Lebih Baik di Rumah Tidak Ada Kalender
RASANYA baru kemarin kita merayakan tahun baru. Sekarang sudah bulan Maret lagi. Berarti sudah 3 bulan kita menjalani hidup di tahun 2021. Alhamdulillah, sampai hari ini kita masih diberi umur panjang. Masih diberikan kesehatan untuk bisa menjalankan aktivitas seperti biasa. Walau pun aktivitasnya sekarang banyakan di rumah. Karena aktivitas diluar rumah dibatasi gara-gara pandemi yang masih belum berakhir.
Di artikel saya kali ini saya ingin bercerita yang ringan-ringan saja. Tapi meski pun ringan, insyaAlloh, ada hikmah dan pelajaran yang bisa teman-teman ambil. Minimal untuk menguatkan keimanan, ketakwaan dan kesabaran teman-teman. Zaman sekarang banyak sekali godaannya. Kalau iman kita masih lemah. Ketakwaan kita masih tipis. Kesabaran kita kurang kuat. Sekali saja godaan itu datang, kita akan mudah tergelincir.
Baiklah. Karena waktu begitu sangat berharga. Agar teman-teman tidak penasaran. Saya mulai saja ceritanya. Saya itu kurang begitu perhatian terhadap kalender. Ada atau tidak ada kalender di rumah buat saya tidak masalah. Saya menjalani hari-hari seperti orang-orang pada umumnya. Lagian sekarang kan zaman sudah canggih. Tanpa kita install pun aplikasi kalender sudah ada di smartphone. Kalau mau lihat hari, tanggal, dan tahun, kita bisa mengeceknya langsung dari Hp kita.
Inti dari cerita ini sebenarnya saya mau curhat kalau di tahun 2021 ini saya tidak punya kelender. Yang menempel di ruang tamu dan dinding kamar masih kalender tahun 2020. Itu pun pemberian dari toko emas dan TIKI. Karena kurang begitu perhatian terhadap benda yang satu ini. Setiap ganti tahun saya tidak pernah kefikiran untuk beli kalender. Padahal untuk kalender yang biasa-biasa saja. Yang bisa kita temukan di emperan toko. Harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan mie bakso.
Di artikel saya kali ini saya ingin bercerita yang ringan-ringan saja. Tapi meski pun ringan, insyaAlloh, ada hikmah dan pelajaran yang bisa teman-teman ambil. Minimal untuk menguatkan keimanan, ketakwaan dan kesabaran teman-teman. Zaman sekarang banyak sekali godaannya. Kalau iman kita masih lemah. Ketakwaan kita masih tipis. Kesabaran kita kurang kuat. Sekali saja godaan itu datang, kita akan mudah tergelincir.
Baiklah. Karena waktu begitu sangat berharga. Agar teman-teman tidak penasaran. Saya mulai saja ceritanya. Saya itu kurang begitu perhatian terhadap kalender. Ada atau tidak ada kalender di rumah buat saya tidak masalah. Saya menjalani hari-hari seperti orang-orang pada umumnya. Lagian sekarang kan zaman sudah canggih. Tanpa kita install pun aplikasi kalender sudah ada di smartphone. Kalau mau lihat hari, tanggal, dan tahun, kita bisa mengeceknya langsung dari Hp kita.
Inti dari cerita ini sebenarnya saya mau curhat kalau di tahun 2021 ini saya tidak punya kelender. Yang menempel di ruang tamu dan dinding kamar masih kalender tahun 2020. Itu pun pemberian dari toko emas dan TIKI. Karena kurang begitu perhatian terhadap benda yang satu ini. Setiap ganti tahun saya tidak pernah kefikiran untuk beli kalender. Padahal untuk kalender yang biasa-biasa saja. Yang bisa kita temukan di emperan toko. Harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan mie bakso.
Tapi itulah saya. Kalau tidak ada yang ngasih kalender. Saya tidak memaksakan diri untuk beli kalender. O iya, saya kan jualan online. Emang tahun ini TIKI nggak ngasih kalender ya? Ya, tahun ini, TIKI tidak memberi saya kalender. Bukan TIKI yang pelit. Tapi saya sudah tidak kirim paket lagi ke TIKI. Lho, kenapa? Jawabannya gara-gara pandemi. Yang ngasih saya kalender itu TIKI kantor pusat. Bukan TIKI cabang. Sejak diberlakukannya PSBB tahun lalu, sejak saat itu saya sudah tidak kirim paket lagi ke TIKI pusat. Gara-gara saya tidak kirim paket lagi ke sana. Jadi saya tidak dapat hadiah kalender lagi.
Nah, tadi siang waktu saya antar istri ke pasar. Mau beli perhiasan dan mau makan mie ayam. Saya sempat singgah dulu ke ATM Mandiri. Di dalam ATM itu tanpa sengaja saya menemukan sebuah benda yang masih terbungkus kemasan plastik. Pas saya ambil dan saya perhatikan ternyata sebuah kelender meja. Bahannya kertas hard cover. Di sampulnya ada tulisan Bank Mandiri. Waktu nemu kalender itu setan kemudian mulai menggoda saya. Kamu kan di rumah belum punya kalender. Ambil saja. Kalendernya bagus lho!
Ini bukan masalah bagus atau tidak. Ini soal keimanan, ketakwaan dan kesabaran. Meski pun kalendernya bagus. Dan di rumah kebetulan belum ada kalender. Tapi hati kecil saya bilang. Lebih baik di rumah tidak ada kalender. Dari pada punya kalender tapi kalendernya punya orang. Karena ATM Mandirinya bersebelahan dengan Bank Mandiri. Yang siang itu kebetulan masih buka. Tanpa fikir panjang, saya ketuk saja pintu bank. Saya bilang ke satpam saya nemu kalender ini di ATM. Mungkin tadi ada orang yang ketinggalan.
Nah, tadi siang waktu saya antar istri ke pasar. Mau beli perhiasan dan mau makan mie ayam. Saya sempat singgah dulu ke ATM Mandiri. Di dalam ATM itu tanpa sengaja saya menemukan sebuah benda yang masih terbungkus kemasan plastik. Pas saya ambil dan saya perhatikan ternyata sebuah kelender meja. Bahannya kertas hard cover. Di sampulnya ada tulisan Bank Mandiri. Waktu nemu kalender itu setan kemudian mulai menggoda saya. Kamu kan di rumah belum punya kalender. Ambil saja. Kalendernya bagus lho!
Ini bukan masalah bagus atau tidak. Ini soal keimanan, ketakwaan dan kesabaran. Meski pun kalendernya bagus. Dan di rumah kebetulan belum ada kalender. Tapi hati kecil saya bilang. Lebih baik di rumah tidak ada kalender. Dari pada punya kalender tapi kalendernya punya orang. Karena ATM Mandirinya bersebelahan dengan Bank Mandiri. Yang siang itu kebetulan masih buka. Tanpa fikir panjang, saya ketuk saja pintu bank. Saya bilang ke satpam saya nemu kalender ini di ATM. Mungkin tadi ada orang yang ketinggalan.