Anak Muda Keren, Usia Masih Dua Puluhan, Omzet Sudah Jutaan
USIANYA masih 20-an. Tapi omzetnya sudah jutaan. Keren banget. Salut pokoknya sama mereka. Anak muda yang sudah merintis usaha di saat teman-teman seusianya banyak yang menghabiskan waktu untuk pacaran, main game, dan nongkrong nggak jelas. Benar-benar inspiratif. Harus dijadikan contoh. Harus dijadikan panutan siapa pun yang bisnisnya ingin cepat berkembang.
Rencana ketemuan sama mereka sebenarnya sudah lama. Sayang, saudara saya ngajak ketemuannya suka malam hari. Sementara kalau malam hari saya sudah tidur. Untuk begadang saya sudah tidak kuat. Jam 9 malam juga mata saya sudah ngantuk. Udah gitu ngajaknya suka mendadak. Nggak bilang dari sebelumnya. Yang namanya sudah tidur. Terus Hp di-silent. Kita nggak tahu ada yang nelpon atau kirim WA.
Salah satu dari anak muda tersebut masih terikat saudara. Neneknya adik kakak dengan nenek saya. Jadi kita masih seturunan. Tapi karena kita beda kampung plus beda usia. Kita jarang ketemu. Ketemu-ketemu kemarin. Di rumah kontrakannya. Di sana kita ngobrol ngalor ngidul ke sana kemari. Meski hanya pertemuan biasa. Suasananya kayak seminar atau workshop. Trik-trik jualan yang selama ini dirahasiakan semuanya dikeluarkan.
Yang bikin saya kaget. Waktu saya tanya bisa punya omzet jutaan sebelumnya pernah ikut kursus online atau gimana? Mereka jawab: nggak! Mereka tahu ilmu jualan dari kumpul-kumpul dan ngobrol-ngobrol. Kadang nyari atau nonton di Youtube. Dengar jawaban mereka di situ saya merasa ditampar. Semua kursus online dari mastah-mastah saya ikuti. Semua buku-buku dari penulis terkenal saya beli. Tahu segalanya tapi kalau tidak dipraktekin percuma.
Malam itu saya benar-benar berguru pada junior. Dari segi usia dan rekam jejak mereka sepertinya hormat dan segan sama saya. Waktu mereka masih SD atau SMP saya sudah duluan terjun di bisnis online. Tapi dari segi akselerasi dan akuisisi market saya angkat dua jempol buat mereka. Di usia yang masih cukup muda mereka bisa cepat menangkap peluang. Di usia yang penuh dengan hura-hura mereka bisa menghasilkan jutaan rupiah.
Teman-teman mungkin sedikit mengernyitkan dahi. Omzet sudah jutaan tapi kok ngontrak. Di sini saya mau jelasin. Mereka itu sebenarnya anak orang berada. Orang tua mereka pengusaha kaya. Tapi di usia yang harusnya masih bergantung pada orang tua. Mau beli apa saja tinggal minta duit ke orang tua. Mereka memilih hidup mandiri. Mereka ngontrak rumah. Rumah kontrakan itu sama mereka dijadikan basecamp sekaligus kantor.
Karena mereka anak orang kaya. Terkait modal pasti mereka tidak akan kesusahan. Tapi urusan modal menurut saya itu persoalan lain. Yang saya tekankan di sini adalah soal mindset dan lingkungan pergaulan. Mau orang kaya atau orang miskin kalau mindset dan lingkungan pergaulannya salah ke sananya pasti akan bablas. Begitu juga sebaliknya, kalau mindset dan lingkungan pergaulannya bener ke sananya pasti akan sukses.
Rencana ketemuan sama mereka sebenarnya sudah lama. Sayang, saudara saya ngajak ketemuannya suka malam hari. Sementara kalau malam hari saya sudah tidur. Untuk begadang saya sudah tidak kuat. Jam 9 malam juga mata saya sudah ngantuk. Udah gitu ngajaknya suka mendadak. Nggak bilang dari sebelumnya. Yang namanya sudah tidur. Terus Hp di-silent. Kita nggak tahu ada yang nelpon atau kirim WA.
Salah satu dari anak muda tersebut masih terikat saudara. Neneknya adik kakak dengan nenek saya. Jadi kita masih seturunan. Tapi karena kita beda kampung plus beda usia. Kita jarang ketemu. Ketemu-ketemu kemarin. Di rumah kontrakannya. Di sana kita ngobrol ngalor ngidul ke sana kemari. Meski hanya pertemuan biasa. Suasananya kayak seminar atau workshop. Trik-trik jualan yang selama ini dirahasiakan semuanya dikeluarkan.
Yang bikin saya kaget. Waktu saya tanya bisa punya omzet jutaan sebelumnya pernah ikut kursus online atau gimana? Mereka jawab: nggak! Mereka tahu ilmu jualan dari kumpul-kumpul dan ngobrol-ngobrol. Kadang nyari atau nonton di Youtube. Dengar jawaban mereka di situ saya merasa ditampar. Semua kursus online dari mastah-mastah saya ikuti. Semua buku-buku dari penulis terkenal saya beli. Tahu segalanya tapi kalau tidak dipraktekin percuma.
Malam itu saya benar-benar berguru pada junior. Dari segi usia dan rekam jejak mereka sepertinya hormat dan segan sama saya. Waktu mereka masih SD atau SMP saya sudah duluan terjun di bisnis online. Tapi dari segi akselerasi dan akuisisi market saya angkat dua jempol buat mereka. Di usia yang masih cukup muda mereka bisa cepat menangkap peluang. Di usia yang penuh dengan hura-hura mereka bisa menghasilkan jutaan rupiah.
Teman-teman mungkin sedikit mengernyitkan dahi. Omzet sudah jutaan tapi kok ngontrak. Di sini saya mau jelasin. Mereka itu sebenarnya anak orang berada. Orang tua mereka pengusaha kaya. Tapi di usia yang harusnya masih bergantung pada orang tua. Mau beli apa saja tinggal minta duit ke orang tua. Mereka memilih hidup mandiri. Mereka ngontrak rumah. Rumah kontrakan itu sama mereka dijadikan basecamp sekaligus kantor.
Karena mereka anak orang kaya. Terkait modal pasti mereka tidak akan kesusahan. Tapi urusan modal menurut saya itu persoalan lain. Yang saya tekankan di sini adalah soal mindset dan lingkungan pergaulan. Mau orang kaya atau orang miskin kalau mindset dan lingkungan pergaulannya salah ke sananya pasti akan bablas. Begitu juga sebaliknya, kalau mindset dan lingkungan pergaulannya bener ke sananya pasti akan sukses.