BLBK: Bisnis Lama Bersemi Kembali
ALLAH maha baik. Doa saya didengar. Selang 2 hari setelah anak saya dibagi rapor. Saya dapat rezeki nomplok. Saya dapat rezeki yang tidak disangka-sangka. Saya pun bisa ngasih hadiah buat anak saya. Bisa ngajak anak istri jalan-jalan. Saya yang awalnya bimbang dan gelisah. Alhamdulillah, akhirnya bisa tersenyum dengan sumringah.
Saya sendiri tak menyangka. Bisnis yang hampir 2 tahun saya tinggalkan ternyata masih bisa menghasilkan. Ada 2 bisnis yang sedang saya geluti saat ini. Pertama, jual rumah, tanah dan gudang. Kedua, jual rak gondola, showcase dan alat-alat perlengkapan toko dan minimarket. Bisnis yang kedua inilah yang membantu saya keluar dari kesulitan.
Waktu dapat komisi dari penjualan rumah. Saya sempat berpikir, bisnis di bidang properti sangat menjanjikan. Namun setelah saya jalani. Sama kayak jualan online. Jualan rumah, tanah, dan gudang ternyata banyak kecewanya. Jualan online masih mending. Kekecewaan kita pada konsumen hanya sebatas cancel alias nggak jadi transfer. Produk yang kita jual masih aman. Masih ada di rumah.
Sedangkan bisnis properti. Istilah habis sandal, habis bensin, dan habis kuota ternyata demikian adanya. Pada saat artikel ini saya tulis. Bagian bawah sandal saya sudah bolong. Bensin sudah habis puluhan leter. Kuota sudah habis ratusan giga. Hasil yang saya dapat ternyata cuma PHP dan PHP. Banyak kejadian-kejadian lucu yang saya alami di lapangan.
Ada yang uangnya habis lebaran lah. Ada yang pengen jual rumah dulu lah. Ada yang pengen dicicil. Ada yang sertifikatnya diajukan ke bank. Ada juga yang uangnya nunggu cair dari pembebasan jalan tol. Yang paling lucu, konsumen yang saya temui, kebanyakan pengen rumah pinggir jalan, tapi budget minim. Bayangin, punya uang 50 juta, tapi rumahnya pengen pinggir jalan masuk mobil.
Dengan kenyataan seperti itu. Bisnis properti jelas tidak bisa diandalkan. Saya kembali putar otak. Saya buka folder lama yang berisi foto keranjang belanja, rak gondola, dan meja kasir dari salah satu pabrik. Kebetulan saya kenal dengan bosnya langsung. Saya coba jual di medsos. Kalau ada konsumen yang beli, saya bisa telepon dan WA langsung pemiliknya.
Gayung bersambut, tidak harus menunggu lama, ada juga konsumen yang pesan. Ngeborong beberapa rak dan meja kasir buat tokonya yang baru. Saya pun dapat komisi yang cukup lumayan. Cukup buat bawa anak dan istri makan-makan. Btw, jualan rak gondola kan bisnis lama saya. Kalau sekarang lagi rame istilah SGIE. Saya juga punya istilah BLBK. Singkatan dari Bisnis Lama Bersemi Kembali.
Saya sendiri tak menyangka. Bisnis yang hampir 2 tahun saya tinggalkan ternyata masih bisa menghasilkan. Ada 2 bisnis yang sedang saya geluti saat ini. Pertama, jual rumah, tanah dan gudang. Kedua, jual rak gondola, showcase dan alat-alat perlengkapan toko dan minimarket. Bisnis yang kedua inilah yang membantu saya keluar dari kesulitan.
Waktu dapat komisi dari penjualan rumah. Saya sempat berpikir, bisnis di bidang properti sangat menjanjikan. Namun setelah saya jalani. Sama kayak jualan online. Jualan rumah, tanah, dan gudang ternyata banyak kecewanya. Jualan online masih mending. Kekecewaan kita pada konsumen hanya sebatas cancel alias nggak jadi transfer. Produk yang kita jual masih aman. Masih ada di rumah.
Sedangkan bisnis properti. Istilah habis sandal, habis bensin, dan habis kuota ternyata demikian adanya. Pada saat artikel ini saya tulis. Bagian bawah sandal saya sudah bolong. Bensin sudah habis puluhan leter. Kuota sudah habis ratusan giga. Hasil yang saya dapat ternyata cuma PHP dan PHP. Banyak kejadian-kejadian lucu yang saya alami di lapangan.
Ada yang uangnya habis lebaran lah. Ada yang pengen jual rumah dulu lah. Ada yang pengen dicicil. Ada yang sertifikatnya diajukan ke bank. Ada juga yang uangnya nunggu cair dari pembebasan jalan tol. Yang paling lucu, konsumen yang saya temui, kebanyakan pengen rumah pinggir jalan, tapi budget minim. Bayangin, punya uang 50 juta, tapi rumahnya pengen pinggir jalan masuk mobil.
Dengan kenyataan seperti itu. Bisnis properti jelas tidak bisa diandalkan. Saya kembali putar otak. Saya buka folder lama yang berisi foto keranjang belanja, rak gondola, dan meja kasir dari salah satu pabrik. Kebetulan saya kenal dengan bosnya langsung. Saya coba jual di medsos. Kalau ada konsumen yang beli, saya bisa telepon dan WA langsung pemiliknya.
Gayung bersambut, tidak harus menunggu lama, ada juga konsumen yang pesan. Ngeborong beberapa rak dan meja kasir buat tokonya yang baru. Saya pun dapat komisi yang cukup lumayan. Cukup buat bawa anak dan istri makan-makan. Btw, jualan rak gondola kan bisnis lama saya. Kalau sekarang lagi rame istilah SGIE. Saya juga punya istilah BLBK. Singkatan dari Bisnis Lama Bersemi Kembali.