Seperti Penyelam Menemukan Mutiara di Dasar Lautan

MIRIP goa terlalu serem. Mirip bunker apalagi. Yang paling tepat menyebutnya mungkin mirip tempat tersembunyi. Semacam museum purbakala di mana sesekali, pada momen-momen tertentu, orang-orang berkunjung. Melihat-lihat, menikmati berbagai macam benda-benda, batu-batu, fosil-fosil, artefak-artefak, atau koleksi-kokeksi sejenis yang tersimpan dalam sebuah tempat khusus.

Frasa itu mungkin paling pas untuk menggambarkan situasi, kondisi, dan suasana di dalam ruangan sebuah Dept Store yang kemarin sempat saya dan istri kunjungi. Awalnya saya tak ada rencana untuk masuk ke ruangan tersebut. Rencana awal saya dan istri ingin survey harga handphone. Dept Store yang selama ini identik dengan jual beli handphone itu terdiri dari 3 lantai. Lantai 1 khusus pakaian. Lantai 2 khusus handphone. Lantai 3 permainan anak dan Cafetaria.

Seperti-Penyelam-Menemukan-Mutiara-di-Dasar-Lautan.jpg

Saya dan istri masuk ke ruangan tersebut tadinya ingin mengelabui sales handphone yang berbaris di depan Dept Store. Biar nggak dikerubutin dan dikerubungin, saya dan istri pura-puranya hendak belanja baju karena di ruangan tersebut ada tangga khusus yang bisa langsung naik ke lantai 2. Saya dan istri lebih enak dan nyaman dilayani oleh sales handphone yang ada di lantai 2, ketimbang ditanya-tanya, dikejar-dikejar, apalagi sampai diprospek oleh sales yang berbaris di depan Dept Store.

Berhubung sebelumnya kita sudah beli baju di toko seberang namun masih ada kekurangan, sebelum naik ke lantai 2, saya dan istri menyempatkan dulu untuk melihat baju-baju yang ada di Dept Store tersebut. Siapa tahu ada yang cocok. Modelnya bagus. Harganya masuk. Di situlah kemudian muncul istilah yang saya sebut di paragraf awal. Saya benar-benar terenyuh, speechless, tak bisa berkata-kata. Ruangan yang dulu ramai kini menjadi sunyi dan sepi.

Seperti-Penyelam-Menemukan-Mutiara-di-Dasar-Lautan.jpg

Saya lupa kapan terakhir saya ke sini. Yang pasti sudah lama. Seingat saya waktu anak saya masih kecil. Saya pernah ajak main anak saya di lantai 3. Tempat khusus permainan anak-anak. Ruangan khusus pakaian ini pasti pernah saya kunjungi juga. Saat anak saya masih kecil, saat perekonomian saya lagi lancar, saya sering beli baju baru. Hampir toko baju yang ada di pusat kota atau di pasar pernah saya kunjungi.

Yang masih saya ingat. Saya pernah beli baju bola dan jaket di Dept Store ini. Saya masih ingat pengunjung yang datang ke Dept Store ini, bejubel. Lintas usia. Ibu-ibu, bapak-bapak, anak-anak. Dari depan sampai belakang hilir mudik. Saking penuhnya sampai bersinggungan tangan dan sikut. Situasi tersebut sekarang berubah 180 derajat. Dept Store nomer 3 terkenal di pusat kota ini sekarang nasibnya sama kayak toko buku legend yang pernah saya bahas 3 tahun yang lalu.

Namun dibalik sunyi dan sepinya ruangan. SPG yang menunggunya cuma 2 orang. Itu juga umurnya sudah kelihatan dewasa. Tidak seperti toko-toko lain di mana SPG-nya masih cantik-cantik dan muda-muda. Saya mendapati baju yang selama ini saya cari. Yakni baju tangan panjang model raglan. Meski pun harganya cukup lumayan. Saya dan istri sepakat untuk membelinya. Beli baju raglan di Dept Store yang lampu penerangannya sedikit temaram. Mirip seperti penyelam menemukan mutiara di dasar lautan.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url