Ngasih Nafkah Anak Istri dari Hasil Menjambret dan Mencuri

IBU mana yang tidak malu dan stress jika anaknya ketahuan mencopet. Ibu yang mengandung kita selama sembilan bulan, melahirkan kita dengan susah payah, mengurus dan membesarkan kita. Tentu hatinya akan tercabik-cabik, hancur lebur, melihat anaknya digebukin massa, ditangkap polisi, lalu dimasukin ke dalam penjara. Ibu mana yang rela dan ikhlas menerima stigma buruk dari masyarakat terkait anaknya.

Kalau anaknya mencopet. Anaknya menjambret. Anaknya jadi begal. Itu bukan salah ibunya. Sejahat-jahatnya seorang ibu, ia pasti tidak ingin anaknya jadi orang yang nggak bener. Sebejad-bejadnya seorang ibu, ia tidak ingin anaknya mengikuti jejaknya. Seorang ibu, dalam setiap helaan nafasnya, justru selalu berdoa semoga anak-anaknya bisa menjadi anak yang pintar, soleh, dan mendapatkan masa depan yang lebih baik.

Ngasih-Nafkah-Anak-Istri-dari-Hasil-Menjambret-dan-Mencuri.jpg

Sebagai anak, yang harus nurut dan taat sama orang tua, sebaiknya kita harus bisa menjaga martabat keluarga. Kita jangan bikin malu. Jangan bikin sakit orang tua. Selektiflah dalam bergaul. Kita menjadi jahat. Jadi copet. Jadi jambret. Jadi begal. Karena salah gaul. Salah memilih teman. Hati-hatilah dalam memilih lingkungan. Kalau kita salah bergaul akibatnya bisa fatal.

Seseorang ketika melakukan tindak kejahatan. Seperti mencopet, menjambret, atau membegal. Terus aksinya berhasil tidak sampai ketangkap tidak sampai digebukin massa. Biasanya akan ketagihan. Karena, menurut perasaan dia, itulah cara cepat dan cara mudah untuk menghasilkan uang. Namanya sudah ketagihan. Jika kelak aksinya ketahuan orang. Dia ditangkap dan diproses secara hukum. Saat keluar dari penjara, dia tidak takut untuk mengulangi aksinya kembali.

Ngasih-Nafkah-Anak-Istri-dari-Hasil-Menjambret-dan-Mencuri.jpg

Saya ngomongin soal ibu dan anak yang melakukan tindak kejahatan karena di sini ada kasus seperti itu. Ada seorang anak yang nggak pernah kapok melakukan kejahatan kayak mencuri dan menjambret. Padahal dia sudah sering ketangkap polisi. Sudah sering digebukin massa. Wajahnya sampai bengep-bengep. Sudah sering masuk rumah sakit. Tapi begitu keluar dari penjara, bukannya tobat, kelakuannya malah menjadi-jadi. 

Yang bikin saya tidak habis pikir. Dia itu sudah punya anak dan istri. Istrinya itu anak orang kaya. Dengan apa yang dia lakukan selama ini, dia bukan saja menyakiti ibu kandungnya sendiri, tapi dia juga sudah menyakiti ibu mertuanya. Dalam hal ini, ada dua hati ibu yang dia sakiti. Dia harusnya bisa merasakan gimana perasaan malu, stress, bahkan mungkin depresi seorang ibu ketika mendengar anak atau menantunya ditangkap polisi karena ketahuan menjambret dan mencuri.

Dia juga harusnya bisa ngebayangin gimana perasaan seorang istri. Ibu dari anak-anaknya. Yang masih bisa mempertahankan mahligai rumah tangga padahal dia sudah disakiti berkali-kali. Kalau ibunya saja malu, stress. Apalagi istrinya. Kekuatan cinta seorang istri, yang masih setia mendampinginya, harusnya dijadikan cambuk. Sebagai suami, dia harusnya berpikir. Masa sih mau terus-terusan ngasih nafkah anak dan istri dari hasil menjambret dan mencuri.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url