Harta Milyaran Nggak Akan Dibawa Mati

SUDAH lama nggak beli bensin di pom belakang pasar. Dulu sering sholat di musholanya, karena suka COD-an ke daerah pasar. Setelah pulang COD-an, jika kebetulan sudah masuk waktu sholat, saya suka singgah di pom tersebut. Sekalian sholat sekalian beli bensin. Seperti pom bensin pada umumnya. Mushola di pom bensin tersebut ruangannya cukup luas. Tempat wudhunya nyaman. Toiletnya banyak. Air wudhunya jernih.

Sayang, di pom tersebut rawan pencurian. Salah satu korbannya teman saya. Dia kecurian sepatu pas lagi sholat maghrib. Waktu itu dia abis pulang dari luar kota minta dijemput di terminal yang ada di dalam pasar. Karena dia turun dari bis pas adzan maghrib. Saya ajak dia untuk sholat maghrib dulu di pom tersebut. Saya sebenarnya sudah tahu kalau di pom tersebut rawan pencurian. Tapi saya lupa nggak ngasih tahu dia untuk nitipin sepatunya di tempat penitipan barang.

Harta-Milyaran-Nggak-Akan-Dibawa-Mati.jpg

Alhasil, waktu kita bubar sholat maghrib. Sepatu teman saya hilang. Sepatu yang dicuri adalah sepatu kesayangan dia. Saya tahu kapan dan di mana dia beli sepatu tersebut. Tahu juga berapa harganya dan berapa lama dia menabung untuk bisa membeli sepatu itu. Waktu teman saya kecurian sepatu itu, saya sedikit merasa bersalah. Dia sebenarnya minta langsung pulang tapi saya paksa untuk sholat maghrib dulu di pom tersebut.

Pom tersebut pemiliknya adalah seorang juragan. Salah satu orang terkaya atau bisa juga orang paling kaya. Asetnya ada di mana-mana. Perusahaannya macam-macam. Semua perusahaan yang memiliki omzet ratusan atau milyaran perbulan pasti ada nama beliau di daftar pemilik saham perusahaan tersebut. Saya tidak punya kontak nomer teleponnya. Tapi ayah saya punya. Ayah saya kebetulan kenal dengan beliau. Pernah diajak makan di restorannya. Pernah diajak masuk ke dalam villa yang baru saja dibeli olehnya.

Harta-Milyaran-Nggak-Akan-Dibawa-Mati.jpg

Pemilik pom tersebut sekarang sudah almarhum. Beliau meninggal pas lagi ramai-ramainya covid. Kepergian beliau langsung viral. Namanya orang kaya. Kalau meninggal beritanya langsung menyebar. Masyarakat awam yang tidak ada sangkut paut dengan beliau saja pada tahu. Apalagi relasi dan rekanan bisnis yang setiap hari ketemu dengan beliau pasti banyak yang merasa kehilangan. Dengan kepergian beliau kerjasama bisnis yang akan dan sudah terjalin pasti mengalami goncangan.

Tempo hari waktu saya ke pasar nganter istri belanja kebutuhan acara maulid nabi. Saya singgah lagi di pom tersebut. Niatnya cuma mau beli bensin doang. Sholat asharnya entar di rumah saja karena lagi ditunggu ibu-ibu yang lagi memasak di salah satu rumah tetangga. Tapi waktu saya datang ke sana pom bensinnya tutup. Pegawainya sedang melaksanakan sholat ashar. Jadinya saya urung membeli bensin dan langsung pulang ke rumah.

Saat di perjalanan saya ngobrol dengan istri. Seingat saya, dulu waktu saya suka beli bensin dan sholat di musholanya, pom bensin tersebut tidak pernah tutup. Karyawannya tetap melayani kendaraan yang mau mengisi bensin. Setelah pemiliknya meninggal. Peraturan dan kebijakan perusahaan mungkin dirubah. Yang tadinya duniawi. Sekarang jadi ukhrawi. Saya jadi bergumam sendiri. “Punya harta milyaran juga buat apa. Kalau sudah meninggal nggak akan dibawa mati”.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url