Sukses Jualan Nasi Kuning

INGIN jualan nasi kuning. Itu cita-cita saya dari dulu sampai sekarang. Tapi belum pernah kesampaian. Saya tidak bisa masak. Saya bisanya makan. Itu mungkin alasan kenapa cita-cita jualan nasi kuning baru sebatas keinginan. Kalau pun kesampaian, mungkin yang masak nasi kuningnya bukan saya. Bukan istri saya. Tapi ibu saya. Ibu saya bisa masak nasi kuning. Kalau ada acara rajaban atau muludan (maulid Nabi) ibu saya suka masak nasi kuning. Kata tetangga yang pernah mencicipi, nasi kuning buatan ibu saya katanya enak.

Karena cita-cita ingin jualan nasi kuning belum kesampaian. Saya mau cerita tentang penjual nasi kuning saja. Yang nasi kuningnya barusan saya beli. Nasi kuningnya lumayan enak. Menunya kumplit. Ada telor ayam yang disuwir-suwir, sambal goreng tempe, bihun, timun, sambal dan kerupuk. Seporsi harganya Rp 6000. Saya barusan beli 3 porsi. Dibungkus.

Sukses-Jualan-Nasi-Kuning.jpg

Yang jual nasi kuning ini. Mulai jualan tahun 2014. Saya masih ingat, waktu saya beli, tangannya masih gemeteran. Awal-awal berjualan mungkin seperti itu. Suka grogi. Gugup. Ngitung kembalian juga masih kaku. Gerak tangan dan bibir belum sinkron. Masih meraba-raba. Takut salah. Takut kurang atau lebih. Bisa juga takut nasi kuningnya nggak enak. Takut yang beli tidak datang lagi.

Tapi dia konsisten. Terus berjualan. Tekad ingin menafkahi istri, karena waktu itu mereka baru saja menikah, sepertinya lebih kuat dari pada rasa takut dan khawatir yang hinggap di dirinya. Seorang pengusaha memang harus seperti itu. Harus punya mental yang kuat. Harus tahan banting. Dia sangat beruntung. Di tempat dia berjualan saat ini, dulu belum ada yang jualan nasi kuning. Jadi dia bisa merintis dari nol.

Sukses-Jualan-Nasi-Kuning.jpg

Pas barusan saya beli. Tangannya sudah cekatan. Tangannya sudah tidak gemetaran lagi. Kebetulan saya kasih uangnya pas. Jadi saya tidak melihat gerak tangan dan bibir yang tidak sinkron. Kalau tangannya sudah cekatan. Ngitung uang kembalian juga pasti sudah lancar. Mustahil dia tidak bisa ngitung. 5 tahun jualan nasi kuning. Pasti dia bisa menghitung uang dengan cepat. Ngasih uang kembalian dengan tepat.

Anaknya juga sudah dua. Hanya dengan berjualan nasi kuning. Dia sudah bisa menghidupi keluarga. Masih muda sudah punya anak dua. Jualan lancar. Itu yang dicari semua orang. Kalau ekonomi lancar. Nyari duit gampang. Mau punya anak berapa juga bisa. Istri tidak akan nolak. Istri tidak ngasih syarat yang aneh-aneh. Asal duit ngalir. Tiap hari ada pemasukan. Apalagi kalau istrinya solehah. Tidak pernah main sosmed. Keluarga dijamin makin harmonis dan romantis.

Jika saya masih sebatas angan-angan. Buat Anda yang ingin berjualan nasi kuning. Bisa masak nasi kuning. Atau istri dan ibunya bisa masak nasi kuning. Jualan nasi kuning saja. Apalagi kalau di tempat Anda belum ada yang jualan nasi kuning. Jangan ditunda-tunda. Nggak apa-apa pas awal jualan tangan gemetaran juga. Santai saja. Semua orang pasti ngalamin hal seperti itu. Nanti juga lama-lama akan terbiasa.

Sukses dimulai dengan satu langkah. Melangkahlah. Bismillah. Dengan berjualan nasi kuning saya doakan semoga kondisi ekonomi teman-teman jadi berubah.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url