Mobil Beliau Selamat Nggak Jadi Dicuri
KEJADIANNYA sebenarnya sudah lama. Sekitar 4 atau 5 tahun yang lalu. Tapi tidak ada salahnya saya ceritakan saat ini. Karena saya baru mendengarnya minggu lalu. Lagian, kalau kita kurang waspada, kejadian ini bisa menimpa siapa saja, kapan saja, di mana saja. Jadi saya wajib membagikan cerita ini sebagai pengingat sekaligus informasi penting agar kita bisa berhati-hati. Jangan sampai apa yang dialami oleh beliau (salah seorang pejabat) dialami juga oleh teman-teman.
Minggu lalu, saya main ke rumah beliau, awalnya mau nawarin mesin hidrolik untuk tempat pencucian mobil. Kali saja beliau berminat. Secara beliau rumahnya di pinggir jalan. Dan tanahnya luas. Di daerah sana kebetulan belum ada tempat pencucian mobil. Kalau ada tempat pencucian mobil kayaknya bakal rame. Tapi beliau ternyata tidak tertarik. Lagi pandemi kayak gini, pengeluaran katanya harus irit. Dana yang ada tidak boleh dihambur-hamburkan ke bisnis atau investasi yang belum jelas.
Karena saya dengan beliau kenal sudah lama. Beliau kebetulan pamannya teman saya. Saya main ke rumahnya pun dianter oleh teman saya. Selain nawarin mesin hidrolik. Kita jadinya ngobrol ke sana kemari. Mulai dari ngobrolin keramik. Ngobrolin gimana caranya betulin pintu depan yang rusak. Ngobrolin tv kabel. Ngobrolin harga sembako yang beda-beda tiap minimarket. Saking asyiknya kita yang tadinya ngobrol di ruang depan. Tahu-tahu sudah ada di teras belakang. Ngobrol di dalam saung, di atas kolam, sambil ngasih makan ikan.
Nah, pas lagi ngobrol di dalam saung itulah. Kejadian buruk yang nyaris beliau alami diceritakan sama saya. Ceritanya bermula saat lemari esnya rusak. Beliau kemudian memanggil tukang service ke rumah. Tukang service tersebut beliau dapat dari brosur yang ditempel di tiang listrik depan rumahnya. Tukang service yang datang ke rumah berjumlah 3 orang. Mereka bekerja seperti biasa. Tidak ada gerak-gerik yang mencurigakan. Lemari esnya bisa diperbaiki dan bisa digunakan dengan normal.
Setelah tukang service tersebut pulang. Beliau kehilangan kunci. Kuncinya bukan satu tapi banyak. Semua kunci mulai dari kunci rumah, kunci kamar, kunci dapur, kunci motor, sampai kunci mobil raib. Beliau punya kebiasaan mengikat semua kunci dalam satu tali. Seingat beliau kunci itu ditaruh di atas meja di ruang tengah. Tapi pas mau dipakai tahu-tahu kuncinya tidak ada. Saat itu beliau memang sempat curiga. Jangan-jangan rangkaian kunci itu diambil oleh tukang service.
Sebulan setelah kehilangan kunci. Tiba-tiba ke rumah beliau ada yang datang 2 orang masuk ke dalam garasi. Kedatangan mereka kepergok oleh pembantu beliau yang kebetulan keluar dari dalam rumah mau pergi ke warung. Sambil nunjukin kunci, 2 orang laki-laki itu bilang ke pembantu beliau disuruh bapak mau ambil mobil. Tapi pembantu beliau langsung bilang, bapak ada kok lagi tidur di kamar. Karena takut ketahuan kedua orang laki-laki itu buru-buru pergi. Mobil beliau alhamdulilah selamat nggak jadi dicuri.
Yang diceritakan sama beliau sebenarnya masih banyak. Tapi kita langsung ambil hikmahnya saja. Modus orang berbuat jahat itu beda-beda. Misal dengan cara menempel brosur menerima jasa anu. Pas kita menggunakan jasa mereka, ternyata di balik jasa yang mereka tawarkan. Mereka sebenarnya mengintai rumah kita. Di sini saya tidak menuduh atau memfitnah bahwa yang menempel brosur itu orang jahat. Saya hanya mengingatkan teman-teman untuk selalu waspada dan berhati-hati.
Minggu lalu, saya main ke rumah beliau, awalnya mau nawarin mesin hidrolik untuk tempat pencucian mobil. Kali saja beliau berminat. Secara beliau rumahnya di pinggir jalan. Dan tanahnya luas. Di daerah sana kebetulan belum ada tempat pencucian mobil. Kalau ada tempat pencucian mobil kayaknya bakal rame. Tapi beliau ternyata tidak tertarik. Lagi pandemi kayak gini, pengeluaran katanya harus irit. Dana yang ada tidak boleh dihambur-hamburkan ke bisnis atau investasi yang belum jelas.
Karena saya dengan beliau kenal sudah lama. Beliau kebetulan pamannya teman saya. Saya main ke rumahnya pun dianter oleh teman saya. Selain nawarin mesin hidrolik. Kita jadinya ngobrol ke sana kemari. Mulai dari ngobrolin keramik. Ngobrolin gimana caranya betulin pintu depan yang rusak. Ngobrolin tv kabel. Ngobrolin harga sembako yang beda-beda tiap minimarket. Saking asyiknya kita yang tadinya ngobrol di ruang depan. Tahu-tahu sudah ada di teras belakang. Ngobrol di dalam saung, di atas kolam, sambil ngasih makan ikan.
Nah, pas lagi ngobrol di dalam saung itulah. Kejadian buruk yang nyaris beliau alami diceritakan sama saya. Ceritanya bermula saat lemari esnya rusak. Beliau kemudian memanggil tukang service ke rumah. Tukang service tersebut beliau dapat dari brosur yang ditempel di tiang listrik depan rumahnya. Tukang service yang datang ke rumah berjumlah 3 orang. Mereka bekerja seperti biasa. Tidak ada gerak-gerik yang mencurigakan. Lemari esnya bisa diperbaiki dan bisa digunakan dengan normal.
Setelah tukang service tersebut pulang. Beliau kehilangan kunci. Kuncinya bukan satu tapi banyak. Semua kunci mulai dari kunci rumah, kunci kamar, kunci dapur, kunci motor, sampai kunci mobil raib. Beliau punya kebiasaan mengikat semua kunci dalam satu tali. Seingat beliau kunci itu ditaruh di atas meja di ruang tengah. Tapi pas mau dipakai tahu-tahu kuncinya tidak ada. Saat itu beliau memang sempat curiga. Jangan-jangan rangkaian kunci itu diambil oleh tukang service.
Sebulan setelah kehilangan kunci. Tiba-tiba ke rumah beliau ada yang datang 2 orang masuk ke dalam garasi. Kedatangan mereka kepergok oleh pembantu beliau yang kebetulan keluar dari dalam rumah mau pergi ke warung. Sambil nunjukin kunci, 2 orang laki-laki itu bilang ke pembantu beliau disuruh bapak mau ambil mobil. Tapi pembantu beliau langsung bilang, bapak ada kok lagi tidur di kamar. Karena takut ketahuan kedua orang laki-laki itu buru-buru pergi. Mobil beliau alhamdulilah selamat nggak jadi dicuri.
Yang diceritakan sama beliau sebenarnya masih banyak. Tapi kita langsung ambil hikmahnya saja. Modus orang berbuat jahat itu beda-beda. Misal dengan cara menempel brosur menerima jasa anu. Pas kita menggunakan jasa mereka, ternyata di balik jasa yang mereka tawarkan. Mereka sebenarnya mengintai rumah kita. Di sini saya tidak menuduh atau memfitnah bahwa yang menempel brosur itu orang jahat. Saya hanya mengingatkan teman-teman untuk selalu waspada dan berhati-hati.