Dulu Macet Dihindari, Sekarang Macet Dinikmati

MACET sekarang terjadi tidak hanya di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya. Di kota-kota kecil pun macet sekarang sudah menjadi pemandangan yang biasa. Termasuk di kota saya. Titik-titik kemacetan bagaikan jerawat yang tumbuh kecil-kecil di pipi seorang perempuan. Bukannya nambah cantik. Malah jadi biang stress.

Penyebab terjadinya kemacetan tentu diakibatkan oleh banyak faktor. Yang paling kentara diantaranya adalah mobilitas masyarakat yang sangat tinggi. Bermunculannya berbagai merk dan jenis kendaraan. Padatnya aktifitas pekerja kantoran, buruh pabrik, pedagang, pelajar dan mahasiswa. Serta gaya hidup masyarakat yang makin ke sini makin tambah hedonis.

Dulu-Macet-Dihindari-Sekarang-Macet-Dinikmati.jpg

Jika dulu macet adalah sesuatu yang harus dihindari. Sekarang macet adalah sesuatu yang harus dinikmati. Akibat sering terjebak macet, harusnya kita tidak boleh lagi menyalahkan orang lain. Seperti nyalahin pengguna sepeda motor. Nyalahin pengguna roda empat. Nyalahin truk, nyalahin tukang sayur, nyalahin abang becak. Atau nyalahin para pedagang kaki lima. Kenapa? Karena kita sudah termasuk bagian di dalamnya.

Agar kita tidak terjebak macet. Solusinya cuma satu yaitu disiplin. Disiplin dalam berlalu lintas. Disiplin saat beraktifitas. Disiplin dalam hal waktu. Sepanjang yang saya tahu. Berangkat dari pengalaman sendiri dan kenyataan di lapangan. Penyebab terjadinya kemacetan biasanya karena kita kurang disiplin. Contoh, sudah jelas ada lampu merah tapi tetep saja main terobos. Sudah jelas tidak boleh belok. Tetep saja belok.

Dulu-Macet-Dihindari-Sekarang-Macet-Dinikmati.jpg

Selain itu banyak pengendara baik mobil atau sepeda motor yang menggunakan jalur orang lain. Atau melawan arah. Di sekolah dulu kita diajarkan kalau bawa kendaraan kita harus ambil jalur kiri. Kalau mau nyalip baru ambil jalur kanan. Sekarang, orang bawa mobil atau motor itu bebas. Mentang-mentang jalanan kosong dan lengang. Udah gitu, nyalip juga kadang sering dari jalur kiri.

Terkait disiplin waktu. Mungkin kita sering nongkrong, begadang, sering malas-malasan pas bangun pagi. Jadi saat berangkat kerja atau sekolah kita suka kesiangan. Bayangin, kalau semua orang berangkat dari rumah bareng. Terus ketemu di satu titik. Misal di sebuah perempatan. Maka kemacetan, mau tidak mau, suka tidak suka, tidak bisa dihindari.

Untuk menghindari kemacetan yang bisa bikin kita stress. Kita harus merubah kebiasaan mulai dari diri sendiri. Kemarin-kemarin saya sering kejebak macet, terutama pas hari senin, karena antar anak sekolahnya suka telat. Sekarang saya sudah tidak terjebak lagi. Sebelum jam 6 pagi saya sudah berangkat. Dari pada harus desak-desakan di persimpangan. Di mana motor dan mobil nggak bisa gerak. Lebih baik anak saya suruh main sendirian di sekolah.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url