Lokasi yang Strategis untuk Jualan, Sangat Berpengaruh Terhadap Penjualan
DUIT bisa merubah segalanya. Kalau banyak duit hidup jadi berubah. Kalau kekurangan duit ada sesuatu yang harus dirubah. Pertanyaannya, posisi teman-teman saat ini lagi banyak duit atau lagi kekurangan duit? Apa pun jawabannya. Kita semua jelas butuh duit. Kenapa? Ada sesuatu yang harus dibayar dengan duit. Ada sesuatu yang bisa terpenuhi hanya dengan duit.
Di blog ini saya sering ngebahas masalah tempat jualan. Di mana lokasi yang strategis untuk jualan sangat berpengaruh terhadap penjualan. Lokasi strategis banyak diincar oleh para pedagang. Baik pedagang kecil atau pedagang besar. Baik warung kecil-kecilan maupun cafe, hotel, dan restoran. Kalau kita sudah menemukan atau mendapatkan tempat yang cocok dan strategis buat jualan. Siap-siap kita akan kebanjiran cuan.
Nah, ngomongin soal tempat jualan. Kali ini saya ingin membagikan dua kisah yang ada hubungannya dengan duit alias percuanan. Dua kisah yang akan saya ceritakan ini ada kaitannya dengan kalimat-kalimat yang saya ucapkan pada paragraf pertama. Tanpa harus saya ulangi lagi kata-katanya. Langsung saja ke kisah yang pertama. Yang kebetulan kisah pertama ini ada hubungannya dengan teman saya.
Rumah orang tua teman saya lokasinya di pinggir jalan besar. Bukan hanya strategis. Tapi di lokasi itu dari dulu emang tempat orang berjualan. Jika harus saya absen di sana itu ada yang jualan nasi goreng, mie bakso, fried chicken, sop buah, warung makan padang, apotek, dan konter pulsa. Bahkan orang tua teman saya juga buka warung. Jualannya macam-macam. Mulai dari makanan ringan sampai sayuran juga ada.
Rumah orang tua teman saya halamannya sangat luas. Sore sampai malam suka disewa oleh pedagang bubur kacang dan mendoan. Tapi itu dulu. Setelah teman saya menikah dan punya anak. Yang nyewa jualan di sana tinggal bubur kacang doang. Halaman bekas pedagang mendoan sekarang dipakai jualan oleh istri teman saya. Pikir teman saya mungkin dari pada dipakai jualan orang. Mending dipakai jualan sama istri.
Kisah yang satunya lagi. Di kampung sebelah, dekat dengan rumah saya, ada klinik khitan. Tiap hari selalu banyak pasien yang datang. Di depan klinik khitan yang jualan cuma bubur ayam dan pedagang mainan dadakan. Karena banyak pasien yang datang. Tetangga dari klinik khitan suka ada yang menjadi tukang parkir. Tetangga yang biasa jadi tukang parkir ini bulan kemarin mendadak merenovasi rumah. Ruang tamu dan garasinya sekarang dirubah jadi warung lesehan.
Itulah hebatnya pengaruh duit. Yang banyak duit saja mau merubah sesuatu agar semakin banyak duit. Apalagi kita yang (maaf) kekurangan duit. Masa mau rebahan terus. Masa cukup dengan gaji dan penghasilan yang begitu-begitu terus. Kalau sekiranya teman-teman punya aset yang bisa disulap, dirubah, atau dimanfaatkan untuk bisa mendapatkan duit sebanyak-banyaknya. Kenapa harus ditunda-tunda, ayo rubah dari sekarang.
Di blog ini saya sering ngebahas masalah tempat jualan. Di mana lokasi yang strategis untuk jualan sangat berpengaruh terhadap penjualan. Lokasi strategis banyak diincar oleh para pedagang. Baik pedagang kecil atau pedagang besar. Baik warung kecil-kecilan maupun cafe, hotel, dan restoran. Kalau kita sudah menemukan atau mendapatkan tempat yang cocok dan strategis buat jualan. Siap-siap kita akan kebanjiran cuan.
Nah, ngomongin soal tempat jualan. Kali ini saya ingin membagikan dua kisah yang ada hubungannya dengan duit alias percuanan. Dua kisah yang akan saya ceritakan ini ada kaitannya dengan kalimat-kalimat yang saya ucapkan pada paragraf pertama. Tanpa harus saya ulangi lagi kata-katanya. Langsung saja ke kisah yang pertama. Yang kebetulan kisah pertama ini ada hubungannya dengan teman saya.
Rumah orang tua teman saya lokasinya di pinggir jalan besar. Bukan hanya strategis. Tapi di lokasi itu dari dulu emang tempat orang berjualan. Jika harus saya absen di sana itu ada yang jualan nasi goreng, mie bakso, fried chicken, sop buah, warung makan padang, apotek, dan konter pulsa. Bahkan orang tua teman saya juga buka warung. Jualannya macam-macam. Mulai dari makanan ringan sampai sayuran juga ada.
Rumah orang tua teman saya halamannya sangat luas. Sore sampai malam suka disewa oleh pedagang bubur kacang dan mendoan. Tapi itu dulu. Setelah teman saya menikah dan punya anak. Yang nyewa jualan di sana tinggal bubur kacang doang. Halaman bekas pedagang mendoan sekarang dipakai jualan oleh istri teman saya. Pikir teman saya mungkin dari pada dipakai jualan orang. Mending dipakai jualan sama istri.
Kisah yang satunya lagi. Di kampung sebelah, dekat dengan rumah saya, ada klinik khitan. Tiap hari selalu banyak pasien yang datang. Di depan klinik khitan yang jualan cuma bubur ayam dan pedagang mainan dadakan. Karena banyak pasien yang datang. Tetangga dari klinik khitan suka ada yang menjadi tukang parkir. Tetangga yang biasa jadi tukang parkir ini bulan kemarin mendadak merenovasi rumah. Ruang tamu dan garasinya sekarang dirubah jadi warung lesehan.
Itulah hebatnya pengaruh duit. Yang banyak duit saja mau merubah sesuatu agar semakin banyak duit. Apalagi kita yang (maaf) kekurangan duit. Masa mau rebahan terus. Masa cukup dengan gaji dan penghasilan yang begitu-begitu terus. Kalau sekiranya teman-teman punya aset yang bisa disulap, dirubah, atau dimanfaatkan untuk bisa mendapatkan duit sebanyak-banyaknya. Kenapa harus ditunda-tunda, ayo rubah dari sekarang.