Tua Sebelum Waktunya
WAKTU tinggal di kontrakan yang ruangannya mirip korek api. Saya bertetangga dengan Kang Iin. Di kontrakan tersebut saya dan Kang Iin bisa disebut penghuni setia. Ketika yang lain keluar masuk. Ngontrak di sana paling lama 2 atau 3 bulan. Saya dan Kang Iin bertahan sampai tahunan. Saya 2 tahun. Kang Iin 3 atau 4 tahun.
Sehari-hari Kang Iin kerjanya jual beli motor. Motor keluaran terbaru. Body-nya mulus. Mesinnya halus. Tapi tidak ada surat-suratnya. Waktu itu banyak yang nyari motor seperti itu. Jualanya laris manis. Tiap hari selalu ada yang laku. Kang Iin dapat motornya dari luar kota. Pembelinya rata-rata dari pelosok.
Saat saya pindah kontrakan. Karena istri melahirkan. Saya dan istri tidak mungkin lagi tinggal di kontrakan yang sempit, kumuh, dan banyak nyamuk. Saya sesekali masih suka ketemu Kang Iin di jalan. Kalau kebetulan berpapasan. Kadang sendirian. Kadang sama anaknya. Kadang sama istri dan anaknya. Kadang sama teman-teman makelarnya. Saat artikel ini ditulis. Saya sudah lama tidak ketemu Kang Iin.
Kemarin waktu saya jemput anak sekolah. Saya ketemu orang yang wajahnya mirip dengan Kang Iin. Wajahnya, matanya, hidungnya, bibirnya, 90% mirip. Dia mau jemput anaknya juga. Sambil menunggu anak-anak pulang, kita ngobrol ke sana kemari. Awalnya ngobrol masalah air. Di kampungnya katanya susah air. Untuk kebutuhan sehari-hari dia harus mengangkut air sejauh 1 KM.
Nah, obrolan makin seru, ketika kita ngobrolin masa lalu. Saya cerita waktu saya kerja di toko benang. Dia cerita soal perubahan zaman. Soal mesin jahit, jenis dan tipe Hp, sampai ke toko-toko yang kini sudah tinggal nama. Di lokasi-lokasi tertentu. Yang sering kita lewati. Pemiliknya masih ada. Tapi tokonya tidak bisa bertahan karena tergilas oleh alat-alat modern.
Yang bikin saya kaget. Waktu saya tanya keluar SD tahun berapa. Dia jawab keluar SD tahun 2000. Takut saya salah dengar, saya tanya lagi tahun berapa keluar SD. Dia jawab lagi keluar SD tahun 2000. Saya benar-benar tidak percaya. Saya keluar SD tahun...ah saya tidak berani menyebutnya. Saya masih bener-bener nggak percaya. Lihat wajah dan penampilannya. Ternyata tuaan saya.
Apakah masalah hidup, himpitan ekonomi, dan kondisi lingkungan, bisa menjadikan seseorang tua sebelum waktunya?