Dari Dulu Sampai Sekarang Bisnis Makanan Memang Menjanjikan

KALAU mangkuk bakso atau mie ayam sudah dijejerin lebih dari lima. Dan semua mangkuknya sudah ditaburi bumbu. Itu tandanya jualan mie bakso atau mie ayamnya lagi laris. Lucu banget soalnya kalau jualannya nggak laris tapi penjual mie bakso atau mie ayam nekad ngejejerin mangkuknya terus semua mangkuknya dikasih bumbu. Demi apa? Demi pencitraan? Apa demi konten?

Kalau demi konten sih oke-oke saja. Mungkin yang jual mie bakso atau mie ayam punya chanel di Youtube. Masalah jualannya laku atau nggak nanti bisa diskip atau dihapus pas proses editing. Yang penting kontennya jadi dulu. Biar chanelnya cepet naik, disukai algoritma Youtube dan banyak yang subscribe. Ujung-ujungnya chanel Youtubenya nanti bisa dimonetisasi untuk menghasilkan uang dari Google Adsense.

Dari-Dulu-Sampai-Sekarang-Bisnis-Makanan-Memang-Menjanjikan.jpg

Pedagang bakso atau mie ayam yang suka ngejejerin mangkuknya boleh dibilang sangat jarang. Saya terakhir lihat jejeran mangkok di tukang bakso sekitar tahun 2014. Waktu itu ada mie bakso R (namanya pakai inisial untuk menjaga privasi) yang laris banget. Rasanya enak. Mienya kenyal. Baksonya banyak. Ada babat, daging cincang, dan pangsit. Bakso R kala itu menjadi primadona. Orang-orang pada antri dan berebut untuk beli bakso R.

Mangkuk yang dijejerin di Bakso R bukan 5, 10, atau 15. Tapi lebih dari 20. Mungkin mendekati 50. Mangkuk yang sudah ditaburi bumbu itu dijejeri sampai ke etalase bagian dalam. Waktu saya beli bakso di sana. Pelayannya tinggal ambil satu persatu mangkuk yang sudah dijejer itu. Terus seduh mie, masukin bakso, kasih kuah, kasih babat, daging ayam yang sudah dicincang plus pangsit. Udah gitu dikemas. Dibungkus. Yang beli tinggal bayar di kasir.

Dari-Dulu-Sampai-Sekarang-Bisnis-Makanan-Memang-Menjanjikan.jpg

Setelah tahu sedikit tentang ilmu marketing. Melihat jejeran mangkuk yang begitu banyaknya. Pertanyaan menggelitik pun kemudian muncul. Apakah itu bagian dari trik marketing. Jawabannya bisa ya bisa juga tidak. Yang pasti saat itu yang beli pada antri. Pada bejubel. Mobil dan motor keluar masuk. Tukang parkir sibuk meniup peluit mengatur jalan. Bakso R kala itu tak ada lawan. Siang malam selalu diserbu pelanggan.

Kemarin saya lihat jejeran mangkuk lagi. Di tempat mie ayam langganan saya. Meski tidak sebanyak bakso R. Tapi jejeran mangkuk itu membuat saya takjub. Dulu, Bakso R jejerin mangkuk bisa sampai puluhan karena belum ada pandemi. Sementara saat ini kita tahu sendiri. Gara-gara pandemi. Makan ditempat sempat dibatasi. Pada saat artikel ini saya tulis. PPKM masih terus diperpanjang. Para pedagang masih belum bisa tidur nyenyak.

Jejeran mangkuk itu. Menurut saya adalah sebuah prestasi. Ketika pedagang yang lain omzetnya banyak yang menurun. Penjual mie ayam tersebut omzetnya tetap stabil atau malah meningkat. Kesimpulan dari artikel saya ini. Dari dulu sampai sekarang bisnis makanan memang menjanjikan. Sepatu, baju, sandal. Mungkin kita bisa beli kapan-kapan. Tapi kalau perut sudah lapar. Kita tidak bisa menahan-nahan.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url