Untuk Menjaga Kesehatan, Saya Pilih Jalan Kaki Sebagai Olahraga Harian

KURANG olahraga ngaruh sama fisik. Boro-boro lari, jalan kaki sebentar sudah capek. Boro-boro angkat barang, ngangkut galon air mineral dari warung sudah kepayahan. Padahal waktu masih muda saya senang main bola. Senang bersepeda juga. Keliling perpus, rumah sakit umum, dan masjid agung, sudah biasa.

Usia memang berpengaruh. Makin tambah umur, kekuatan otot makin kendor. Jenis olahraga yang boleh diikuti harus selektif. Untuk usia seumuran saya olahraga sepakbola, basket, bola voli, dan badminton, sudah terlalu riskan. Yang recommended paling jogging, senam, dan berenang.

Untuk-Menjaga-Kesehatan-Saya-Pilih-Jalan-Kaki-Sebagai-Olahraga-Harian.jpg

Untuk menjaga kesehatan. Saya pilih jalan kaki sebagai olahraga harian. Itu juga baru saya lakukan beberapa hari ke belakang. Kadang jalan kaki sendiri. Kadang ditemani anak saya. Jalan kakinya nggak jauh-jauh. Masih seputaran rumah. Saya jalan kaki habis sholat shubuh. Udaranya masih sejuk.

Dua minggu ke belakang. Saya iseng ajak anak saya balap lari. Start dari jalan. Finish depan rumah. Kurang lebih 200 meteran. Yang juara anak saya. Ketinggalannya sangat jauh. Saya nggak bisa ngejar. Anak saya larinya kencang. Saya masih ingat. Dulu setiap diajak lomba lari. Anak saya ketinggalan. Sekarang situasinya jadi terbalik.

Untuk-Menjaga-Kesehatan-Saya-Pilih-Jalan-Kaki-Sebagai-Olahraga-Harian.jpg

Dulu anak saya kalah lari karena masih kecil. Kemauan sudah ada, tapi langkah belum memadai. Semenjak sekolah anak saya sering olahraga. Otot dan fisiknya sudah terlatih. Begitu tempo hari saya ajak lari. Dia sudah siap. Meski masih sekolah dasar. Kecepatan larinya sudah mirip anak SMP. Nggak kebayang gimana cepatnya nanti kalau sudah SMA.

Agar bisa mengalahkan anak saya. Saya pun terus berlatih. Jalan kakinya lebih rutin. Jaraknya diperpanjang. Saya ingin menantang diri sendiri. Apakah setelah rajin jalan kaki ada perubahan pada fisik saya. Apakah otot kaki dan betis saya jadi kuat. Apakah nafas saya jadi panjang. Jika ada perubahan tentu saya akan merasa senang.

Latihan yang saya lakukan akhirnya membuahkan hasil. Kemarin waktu balap lari lagi dengan anak saya. Ada perubahan yang signifikan. Nafas saya sudah nggak ngos-ngosan lagi. Saya bisa saja mengalahkan anak saya. Tapi takut anak saya kecewa. Saya pura-pura kecapekan. Saya biarkan anak saya mencapai garis finish duluan.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url