Luasin Tempat

 

Luasin-Tempat-1.jpg

MASIH ada hubungannya dengan tulisan saya yang kemarin. Ngomongin soal mie ayam ternyata tak ada habisnya. Kali ini saya akan mencoba membahasnya lebih spesifik. Tapi sebelum saya berbicara lebih jauh. Seperti biasa izinkan saya untuk berbagi cerita dulu. Meskipun pengunjungnya banyak, pembelinya pada ngantri, jujur mie ayam yang saya ceritakan kemarin rasanya biasa-biasa saja. Dibandingkan dengan mie ayam yang pernah saya bahas tempo hari rasanya jauh banget. Cuma mie ayam yang kemarin ada kelebihannya.

Mie ayam yang saya beli kemarin (aslinya malah ditraktir) lokasi jualannya berada di tempat yang strategis. Posisinya ada di jalur ramai. Di sana ada kampus terkenal dan sekolah favourit. Di mana setiap hari, pagi siang sore malam, orang-orang berlalu lalang. Ada pelajar. Ada mahasiswa. Ada guru. Ada dosen. Plus masyarakat umum yang biasa menggunakan jalan tersebut sebagai sarana transportasi.


Luasin-Tempat-2
Kelebihan yang kedua, bentuk mienya gede, dan dagingnya banyak. Masyarakat kita kalau lihat yang gede-gede, apalagi isinya banyak, biasanya suka ngiler. Suka penasaran. Mungkin itu termasuk alasan kenapa mie ayam tersebut banyak sekali pengunjungnya. Untuk menarik perhatian kita memang harus menunjukan sesuatu yang berbeda. Kalau tidak ada kelebihan, orang-orang cuma datang sekali. Besok tidak akan balik lagi.

Itu dari sisi kelebihan. Sekarang kita bahas kekurangannya. Tiap orang kan seleranya beda-beda, biasanya di meja itu disediakan kecap, saus, pedas, tissu, topping semacam kerupuk atau cemilan yang lain sebagai pelengkap. Di tempat mie ayam yang saya beli kemarin tissu nggak ada. Kerupuk nggak ada. Kecap nggak ada. Waktu saya tanya ke pelayannya: “ada kecap?” Jawab pelayan tersebut: “Kecap tidak disediain” Kecap udah langsung disatuin sama bumbu. Kita cuma bisa nambah saus sama pedas saja.

Beda banget dengan mie ayam langganan saya. Udah rasanya enak. Di meja itu kumplit. Ada saus, kecap, pedas, kerupuk, emping (melinjo), makaroni, tissu. Kerupuknya juga kerupuk nomer satu. Kerupuk yang sudah terkenal dari zaman dulu. Udah gitu ada televisinya lagi. Jadi saat nyantap mie ayam itu kita bisa nonton televisi. O iya saya hampir lupa, ciri-ciri mie ayam yang enak dan yang biasa-biasa itu sebenarnya cuma satu. Kalau mie ayam yang biasa-biasa, dimakannya itu sedikit-sedikit. Tapi kalau mie ayam yang enak, mienya itu langsung diseruput nggak putus-putus.

Luasin-Tempat-3
Btw, dari cerita mie ayam yang saya bagikan kali ini semoga teman-teman bisa mengambil pelajaran. Pertama, buat teman-teman yang sekarang lagi bingung mau jualan apa. Jualan mie ayam mungkin bisa teman-teman coba. Siapa tahu rezeki teman-teman ada di sana. Kedua, rasa dan kualitasnya harus dijaga. Ketiga, toppingnya harus kumplit tidak boleh ada yang kurang. Ke empat, lokasi jualannya harus strategis. Kalau teman-teman belum ada duit untuk sewa tempat. Teman-teman bisa jualan keliling dulu.

Nah, dari hasil jualan mie ayam itu teman-teman sisihkan sebagian keuntunggannya untuk sewa tempat. Dan ini pesan saya yang harus teman-teman catat. Ketika teman-teman sudah punya tempat dan jualannya laku. Yang beli banyak pada antri. Teman-teman harus luasin tempatnya. Tambahin kursi, tambahin meja. Biar orang-orang yang mau makan nggak berdesak-desakan. Terus tambahin pegawai biar pelayanannya cepet nggak nunggu lama.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url