Nasi Kuning dan Nasi Tutug Oncom, Bikin Saya Kaget Dua Kali

BELI nasi kuning buat sarapan pagi di dekat taman olahraga, lalap buat sambalnya cuma dikasih mentimun dua iris. Saya benar-benar kaget. Istri dan anak saya juga. Perasaan dulu sebelum covid, setiap beli nasi kuning di sana, lalap mentimunnya bisa empat-lima iris. Ini kok dikasih dua iris. Apakah harga mentimun sedang mahal?

Denger dari istri sih katanya, iya. Harga mentimun di pasar lagi mahal. Tapi nggak segitunya kali. Masa sarapan pagi dengan nasi kuning, lalap buat sambalnya cuma mentimun dua iris. Pedagang nasi kuning kayaknya perhitungan banget. Saya jadi curiga, jangan-jangan pengeluarannya banyak, biaya hidupnya mahal. Makanya, irisan mentimunnya dikurangin.

Nasi-Kuning-dan-Nasi-Tutug-Oncom-Bikin-Saya-Kaget-Dua-Kali.jpg

Tebakan saya ternyata benar. Tempo hari waktu saya bareng anak dan istri sarapan pagi lagi di sana. Anaknya yang besar datang minta uang jajan ke ayahnya pakai motor honda PCX warna marun. Nggak ada maksud buat kepo, iri, apalagi jadi biang gosip. Motor honda PCX-nya kayaknya beli kredit. Buat menutupi cicilan, irisan timun nasi kuningnya terpaksa harus disesuaikan.

Meski saya bukan penjual makanan. Sempat ada rencana pengen jualan nasi kuning tapi masih sebatas dalam mimpi. Gini-gini juga saya tahu dunia bisnis. Satu porsi nasi kuning dengan lalap sambalnya cuma dikasih dua iris mentimun, benar-benar diluar nalar. Di tempat lain, di tukang nasi goreng misalnya, irisan mentimunnya masih 3-4 iris. Malah di tempat nasi TO, selain dikasih irisan mentimun, disediakan juga buah terong dan leunca di atas meja.

Nasi-Kuning-dan-Nasi-Tutug-Oncom-Bikin-Saya-Kaget-Dua-Kali.jpg

Ngomongin nasi TO. Selain nasi kuning saya juga dibuat kaget oleh penjual nasi TO. Bedanya, oleh penjual nasi kuning saya dibuat kaget, efeknya hati jadi mangkel. Sementara oleh penjual nasi TO, saya dibuat kaget, efeknya hati jadi berbunga-bunga. Lho, kok bisa? Serius, saya benar-benar dibuat kaget. Beli nasi TO di tempat langganan saya, porsi siang dan porsi malam ternyata berbeda.

Selama ini saya belum pernah beli nasi TO malam hari. Saya beli nasi TO biasanya hari minggu. Kadang dibungkus kadang makan di tempat. Mau dibungkus atau makan di tempat, belinya suka pagi-pagi. Nah, tempo hari sehabis pulang dari rumah mertua, kita coba beli nasi TO malam-malam. Porsi malam ternyata lebih banyak dari pada porsi pagi.

Saya dan istri pun kemudian berseloroh. Nanti kalau mau makan nasi TO lagi. Biar perut kenyang belinya harus malam hari. Toh, harganya juga sama. Satu porsi cuma Rp 7000. Khusus nasi kuning, kalau perlu kita bawa mentimun sendiri dari rumah. Sepulang dari rumah mertua tempo hari. Kita bawa mentimun lumayan banyak. Mentimunnya masih segar dipetik langsung dari sawah. Yang metiknya saya berdua dengan istri.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url