nggak ada yang istimewa. Yang ada malah sedih dan kecewa. Tahun 2020 itu, yang kami rasakan, cuma berjalan 4 bulan. Januari, Februari, Maret, langsung loncat ke Desember. April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November, seperti tidak ada. Seperti tak membekas. Tapi apa pun yang terjadi. Kita harus tetap opitimis. Kita harus saling menguatkan. Tahun depan mudah-mudahan ada keajaiban. Tetap semangat, tetap bekerja keras, jangan putus asa. Selamat tinggal tahun 2020. Selamat datang tahun baru 2021.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url