Filter Otak Anak-Anak Kita Dari Informasi Negatif
MANUSIA dilahirkan ke dunia dalam keadaan fitrah mungkin kita sudah tahu. Dalam setiap pengajian yang kita ikuti, seorang ustadz atau ustadzah sering membahas tema tersebut. Tapi manusia dilahirkan ke dunia dengan otak yang sangat briliant atau cerdas mungkin hanya sedikit orang yang mengetahuinya. Selain tidak mengetahui kita juga mungkin tidak menyadari akan hal tersebut. Padahal ini sangat penting. Terutama untuk para orang tua yang baru memiliki anak.
Saya bisa berkata seperti ini setelah kemarin antar anak dan istri ke salon. Anak dan istri saya rambutnya sudah panjang. Rambutnya katanya pengen dipendekin sedikit biar nggak gerah. Sebenarnya dari kemarin-kemarin mereka sudah minta pengen diantar ke salon. Tapi karena lagi banyak urusan. Saya baru bisa antar anak dan istri ke salon kemarin. Kebetulan kemarin hari minggu. Kebetulan lagi kita mau ketemu dengan rekanan. Jadi sekalian jalan, sekalian juga pergi ke salon.
Nah, pas lagi nungguin anak dan istri saya dipangkas rambutnya itu, saya asyik memperhatikan anak-anak yang punya salon bermain game free fire. Di situ saya langsung merenung. Anak-anak itu cerdas. Masih kecil sudah bisa main game, yang belum tentu orang dewasa bisa. Orang dewasa nggak bisa main game free fire atau sejenisnya karena beda zaman. Zaman dulu belum ada game secanggih zaman sekarang.
Dulu, adanya game watch yang gambarnya hitam putih, layarnya masih kecil. Yang bisa disewa pas istirahat sekolah. Dingdong waktu itu sebenarnya sudah ada, tapi kalau mau main dingdong kita harus pergi ke supermaket yang ada di pusat kota. Kalau lagi banyak uang, sepulang sekolah kita suka rame-rame naik angkot pergi ke pusat kota. Tapi agar bisa bermain dingdong tak jarang banyak anak-anak yang nekad bolos sekolah.
Kembali ke masalah otak. Sebagai orang tua kita harus sungguh-sungguh mendidik anak-anak kita dengan baik dan benar. Kita harus arahkan mereka ke hal-hal yang positif. Bayangkan saja, tanpa diajarkan sama kita pun, yang emang nggak tahu dan ngerti apa itu game Free Fire, Mobil Legend atau PUBG. Anak-anak sudah lincah dan mahir memainkan game tersebut. Apalagi kalau kita arahkan mereka dengan serius dan sungguh-sungguh ke hal-hal yang positif. Anak-anak pasti bisa menangkap dan mempelajarinya.
Satu lagi bukti bahwa manusia dilahirkan dengan otak yang cerdas. Yang masih ada korelasinya dengan manusia dilahirkan ke dunia dalam keadaan fitrah. Atau bayi yang lahir ke dunia ibarat kertas putih. Mau ditulis pakai tinta hitam atau tinta merah tergantung orang tuanya. Bacaan sholat, huruf hijaiyah, surat-surat pendek, tajwid, kalau dihafalinnya ketika masih anak-anak. Begitu kita dewasa, semua itu sudah bisa kita talar diluar kepala.
Oleh karena itu, buat para orang tua yang baru memiliki bayi. Yuk kita didik anak-anak kita sebaik dan sedini mungkin. Anak adalah amanah yang akan kita pertanggung jawabkan kelak di akhirat. Ajarin anak-anak kita dengan hal-hal positif dan keahlian-keahlian khusus yang sangat berguna buat masa depan mereka. Zaman sekarang semua informasi bisa kita dapatkan dengan cepat dan mudah. Mari kita filter otak anak-anak kita dari informasi yang negatif. Anak-anak adalah mutiara yang terpendam. Mari kita poles mereka untuk menjadi generasi emas yang berakhlaqul karimah.
Saya bisa berkata seperti ini setelah kemarin antar anak dan istri ke salon. Anak dan istri saya rambutnya sudah panjang. Rambutnya katanya pengen dipendekin sedikit biar nggak gerah. Sebenarnya dari kemarin-kemarin mereka sudah minta pengen diantar ke salon. Tapi karena lagi banyak urusan. Saya baru bisa antar anak dan istri ke salon kemarin. Kebetulan kemarin hari minggu. Kebetulan lagi kita mau ketemu dengan rekanan. Jadi sekalian jalan, sekalian juga pergi ke salon.
Nah, pas lagi nungguin anak dan istri saya dipangkas rambutnya itu, saya asyik memperhatikan anak-anak yang punya salon bermain game free fire. Di situ saya langsung merenung. Anak-anak itu cerdas. Masih kecil sudah bisa main game, yang belum tentu orang dewasa bisa. Orang dewasa nggak bisa main game free fire atau sejenisnya karena beda zaman. Zaman dulu belum ada game secanggih zaman sekarang.
Dulu, adanya game watch yang gambarnya hitam putih, layarnya masih kecil. Yang bisa disewa pas istirahat sekolah. Dingdong waktu itu sebenarnya sudah ada, tapi kalau mau main dingdong kita harus pergi ke supermaket yang ada di pusat kota. Kalau lagi banyak uang, sepulang sekolah kita suka rame-rame naik angkot pergi ke pusat kota. Tapi agar bisa bermain dingdong tak jarang banyak anak-anak yang nekad bolos sekolah.
Kembali ke masalah otak. Sebagai orang tua kita harus sungguh-sungguh mendidik anak-anak kita dengan baik dan benar. Kita harus arahkan mereka ke hal-hal yang positif. Bayangkan saja, tanpa diajarkan sama kita pun, yang emang nggak tahu dan ngerti apa itu game Free Fire, Mobil Legend atau PUBG. Anak-anak sudah lincah dan mahir memainkan game tersebut. Apalagi kalau kita arahkan mereka dengan serius dan sungguh-sungguh ke hal-hal yang positif. Anak-anak pasti bisa menangkap dan mempelajarinya.
Satu lagi bukti bahwa manusia dilahirkan dengan otak yang cerdas. Yang masih ada korelasinya dengan manusia dilahirkan ke dunia dalam keadaan fitrah. Atau bayi yang lahir ke dunia ibarat kertas putih. Mau ditulis pakai tinta hitam atau tinta merah tergantung orang tuanya. Bacaan sholat, huruf hijaiyah, surat-surat pendek, tajwid, kalau dihafalinnya ketika masih anak-anak. Begitu kita dewasa, semua itu sudah bisa kita talar diluar kepala.
Oleh karena itu, buat para orang tua yang baru memiliki bayi. Yuk kita didik anak-anak kita sebaik dan sedini mungkin. Anak adalah amanah yang akan kita pertanggung jawabkan kelak di akhirat. Ajarin anak-anak kita dengan hal-hal positif dan keahlian-keahlian khusus yang sangat berguna buat masa depan mereka. Zaman sekarang semua informasi bisa kita dapatkan dengan cepat dan mudah. Mari kita filter otak anak-anak kita dari informasi yang negatif. Anak-anak adalah mutiara yang terpendam. Mari kita poles mereka untuk menjadi generasi emas yang berakhlaqul karimah.