Pecah Ban Belakang Pas di Turunan Curam

YANG saya lakukan baru-baru ini termasuk nekad. Teman-teman jangan menirunya. Kalau teman-teman hendak berpergian jauh. Baik itu pulkam, mudik, piknik, atau ziarah. Sebaiknya persiapkan dulu perbekalannya. Mulai dari ongkos, makanan, minuman, pakaian. Termasuk cek ricek kondisi kendaraan. Jika ada yang perlu diservis, sebelum berangkat, sebaiknya dibawa dulu ke bengkel.

Onderdil dan komponen kendaraan pun harus diperhatikan. Bila ada yang perlu diperbaiki, perbaiki. Bila ada yang harus diganti, ganti. Jangan dipaksakan. Termasuk pelumas. Barangkali selama ini kita abai karena kendaraan yang sering kita pakai mobilitasnya masih seputaran kota. Masih di kampung sendiri. Kalau mau pergi keluar kota. Pelumas kendaraannya harus diganti.

Pecah-Ban-Belakang-Pas-di-Turunan-Curam.jpg

Saya ngerti bahkan tahu resikonya. Tapi, berhubung keterbatasan dana, kadang saya suka memandang sebelah mata. Untuk perbekalan, seperti yang sudah saya sebutkan tadi, sudah saya rinci dan persiapkan sedetil mungkin. Sementara untuk kendaraan, misal harus ganti oli, ganti onderdil, termasuk ganti ban depan dan belakang, sering saya nomor duakan.

Alhasil, saat pergi keluar kota, saya sering mengalami kendala saat di perjalanan. Kemarin, waktu saya pulang ke rumah mertua. Saat berangkatnya saya mengalami pecah ban belakang. Beruntung, pecah bannya pas di depan tambal ban dan toko onderdil sepeda motor. Ban belakang yang pecah langsung saya ganti. Ban dalam yang bocor langsung saya tambal.

Pecah-Ban-Belakang-Pas-di-Turunan-Curam.jpg

Yang ngeri itu waktu pulang dari rumah mertua dua bulan lalu. Saya mengalami pecah ban belakang pas di turunan curam. Beruntungnya lagi, kejadiannya pas lagi ngerem karena di depan ada mobil pick up sedang nurunin muatan. Jadi laju kendarannya tidak terlalu kencang. Saya tidak bisa ngebayangin gimana kalau pecah bannya pas lagi melaju kencang. Pas turunan itu, sebelah kirinya tebing, sebelah kanannya jurang.

Waktu kejadian dua bulan lalu. Sebenarnya bukan salah saya. Begitu tahu ban belakang sudah tipis. Kebetulan waktu itu lagi nambal ban. Saya hendak menggantinya. Kalau nggak ada yang baru. Minimal beli ban bekas yang masih layak pakai. Tapi di tempat tambal ban itu, ban baru dan ban bekas, nggak ada. Ban lama yang sudah tipis terpaksa saya pakai lagi. Akhirnya kejadian pecah ban pas di turunan. Saya masih ingat, saat pecah ban di turunan itu, istri dan anak saya, sampai jalan kaki beberapa kilometer untuk mencari tambal ban.

Sementara kejadian yang kemarin. Itu murni salah saya. Sebelum berangkat saya sudah cek. Permukaan ban belakangnya banyak yang mengelupas. Tapi berhubung nggak ada duit. Saya paksain untuk berangkat. Resikonya, ban belakang sepeda motor saya pecah di pasar saat lagi nyari nasi kuning buat sarapan. Nah, buat teman-teman yang mau berpergian. Sebaiknya persiapkan dulu segala sesuatunya. Jangan nekad kayak saya.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url