Anak Kelas 6 SD Mau Dikasih Motor Scoopy

CUMA obrolan ringan sebenarnya. Antara pemilik jongko dan kuli panggul. Tapi obrolannya lumayan menggelitik. Si pemilik jongko curhat ke kuli panggul. Anaknya katanya mau dikasih motor scoopy nggak mau. Pemilik jongko bilang seperti itu karena lihat di tempat parkir ada orang yang sedang memarkirkan motor scoppy model terbaru.

Si kuli panggul lalu bertanya ke pemilik jongko. Anaknya kelas berapa. Pemilik jongko kemudian menjawab. Anaknya kelas 6 SD. Saya yang sedang berdiri di sebelah mereka. Tiba-tiba merasa terusik. Perubahan zaman benar-benar tidak bisa dihindari.

Dulu, waktu saya masih SD. Yang punya sepeda motor baru 1-2 orang. Di kampung saya yang punya motor waktu itu baru pak haji, pak guru, pemilik warung, dan ojek pangkalan. Saat itu jangankan anak SD yang masih kecil. Anak SMP dan SMA pun jarang ada yang dibelikan sepeda motor oleh orang tuanya.

Anak-Kelas-6-SD-Mau-Dikasih-Motor-Scoopy.jpg

Kalau mau pergi ke sekolah, berangkatnya ada yang jalan kaki, naik ojek, atau naik angkot.

Bandingkan dengan zaman sekarang. Hampir semua pelajar dari SMP dan SMU pergi ke sekolahnya banyak yang naik motor. Bahkan sekarang ada kemajuan, semenjak menjamurnya sepeda listrik. Ada beberapa anak SD yang pergi ke sekolahnya menggunakan sepeda listrik.

Saya masih ingat, waktu saya sekolah SMP dulu. Jangankan naik motor. Naik sepeda juga dilarang. Kalau ada yang nekad ke sekolah bawa sepeda. Sepedanya biasanya nggak dibawa ke sekolah tapi dititipin di warung tempat kita jajan pas istirahat.

Melihat perkembangan zaman dan canggihnya teknologi saat ini. Saya jadi berpikir, dulu waktu saya masih SD, kalau sepeda motor dan sepeda listrik sudah menjamur seperti saat ini. Bukan tidak mungkin setiap orang tua akan memberikan fasilitas pada anak-anaknya.

Anak-Kelas-6-SD-Mau-Dikasih-Motor-Scoopy.jpg

Demikian juga dengan gadget. Kalau dulu sudah ada Hp. Anak-anak zaman dulu ke mana-mana pasti akan bawa Hp. Melihat fasilitas yang didapatkan oleh anak-anak zaman sekarang. Jujur saya tidak merasa iri. Yang ada malah bersyukur.

Kalau dulu waktu saya masih sekolah sudah ada Hp dan sepeda motor. Mungkin saya tidak akan merasakan betapa nikmatnya main petak umpet, berenang di kolam, di sungai, nyari ikan di kali, nangkap capung di halaman rumah, dan seabrek permainan anak-anak khas zaman dulu kayak gobag, gatrik, pecle, sapintrong, simar, dan congklak.

Kalau pun saya harus iri. Anak-anak zaman dulu jauh ketinggalan dari segi intelektualitas dibandingkan dengan anak-anak zaman sekarang. Kemarin saya bertemu dengan 3 anak laki-laki yang sedang asyik bermain game FF dan ML.

Kalau saya disuruh main game tersebut. Saya bingung harus mulai dari mana. Jangankan ngalahin musuh. Baca petunjuk dan pijit tombolnya belepotan.

Untuk mengejar ketertinggalan dari anak-anak zaman sekarang, anak-anak zaman dulu seangkatan saya, paling mencoba beradaptasi dengan membuat desain dari Canva, bikin konten di Tiktok, Youtube, dan FB pro.

Ramadhan hari ke 4 ( Selasa 4 Maret 2025 )
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url