Tinggal Ngegaji Orang, Sistem Cross Selling Sukses Dilancarkan
DARI dulu sebenarnya sudah tahu. Adik saya bahkan sering beli bakso di sana. Denger-denger sih rasanya enak. Tapi karena lokasinya jarang kelewatan. Terus kalau kebetulan lewat yang beli selalu bejubel. Yang tadinya pengen beli mendadak jadi males. Bisa saja sih saya maksain beli. Cuma masalahnya nanti makannya di mana. Tempatnya kan penuh. Masa harus nunggu orang lain bubar dulu.
Kemarin siang. Habis makan nasi TO. Habis keliling lihat jalan baru dan antar anak main ke mall. Kesempatan itu akhirnya datang juga. Ditemani istri dan anak saya. Saya coba nyobain beli bakso tersebut. Makan di tempat nggak dibungkus. Kebetulan belum banyak yang beli. Maklum, hujan turun sejak pagi. Meski hari minggu, kalau cuaca dingin, orang-orang biasanya pada malas untuk keluar.
Penjual bakso ini mengusung konsep lesehan. Cuma ada meja panjang 3 biji. Lokasinya di depan sebuah ruko kosong belum ada yang ngontrak. Saat sedang nyicipin bakso tiba-tiba terlintas sebuah pertanyaan. Ruko sebagus ini kok nggak laku-laku. Padahal lokasinya berada di jalur ramai. Jangan-jangan ruko ini sudah dikontrak sama pedagang bakso. Namanya sudah disewa dibiarkan kosong juga nggak apa-apa.
Saya penasaran dengan bakso ini karena yang beli selalu ramai. Padahal, dari kejauhan, bakso ini seperti numpang jualan. Salah satu kelebihan bakso ini karena ukuran baksonya lumayan besar. Tapi besar saja buat saya terlalu umum. Kayaknya ada kelebihan lain yang membuat orang-orang kesengsem dengan bakso tersebut. Biar tidak penasaran. Saya harus beli dan membuktikannya sendiri.
Buat penyuka bakso besar. Bakso ini sangat recommended banget. Selain bentuk dan ukurannya bisa bikin perut kenyang. Rasanya juga beda dari bakso-bakso besar yang ada selama ini. Di tempat lain. Bakso besar rata-rata yang dibanyakin itu terigunya. Sementara isinya, entah itu daging, lemak, atau urat, hanya sedikit. Waktu dimakan sih enak. Tapi pas selesai makan mulut lama-lama terasa enek.
Sementara bakso ini campuran terigu dan dagingnya benar-benar pas. Benar-benar seimbang. Selesai makan mulut tidak terasa enek. Perut tidak merasakan hal-hal aneh. Dengan ukuran baso sebesar itu. Harga satu porsinya Rp 15.000. Menurut saya harganya standar. Tidak kemahalan. Tidak kemurahan. Untuk kelas bakso besar. Bakso ini termasuk juaranya. Termasuk bakso favorit yang wajib dikunjungi.
Kalau pun ada kekurangan. Selain tempat duduk yang tidak terlalu luas. Beli bakso di sini tidak disediakan air minum. Kalau mau minum kita harus beli es jeruk yang jualan di sampingnya. Mungkin antara penjual bakso dan penjual es jeruk sudah ada kesapakatan. Biar jualannya sama-sama laku. Atau bisa juga bagian dari trik marketing. Yang jual bakso jualan es jeruk juga. Tinggal ngegaji orang. Sistem cross selling sukses dilancarkan.
Kemarin siang. Habis makan nasi TO. Habis keliling lihat jalan baru dan antar anak main ke mall. Kesempatan itu akhirnya datang juga. Ditemani istri dan anak saya. Saya coba nyobain beli bakso tersebut. Makan di tempat nggak dibungkus. Kebetulan belum banyak yang beli. Maklum, hujan turun sejak pagi. Meski hari minggu, kalau cuaca dingin, orang-orang biasanya pada malas untuk keluar.
Penjual bakso ini mengusung konsep lesehan. Cuma ada meja panjang 3 biji. Lokasinya di depan sebuah ruko kosong belum ada yang ngontrak. Saat sedang nyicipin bakso tiba-tiba terlintas sebuah pertanyaan. Ruko sebagus ini kok nggak laku-laku. Padahal lokasinya berada di jalur ramai. Jangan-jangan ruko ini sudah dikontrak sama pedagang bakso. Namanya sudah disewa dibiarkan kosong juga nggak apa-apa.
Saya penasaran dengan bakso ini karena yang beli selalu ramai. Padahal, dari kejauhan, bakso ini seperti numpang jualan. Salah satu kelebihan bakso ini karena ukuran baksonya lumayan besar. Tapi besar saja buat saya terlalu umum. Kayaknya ada kelebihan lain yang membuat orang-orang kesengsem dengan bakso tersebut. Biar tidak penasaran. Saya harus beli dan membuktikannya sendiri.
Buat penyuka bakso besar. Bakso ini sangat recommended banget. Selain bentuk dan ukurannya bisa bikin perut kenyang. Rasanya juga beda dari bakso-bakso besar yang ada selama ini. Di tempat lain. Bakso besar rata-rata yang dibanyakin itu terigunya. Sementara isinya, entah itu daging, lemak, atau urat, hanya sedikit. Waktu dimakan sih enak. Tapi pas selesai makan mulut lama-lama terasa enek.
Sementara bakso ini campuran terigu dan dagingnya benar-benar pas. Benar-benar seimbang. Selesai makan mulut tidak terasa enek. Perut tidak merasakan hal-hal aneh. Dengan ukuran baso sebesar itu. Harga satu porsinya Rp 15.000. Menurut saya harganya standar. Tidak kemahalan. Tidak kemurahan. Untuk kelas bakso besar. Bakso ini termasuk juaranya. Termasuk bakso favorit yang wajib dikunjungi.
Kalau pun ada kekurangan. Selain tempat duduk yang tidak terlalu luas. Beli bakso di sini tidak disediakan air minum. Kalau mau minum kita harus beli es jeruk yang jualan di sampingnya. Mungkin antara penjual bakso dan penjual es jeruk sudah ada kesapakatan. Biar jualannya sama-sama laku. Atau bisa juga bagian dari trik marketing. Yang jual bakso jualan es jeruk juga. Tinggal ngegaji orang. Sistem cross selling sukses dilancarkan.