Berkah Rajin Sholat, Dapat Hadiah Sepeda
KALAU ada lomba siapa yang rajin sholat ke masjid. Tetangga saya pasti juaranya. Dia itu kalau ada di rumah, nggak sakit atau nggak kerja ke kantor. Mau panas mau hujan. Mau dzuhur, ashar, maghrib, isya. Pasti sholatnya di masjid. Begitu pun dengan sholat shubuh. Rumah kita kebetulan berdekatan. Saat dia membuka kunci, mendorong pintu pagar mau pergi sholat shubuh ke masjid. Suara gedubrak dan keresak-kereseknya sandal yang dia pakai suka kedengaran.
Tapi Allah SWT memang tidak tidur. Meski tidak ada lomba siapa yang rajin sholat ke masjid. Allah SWT tetap ngasih dia hadiah. Hadiahnya sangat spesial dan bikin tetangga pada ngiri. Dua tahun yang lalu. Pada saat acara lomba Agustusan. Dia dapat hadiah sepeda gunung. Sepeda gunung tersebut adalah hadiah utama dari tiket jalan santai. Jadi tetangga pada ngiri bukan ngiri ke dia secara personal. Melainkan ngiri karena tidak beruntung mendapatkan sepeda gunung.
Saat pengumuman tiket pemenang itu. Kuasa Allah SWT benar-benar hadir. Dia itu sebenarnya nggak menang. Yang menang itu orang lain. Tapi setelah panitia lomba memanggil tiga kali yang menang nggak muncul-muncul. Pihak panitia terpaksa mengugurkan dan memutuskan untuk mengocok kembali tiket. Nah, tiket yang beruntung mendapatkan sepeda gunung ternyata tiket punya dia.
Lucunya, pas mau penyerahan hadiah sepeda gunung. Orang yang pertama menang tadi datang dengan menunjukan potongan tiket. Berhubung panitia, peserta jalan santai, para pedagang, dan semua penonton yang hadir saat itu sudah sepakat untuk menggugurkan. Meski orang yang pertama menang tadi menggerutu dan mencak-mencak. Sepeda gunung tersebut tetap jadi milik dia. Sah tidak bisa diganggu gugat.
Meski tetangga saya itu rajin sholat. Tetangga saya itu tidak pernah berdzikir sehabis sholat. Setelah imam mengucapkan assalamualaikum. Dia suka buru-buru pergi. Selama saya sholat berjamaah di masjid. Sekali pun saya tidak pernah melihat dia duduk 5 sampai 10 menit untuk berdzikir. Kalau ada orang yang sholat di belakang, dia suka melipir ke pinggir mencari celah yang kosong.
Di masjid mana pun, setiap sholat itu pasti suka ada imam yang ditunjuk. Biasanya ustadz, guru, takmir masjid, ketua DKM, atau orang yang dituakan. Kalau mereka belum datang jamaah yang sudah ada di masjid tidak berani mengumandangkan iqomat. Beberapa hari ke belakang, setiap sholat dzuhur dan ashar, orang-orang yang biasa mengimami sholat suka tidak ada. Yang ditunjuk jadi imam suka siapa saja.
Kemarin, waktu saya sholat ashar. Kebetulan saya masbuk. Saya lihat yang jadi imamnya dia. Saya jadi mesem-mesem. Saya melihat momen langka. Orang yang biasa habis assalamualaikum suka langsung pergi tiba-tiba harus jadi imam. Saya kemudian bertanya-tanya: apakah setelah selesai sholat dia akan langsung pergi atau berdzikir dulu? Ups! ternyata dia dzikir dulu! Khusyuk sekali. Kepalanya nunduk. Jarinya gerak-gerak.
Tapi Allah SWT memang tidak tidur. Meski tidak ada lomba siapa yang rajin sholat ke masjid. Allah SWT tetap ngasih dia hadiah. Hadiahnya sangat spesial dan bikin tetangga pada ngiri. Dua tahun yang lalu. Pada saat acara lomba Agustusan. Dia dapat hadiah sepeda gunung. Sepeda gunung tersebut adalah hadiah utama dari tiket jalan santai. Jadi tetangga pada ngiri bukan ngiri ke dia secara personal. Melainkan ngiri karena tidak beruntung mendapatkan sepeda gunung.
Saat pengumuman tiket pemenang itu. Kuasa Allah SWT benar-benar hadir. Dia itu sebenarnya nggak menang. Yang menang itu orang lain. Tapi setelah panitia lomba memanggil tiga kali yang menang nggak muncul-muncul. Pihak panitia terpaksa mengugurkan dan memutuskan untuk mengocok kembali tiket. Nah, tiket yang beruntung mendapatkan sepeda gunung ternyata tiket punya dia.
Lucunya, pas mau penyerahan hadiah sepeda gunung. Orang yang pertama menang tadi datang dengan menunjukan potongan tiket. Berhubung panitia, peserta jalan santai, para pedagang, dan semua penonton yang hadir saat itu sudah sepakat untuk menggugurkan. Meski orang yang pertama menang tadi menggerutu dan mencak-mencak. Sepeda gunung tersebut tetap jadi milik dia. Sah tidak bisa diganggu gugat.
Meski tetangga saya itu rajin sholat. Tetangga saya itu tidak pernah berdzikir sehabis sholat. Setelah imam mengucapkan assalamualaikum. Dia suka buru-buru pergi. Selama saya sholat berjamaah di masjid. Sekali pun saya tidak pernah melihat dia duduk 5 sampai 10 menit untuk berdzikir. Kalau ada orang yang sholat di belakang, dia suka melipir ke pinggir mencari celah yang kosong.
Di masjid mana pun, setiap sholat itu pasti suka ada imam yang ditunjuk. Biasanya ustadz, guru, takmir masjid, ketua DKM, atau orang yang dituakan. Kalau mereka belum datang jamaah yang sudah ada di masjid tidak berani mengumandangkan iqomat. Beberapa hari ke belakang, setiap sholat dzuhur dan ashar, orang-orang yang biasa mengimami sholat suka tidak ada. Yang ditunjuk jadi imam suka siapa saja.
Kemarin, waktu saya sholat ashar. Kebetulan saya masbuk. Saya lihat yang jadi imamnya dia. Saya jadi mesem-mesem. Saya melihat momen langka. Orang yang biasa habis assalamualaikum suka langsung pergi tiba-tiba harus jadi imam. Saya kemudian bertanya-tanya: apakah setelah selesai sholat dia akan langsung pergi atau berdzikir dulu? Ups! ternyata dia dzikir dulu! Khusyuk sekali. Kepalanya nunduk. Jarinya gerak-gerak.