Siapa Pun yang Menyudutkan Pesantren dan Para Ulama, Segeralah Minta Maaf

ADA apa sih kok rame sekali. Tiba-tiba saya lihat di medsos baik di Facebook, Instagram, dan Threads, heboh berita pesantren, termasuk kyai dalam hal ini pemilik, pengurus, dan pengelola pesantren difitnah dalam sebuah acara salah satu stasiun tv swasta. Gimana sih ceritanya, kok berita ini tiba-tiba mencuat ke permukaan.

Padahal belakangan, sebelum kasus ini muncul, kita lagi fokus pada kasus gedung ambruk di salah satu pesantren yang memakan banyak korban jiwa. Kita lagi fokus pada dugaan ijazah palsu Jokowi dan Gibran. Kita juga lagi fokus pada Timnas yang gagal masuk ke Piala Dunia. Negeri ini kok nggak henti-hentinya bikin drama yang penuh kontroversial.

Siapa-Pun-yang-Menyudutkan-Pesantren-dan-Para-Ulama-Segerelah-Minta-Maaf.jpg

Gara-gara kasus ini. Sekarang jadi muncul narasi-narasi yang membuat semua orang makin sumpek dan ngawur pikirannya. Soal gedung ambruk, mungkin kita masih bisa mencerna dengan jernih. Barangkali ada kesalahan dalam struktur bangunan yang harus diinventaris oleh pihak-pihak terkait. Soal ijazah kita juga pengen tahu di mana ujung pangkalnya. Terus soal kegagalan timnas, kita juga penasaran siapa oknum-oknum yang terlibat.

Kalau pun ada pro dan kontra di masyarakat, itu adalah hal yang wajar. Tapi kalau soal pesantren, soal kyai, ustadz, serta tokoh-tokoh ulama kharismatik yang di-framing dengan keji. Menurut saya ini sangat keterlaluan. Tidak punya adab dan sopan santun. Saya tidak menutup mata. Masih ada beberapa pesantren yang belum modern dan profesional dalam mengelola para santrinya.

Siapa-Pun-yang-Menyudutkan-Pesantren-dan-Para-Ulama-Segerelah-Minta-Maaf.jpg

Tapi biarlah itu menjadi domain di kalangan intern antara pengasuh, pengelola, santri, dan wali santri. Toh, semua itu dilakukan demi kemajuan agama dan bangsa. Kalau pun ada kesalahan, kekurangan, ketidakadilan, dari pihak pesantren misalnya. Bisa dibicarakan baik-baik. Ketika orang tua menitipkan anaknya ke pesantren, pasti ada inisiasi dan rekomendasi yang bisa dipertanggung jawabkan.

Kalau tiba-tiba muncul berita yang menyudutkan pesantren, termasuk sesepuh pemilik pesantren yang kita hormati selama ini, dari media yang meliput hiruk pikuk aktifitas pesantren barang sehari dua hari. Tidak mondok bertahun-tahun seperti halnya para santri yang masih aktif atau yang sudah jadi alumni. Tentu harus dipertanyakan tujuan dan motif pemuatan berita tersebut.

Saya pribadi pernah mondok (pernah hidup dalam lingkungan pesantren) merasa menyesal dan bersalah kenapa dulu saya tidak fokus dan belajar sungguh-sungguh. Bahkan saya merasa berhutang budi dengan pesantren, termasuk pada sesepuh pesantren yang telah menyelamatkan hidup saya. Siapa pun yang menyudutkan pesantren, memandang rendah para ulama, kalau hidup anda ingin berkah dan selamat, segeralah bertaubat dan minta maaf.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url