Pivot Bisnis Adalah Solusi Terbaik Menghindari Kebangkrutan
JATUH bangun dalam bisnis itu hal yang biasa. Setiap pengusaha pasti pernah mengalami dan melewatinya. Pengusaha-pengusaha sukses zaman sekarang kalau ditanya pernahkah Anda mengalami masa-masa sulit? Saya pastikan mereka akan menjawabnya: pernah. Kalau tidak pernah atau belum pernah. Mungkin perusahaan mereka baru seumur jagung. Baru dalam tahap merintis.
Penyebab perusahaan bangkrut atau gulung tikar bisa macam-macam. Dari yang rasional sampai yang irasional ada. Tapi di sini kita bahas penyebab yang sesuai dengan logika saja. Misal terlilit hutang, ditipu teman/rekanan, manajemen keuangan acak-acakan, pasar kebakaran, korban kejahatan seperti perampokan/pencurian, main judi, tergoda oleh wanita, atau yang paling umum terjerumus gaya hidup.
Waktu jemput anak sekolah saya pernah ngobrol dengan bapak-bapak yang kebetulan lagi jemput cucunya. Bapak-bapak itu bercerita. Dulu usahanya sempat maju dan sukses. Tapi suatu hari pasar tempat dia kirim barang kebakaran. Ruko langganan si bapak ikut terbakar. Tidak ada barang-barang yang tersisa. Perusahannya langsung bangkrut. Si bapak terlilit hutang ratusan juta karena si bapak ambil barang dari orang lain sistem pembayarannya menggunakan cek.
Kasus orang tua saya beda lagi. Ayah saya kecurian sewaktu pulang dari Surabaya. Uang, cek, pakaian, katalog model-model busana yang dipesan oleh konsumen raib digondol pencuri. Kejadiannya dulu waktu saya baru lulus SD mau melanjutkan sekolah ke pesantren. Kita sempat curiga yang mencuri tas adalah supir pribadi. Karena setelah perusahaan ayah saya bangkrut. Supir pribadi tersebut jadi buka usaha konveksi sendiri. Tapi ayah saya selalu berbaik sangka dan tidak mau mengusutnya.
Yang menarik apa yang terjadi pada bekas majikan saya. Dulu saya sempat kerja jadi sales laundry. Tapi tidak lama karena saya keburu tergoda bisnis online. Lama tak bertemu. Saya kira majikan saya masih tetap menjalankan bisnis laundry. Tempo hari saya lihat dia bersama istri dan anaknya jual aneka macam sandal murah keliling kampung menggunakan mobil bak terbuka. Saya tidak tahu apa penyebab majikan saya banting setir. Yang saya tahu, dulu bisnis laundry-nya maju pesat.
Ada dua hal yang bisa dipelajari dari ketiga kasus di atas. Pertama, dalam bisnis itu serba tidak pasti. Hari ini mungkin perusahaan kita sukses dan berkembang. Besok atau lusa kita tidak tahu. Banyak aspek yang bisa menyebabkan bisnis penuh dengan ketidakpastian. Tugas kita sebagai pengusaha harus siapin mental untuk menerima segala kemungkinan. Manajemen perusahaannya harus dibenerin dan dikuatin biar tidak shock saat terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan.
Kedua, lakukan pivot bisnis. Kita jangan menaruh bola dalam satu keranjang. Ketika usaha kita sedang maju. Kita harus melebarkan sayap dengan membuka usaha baru. Jadi saat perusahaan yang pertama ada masalah. Cashflow kita tidak terganggu karena kita masih ada pemasukan dari perusaahaan yang satunya lagi. Pivot bisnis adalah solusi terbaik agar kita terhindar dari kebangkrutan. Lebih baik dan lebih bagus lagi kalau dari dua perusahaan awal yang kita bangun kita bisa melakukan duplikasi.
Penyebab perusahaan bangkrut atau gulung tikar bisa macam-macam. Dari yang rasional sampai yang irasional ada. Tapi di sini kita bahas penyebab yang sesuai dengan logika saja. Misal terlilit hutang, ditipu teman/rekanan, manajemen keuangan acak-acakan, pasar kebakaran, korban kejahatan seperti perampokan/pencurian, main judi, tergoda oleh wanita, atau yang paling umum terjerumus gaya hidup.
Waktu jemput anak sekolah saya pernah ngobrol dengan bapak-bapak yang kebetulan lagi jemput cucunya. Bapak-bapak itu bercerita. Dulu usahanya sempat maju dan sukses. Tapi suatu hari pasar tempat dia kirim barang kebakaran. Ruko langganan si bapak ikut terbakar. Tidak ada barang-barang yang tersisa. Perusahannya langsung bangkrut. Si bapak terlilit hutang ratusan juta karena si bapak ambil barang dari orang lain sistem pembayarannya menggunakan cek.
Kasus orang tua saya beda lagi. Ayah saya kecurian sewaktu pulang dari Surabaya. Uang, cek, pakaian, katalog model-model busana yang dipesan oleh konsumen raib digondol pencuri. Kejadiannya dulu waktu saya baru lulus SD mau melanjutkan sekolah ke pesantren. Kita sempat curiga yang mencuri tas adalah supir pribadi. Karena setelah perusahaan ayah saya bangkrut. Supir pribadi tersebut jadi buka usaha konveksi sendiri. Tapi ayah saya selalu berbaik sangka dan tidak mau mengusutnya.
Yang menarik apa yang terjadi pada bekas majikan saya. Dulu saya sempat kerja jadi sales laundry. Tapi tidak lama karena saya keburu tergoda bisnis online. Lama tak bertemu. Saya kira majikan saya masih tetap menjalankan bisnis laundry. Tempo hari saya lihat dia bersama istri dan anaknya jual aneka macam sandal murah keliling kampung menggunakan mobil bak terbuka. Saya tidak tahu apa penyebab majikan saya banting setir. Yang saya tahu, dulu bisnis laundry-nya maju pesat.
Ada dua hal yang bisa dipelajari dari ketiga kasus di atas. Pertama, dalam bisnis itu serba tidak pasti. Hari ini mungkin perusahaan kita sukses dan berkembang. Besok atau lusa kita tidak tahu. Banyak aspek yang bisa menyebabkan bisnis penuh dengan ketidakpastian. Tugas kita sebagai pengusaha harus siapin mental untuk menerima segala kemungkinan. Manajemen perusahaannya harus dibenerin dan dikuatin biar tidak shock saat terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan.
Kedua, lakukan pivot bisnis. Kita jangan menaruh bola dalam satu keranjang. Ketika usaha kita sedang maju. Kita harus melebarkan sayap dengan membuka usaha baru. Jadi saat perusahaan yang pertama ada masalah. Cashflow kita tidak terganggu karena kita masih ada pemasukan dari perusaahaan yang satunya lagi. Pivot bisnis adalah solusi terbaik agar kita terhindar dari kebangkrutan. Lebih baik dan lebih bagus lagi kalau dari dua perusahaan awal yang kita bangun kita bisa melakukan duplikasi.