Pernikahan adalah Perjalanan yang Indah dan Mengasyikan
APA sih tujuan kita menikah? Apakah untuk menyalurkan hasrat seksual? Apakah untuk mendapatkan keturunan? Apakah untuk mendapatkan ketenangan hidup? Apakah untuk meningkatkan ekonomi? Apakah untuk mendapatkan ridho Allah?
Apa pun tujuan kita. Semuanya adalah hal yang normal. Agama juga tidak melarang. Bahkan menganjurkan. Karena sebuah pernikahan sejatinya menawarkan semua itu. Dengan menikah hasrat seksual kita tersalurkan pada pasangan yang tepat. Dengan menikah kita juga bisa mendapatkan keturunan.
Menikah juga bisa membuat hidup kita tenang. Rezeki kita jadi bertambah. Kalau hidup tenang. Usaha lancar. Banyak duit banyak harta. Ibadah lebih khusyuk. Nggak bakal banyak pikiran. Urusan dunia sudah bebas. Lepas. Menikah benar-benar menjadi keluarga sakinah, mawaddah, warrahmah.
Pertanyaannya, apakah semua keinginan itu bisa terwujud saat kita sudah menikah? Semua keinginan itu ternyata tak semudah yang dibayangkan. Sebelum menikah kita menganggap pasangan kita adalah pasangan yang terbaik. Setelah menikah pasangan kita ternyata banyak sekali kekurangannya.
Saya jadi kepikiran dengan pendapat yang mengatakan bahwa sebelum menikah sebaiknya kita utarakan visi misi kita ke depan mau seperti apa. Kalau perlu bikin surat perjanjian secara tertulis. Agar surat perjanjian itu bisa kita jadikan pegangan bila di kemudian hari pasangan kita ada yang melanggar. Saya pikir pendapat itu ada benarnya.
Menikah tanpa visi misi di awal terlalu beresiko. Menikah bukan untuk main-main. Tanggung jawabnya dunia akherat. Harus benar-benar dipertimbangkan dan diperhitungkan. Maaf, tidak bermaksud menggurui, mempersulit, apalagi menakut-nakuti. Menikah tujuannya sangat mulia. Jadi harus dipersiapkan sedetil dan seprofesional mungkin.
Inti dari menikah itu keterbukaan. Semua klausul yang kita inginkan dalam sebuah rumah tangga sebaiknya dibicarakan secara terus terang jangan ada yang ditutup-tutupi. Faktor internal dan eksternal juga harus dimasukin. Termasuk masalah seksualitas.
Kalau kedua pasangan sudah saling mengerti dan memahami tentang visi dan misi. Dua-duanya sudah saling berkomitmen. Sudah tahu tanggung jawab dan kewajiban sebagai suami atau isteri. Pernikahan adalah perjalanan yang indah dan mengasyikan.
Apa pun tujuan kita. Semuanya adalah hal yang normal. Agama juga tidak melarang. Bahkan menganjurkan. Karena sebuah pernikahan sejatinya menawarkan semua itu. Dengan menikah hasrat seksual kita tersalurkan pada pasangan yang tepat. Dengan menikah kita juga bisa mendapatkan keturunan.
Menikah juga bisa membuat hidup kita tenang. Rezeki kita jadi bertambah. Kalau hidup tenang. Usaha lancar. Banyak duit banyak harta. Ibadah lebih khusyuk. Nggak bakal banyak pikiran. Urusan dunia sudah bebas. Lepas. Menikah benar-benar menjadi keluarga sakinah, mawaddah, warrahmah.
Pertanyaannya, apakah semua keinginan itu bisa terwujud saat kita sudah menikah? Semua keinginan itu ternyata tak semudah yang dibayangkan. Sebelum menikah kita menganggap pasangan kita adalah pasangan yang terbaik. Setelah menikah pasangan kita ternyata banyak sekali kekurangannya.
Saya jadi kepikiran dengan pendapat yang mengatakan bahwa sebelum menikah sebaiknya kita utarakan visi misi kita ke depan mau seperti apa. Kalau perlu bikin surat perjanjian secara tertulis. Agar surat perjanjian itu bisa kita jadikan pegangan bila di kemudian hari pasangan kita ada yang melanggar. Saya pikir pendapat itu ada benarnya.
Menikah tanpa visi misi di awal terlalu beresiko. Menikah bukan untuk main-main. Tanggung jawabnya dunia akherat. Harus benar-benar dipertimbangkan dan diperhitungkan. Maaf, tidak bermaksud menggurui, mempersulit, apalagi menakut-nakuti. Menikah tujuannya sangat mulia. Jadi harus dipersiapkan sedetil dan seprofesional mungkin.
Inti dari menikah itu keterbukaan. Semua klausul yang kita inginkan dalam sebuah rumah tangga sebaiknya dibicarakan secara terus terang jangan ada yang ditutup-tutupi. Faktor internal dan eksternal juga harus dimasukin. Termasuk masalah seksualitas.
Kalau kedua pasangan sudah saling mengerti dan memahami tentang visi dan misi. Dua-duanya sudah saling berkomitmen. Sudah tahu tanggung jawab dan kewajiban sebagai suami atau isteri. Pernikahan adalah perjalanan yang indah dan mengasyikan.