Membersihkan Toilet Harus Kita Jadikan Habit
KEMARIN waktu saya lagi antri di bank. Tiba-tiba saya ingin buang air kecil. Saya tanya ke tukang parkir di sini ada masjid nggak? Sama tukang parkir langsung dijawab. Itu sebelah sana kelihatan menaranya. Karena sudah nggak tahan, setelah mengucapkan terima kasih, saya langsung buru-buru pergi ke masjid. Masjidnya ternyata dekat. Dari bank hanya kehalang 3 ruko. Cuma posisinya agak menjorok ke dalam. Jadi tidak kelihatan.
Setibanya di masjid. Sambil buang air kecil. Saya tidak begitu memperhatikan bentuk bangunan masjid. Saya justru tertarik untuk mengomentari situasi dan kondisi toiletnya. Saya baru ketemu lagi dengan WC atau toilet masjid yang kotor, bau, dan jorok sekali. Selama ini, setiap saya keluar rumah, entah itu ke mall, ke pasar, atau pergi keluar kota. Jika sudah masuk waktu sholat atau mau buang air kecil, saya selalu singgah di masjid yang toiletnya bersih.
Jujur saya sangat terkesan jika saya menemukan masjid yang toiletnya bersih. Lebih-lebih kalau toiletnya ditata dengan rapi. Seperti ada cerminnya, ada kolam ikannya, ada pancurannya, ada batu refleksinya. Jika suatu saat saya kebetulan lewat ke tempat itu pasti saya ingin singgah lagi di masjid tersebut. Ada beberapa masjid yang saya catat dan dijadikan daftar singgah. Masjid-masjid tersebut, selain bangunannya cantik dan unik, tentu saja toiletnya rapi dan bersih.
Beda ceritanya jika saya ketemu dengan masjid yang kondisi toiletnya bau, kotor, dan jorok seperti masjid yang kemarin saya temui. Semegah dan sebagus apa pun bangunannya. Sestrategis apa pun lokasinya. Saya suka malas atau enggan kalau harus singgah lagi di sana. Tapi biasanya kalau masjidnya bagus, megah, lokasinya strategis. Toiletnya pasti rapi dan bersih karena ada pengurusnya. Yang toiletnya bau, kotor, dan jorok, rata-rata masjid lama. Jarang diurus. Terus bangunannya sudah tua.
Saya menulis artikel ini tidak bermaksud mengkritik. Tidak merasa saya orang bersih. Apalagi punya niat menjelek-jelekan masjid tertentu. Artikel ini saya buat semata-mata untuk mengingatkan diri sendiri. Sebagai seorang muslim dari kecil kita sudah diingatkan dengan sebuah hadist yang berbunyi: kebersihan adalah sebagian dari iman. Jadi soal kebersihan harusnya kita jadikan habit. Kita jadikan kebiasaan. Minimal bersihin toilet yang ada di rumah kita sendiri.
Kalau kita sudah punya kebiasaan suka membersihkan toilet di rumah sendiri. Kebiasaan itu pasti akan terbawa keluar. Kalau kita buang air kecil atau buang air besar di masjid orang pasti kita akan menyiramnya dengan air yang banyak berkali-kali. Jadi kotorannya tidak akan menempel di tembok atau di ubin. Masjid yang toiletnya bau, kotor, dan jorok bukan karena tidak pernah dibersihkan. Tapi kitanya saja yang setiap buang air kecil atau buang air besar tidak pernah bersih menyiramnya.
Orang yang tidak punya kebiasaan bersih-bersih di rumah. Meski pun di dalam toilet banyak sekali menempel pengumuman. Dia akan cuek-cuek saja. Sebaliknya kalau kita sudah punya kebiasaan bersih-bersih di rumah. Tanpa ada kertas pengumuman pun dia seperti merasa punya kewajiban. Dia tidak hanya akan membersihkan bekas hajat dia. Tapi bekas hajat orang pun dia akan bersihkan. Dia akan melakukannya dengan tulus dan ikhlas tanpa pamrih.
Setibanya di masjid. Sambil buang air kecil. Saya tidak begitu memperhatikan bentuk bangunan masjid. Saya justru tertarik untuk mengomentari situasi dan kondisi toiletnya. Saya baru ketemu lagi dengan WC atau toilet masjid yang kotor, bau, dan jorok sekali. Selama ini, setiap saya keluar rumah, entah itu ke mall, ke pasar, atau pergi keluar kota. Jika sudah masuk waktu sholat atau mau buang air kecil, saya selalu singgah di masjid yang toiletnya bersih.
Jujur saya sangat terkesan jika saya menemukan masjid yang toiletnya bersih. Lebih-lebih kalau toiletnya ditata dengan rapi. Seperti ada cerminnya, ada kolam ikannya, ada pancurannya, ada batu refleksinya. Jika suatu saat saya kebetulan lewat ke tempat itu pasti saya ingin singgah lagi di masjid tersebut. Ada beberapa masjid yang saya catat dan dijadikan daftar singgah. Masjid-masjid tersebut, selain bangunannya cantik dan unik, tentu saja toiletnya rapi dan bersih.
Beda ceritanya jika saya ketemu dengan masjid yang kondisi toiletnya bau, kotor, dan jorok seperti masjid yang kemarin saya temui. Semegah dan sebagus apa pun bangunannya. Sestrategis apa pun lokasinya. Saya suka malas atau enggan kalau harus singgah lagi di sana. Tapi biasanya kalau masjidnya bagus, megah, lokasinya strategis. Toiletnya pasti rapi dan bersih karena ada pengurusnya. Yang toiletnya bau, kotor, dan jorok, rata-rata masjid lama. Jarang diurus. Terus bangunannya sudah tua.
Saya menulis artikel ini tidak bermaksud mengkritik. Tidak merasa saya orang bersih. Apalagi punya niat menjelek-jelekan masjid tertentu. Artikel ini saya buat semata-mata untuk mengingatkan diri sendiri. Sebagai seorang muslim dari kecil kita sudah diingatkan dengan sebuah hadist yang berbunyi: kebersihan adalah sebagian dari iman. Jadi soal kebersihan harusnya kita jadikan habit. Kita jadikan kebiasaan. Minimal bersihin toilet yang ada di rumah kita sendiri.
Kalau kita sudah punya kebiasaan suka membersihkan toilet di rumah sendiri. Kebiasaan itu pasti akan terbawa keluar. Kalau kita buang air kecil atau buang air besar di masjid orang pasti kita akan menyiramnya dengan air yang banyak berkali-kali. Jadi kotorannya tidak akan menempel di tembok atau di ubin. Masjid yang toiletnya bau, kotor, dan jorok bukan karena tidak pernah dibersihkan. Tapi kitanya saja yang setiap buang air kecil atau buang air besar tidak pernah bersih menyiramnya.
Orang yang tidak punya kebiasaan bersih-bersih di rumah. Meski pun di dalam toilet banyak sekali menempel pengumuman. Dia akan cuek-cuek saja. Sebaliknya kalau kita sudah punya kebiasaan bersih-bersih di rumah. Tanpa ada kertas pengumuman pun dia seperti merasa punya kewajiban. Dia tidak hanya akan membersihkan bekas hajat dia. Tapi bekas hajat orang pun dia akan bersihkan. Dia akan melakukannya dengan tulus dan ikhlas tanpa pamrih.